Virus Corona di Surabaya

Update Ari Puspitasari Perawat Surabaya Meninggal Positif COVID-19, Wanita Hamil Rentan Virus Corona

Ari Puspitasari perawat RS Royal Surabaya meninggal dunia karena terinfeksi COVID-19 dalam kondisi hamil. Seberapa rentan wanita hamil kena corona?

WhatsApp dan Instagram
Ari Puspitasari, perawat RS Royal Surabaya yang meninggal dalam kondisi hamil karena terinfeksi virus corona atau COVID-19. 

SURYA.co.id - Simak update tentang Ari Puspitasari perawat RS Royal Surabaya yang meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona atau COVID-19.

Perawat yang sedang hamil 4 bulan ini meninggal setelah dirujuk ke RSAL dr Ramelan, setelah beberapa hari sebelumnya dirawat di RS Royal Surabaya. 

Juru bicara penanganan Covid-19 RS Royal dr Dewa Nyoman Sutanaya mengatakan, secara keilmuan memang wanita hamil lebih rentan terpapar virus corona.

"Yang kami tahu dia sedang hamil. Tapi secara keilmuan memang orang hamil lebih rentan (terpapar Corona). Karena hamil, selama bekerja sudah ada protokol dia tidak merawat pasien di ruang isolasi," pungkas Dewa.

Tangis Pilu antar Perawat Surabaya Ari Puspitasari, Rekan Tergeletak di Lantai: Semoga Syahid

Profil Perawat RS Royal Surabaya Hamil 4 Bulan Meninggal Positif Covid-19 dan Hoax Suami Tutup Usia

5 Fakta Ari Puspitasari, Perawat RS Royal Surabaya Gugur Diduga Terjangkit COVID-19, Berstatus PDP

Pendapat ini dibenarkan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi. 

Joni menjelaskan, orang hamil memang termasuk dalam kategori yang rentan ketika terjangkit COVID-19 karena imunitas dan metabolisme yang berubah.

"Jantung, Diabetes, TBC, ketuaan, orang hamil itu betul-betul harus dijaga. Imunitas orang yang sedang hamil itu berubah. Respons terhadap virus dan penyakit juga berubah," ujar Joni.

Lantas, seberapa rentan wanita hamil terpapar virus corona?

Melansir dari Kompas dalam artikel 'Seberapa Rentan Wanita Hamil pada Virus Corona?', Centers for Disease Control and Prevention pernah merilis pernyataan resmi yaitu wanita hamil bisa lebih rentan terhadap infeksi virus pernapasan.

Infeksi itu termasuk COVID-19, karena tubuh mereka mengalami perubahan imunologis dan fisiologis.

Namun, belum ada informasi dari laporan ilmiah yang diterbitkan tentang seberapa rentan wanita hamil terhadap virus corona.

Itu karena kurangnya data tentang wanita hamil dengan COVID-19, kata pakar penyakit menular Amesh A. Adalja, MD, sarjana senior di Johns Hopkins Center for Health Security.

"Memahami arah infeksi pada wanita hamil adalah pertanyaan penelitian yang sangat penting yang perlu dijawab," kata dia.

"Wanita hamil juga harus dimasukkan dalam uji coba antivirus dan vaksin."

Dr. Adalja menyebut, kehamilan mengurangi cadangan pernapasan, yang berarti infeksi pernapasan bisa lebih buruk pada wanita hamil.

"Kami telah melihat ini dengan influenza," ujar Dr. Adalja.

Namun kekhawatiran terbesar bagi wanita hamil adalah, kemungkinan anaknya yang belum lahir berisiko terkena virus corona.

Sampai sekarang, tidak ada bukti penularan dalam rahim, kata Dr. Adalja.

Hal itu tidak berarti mustahil terjadi, namun kemungkinan besar virus tersebut akan ditularkan kepada bayi setelah lahir dari kontak dekat dengan seseorang pembawa virus.

Demikian kata Rebecca C. Brightman, MD, asisten profesor klinis kebidanan, ginekologi, dan reproduksi di The Icahn School of Medicine di Mount Sinai, yang dilansir dari Health.

Hal penting yang dapat dilakukan wanita hamil untuk melindungi diri dari virus corona adalah menghindari kontak dengan siapa pun yang memiliki gejala flu atau infeksi saluran pernapasan atas, kata Dr. Brightman.

Jika kita tidak merasa fit, tetap di rumah. Dan ketika gejala pernapasan berkembang (seperti hidung tersumbat, pilek, bersin, atau batuk), pastikan segera mengunjungi dokter.

"Setiap orang, baik yang hamil maupun tidak, harus mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan menggunakan pembersih tangan," ucap Dr. Brightman.

"Tutupi mulut dan hidung saat bersih. Gunakan lengan baju atau tisu, dan hindari menyentuh mata, hidung, serta mulut."

5 Fakta Ari Puspitasari, Perawat RS Royal Surabaya Gugur Terjangkit COVID-19

Berikut lima fakta perawat RS Royal Surabaya meninggal dunia saat hamil 4 bulan karena terpapar COVID-19.

1. Video Viral di Medsos

Awal mula kabar ini viral berasal dari salah satu video yang beredar di media sosial.

Dari video yang berdurasi kurang dari satu menita tersebut, tampak Ari Puspitasari terbaring di bed pasien.

Ia pun juga terlihat mengenakan ventilator saat sejumlah nakes berseragam APD mendorongnya menuju lift.

"Perawat RS Royal Surabaya, positif Covid-19 & kondisi hamil 4 bulan, kemungkinan selamat kecil sekali karena sudah menggunakan respirator, Mohon doa untuk ibu dan calon bayi, semoga ada muzizat dari tuhan," tulis pengunggah video.

Dari video yang sama, terdengar rekan-rekan pasien menangis saat petugas berseragam APD membawanya menuju lift.

 "Ya Allah ari, ari, ari ari," kata perekam sambil menangis. 

 Ketika perawat bernama Ari masuk ke lift, sudah ada banyak nakes melihatnya sambil menangis.

Bahkan, didurasi ke 47 detik terdapat satu nakes memakai baju hijau menangis sampai tubuhnya terjatuh lemas. 

Adapun nakes lain yang menopang nakes berbaju hijau yang menangis. Mereka juga terlihat menangis bersama sambil mengusap air matanya dengan tisu.

2. Dikonfirmasi Meninggal Dunia

Tak lama setelah video tersebut viral di media sosial, perawat RS Royal Surabaya tersebut dikabarkan meninggal dunia.

Juru bicara penanganan Covid-19 RS Royal dr Dewa Nyoman Sutanaya mengatakan, nakes tersebut menghebuskan nafas terakhir di RSAL pada pukul 10.50 WIB.

"Iya, tadi dapat informasi meninggal sekitar pukul 10.50. Kita perwakilan RS Royal sudah ke RSAL," ucap dia.

"Yang memakamkan pihak RSAL karena protokolnya kan begitu kita mendampingi saja melihat dari jauh," imbuh Dewa.

Pihak RS Royal Surabaya juga memaparkan singkat kronologi perawatnya meninggal dunia.

"Sebelumnya di sini (RS Royal),  3 hari terus dipindah RSAL 2 Hari dan pagi tadi meninggal," ucap dia.

Saat disinggung nakes tersebut tengah hamil, Dewa menjawab, nakes sedang mengandung dengan usia kandungan diperkirakan dua trimester.

3. Berstatus PDP, Hasil Swab Belum Keluar

Tak hanya itu, Dewa Nyoman juga mengatakan jika saat ini Ari masih berstatus PDP lantaran hasil swab belum keluar.

Namun, gejala yang dialami Ari mengarah ke Covid-19 sehingga statusnya PDP.

Ari Puspitasari sudah lebih dari setahun bekerja sebagai perawat di RS Royal Surabaya.

Dia bertugas di tempat layanan yang bukan untuk pasien Covid-19.

"Beliau bertugas di tempat layanan pasien biasa, bukan pasien Covid-19," jelasnya dilansir dari Kompas.comd alam artikel "Berstatus PDP, Perawat RS Royal Surabaya Meninggal dalam Kondisi Hamil".

Saat ini, sesuai protokol kesehatan, semua perawat dan dokter yang pernah memiliki riwayat kontak dengan Ari Puspitasari dilakukan tracing dan isolasi.

4. Kabar Suami juga Meninggal Hoax

Setelah meninggalnya Ari Puspitasari viral di media sosial, beredar pula kabar suaminya meninggal dunia.

Bahkan di grup WhatsApp tersebar sebuah tangkapan layar yang berisi pesan singkat, suami Ari meninggal di ruang ICU Rumah Sakit Angkatan Laut (RUMKITAL) Dr. Ramelan Surabaya atau yang biasa disebut RSAL.

Terkait hal itu, drg Aldiah Humas RSAL mengklarifikasi bahwa kabar itu salah.

"Enggak meninggal hoax (berita bohong). Tadi itu pukul 13.30, dia (suami Ari) masih mendampngi waktu jenazah dimakaman di TPU Keputih," kata Aldiah saat dihubungi, Senin (18/5/2020).

5. Kronologi Perawat RS Royal Surabaya Meninggal

Saat disinggung mengenai penyebab meninggal, Aldiah membenarkan bahwa dari hasil tes Swab PCR yang dilakukan RS Royal menunjukkan bahwa perawat RS Royal Surabaya tersebut positif terinfeksi virus corona.

"Pas tanggal 15 masuk RSAL. Hasil swab diambil di RS Royal kan jadi sudah bisa diketahui hasilnya positif," ucap dia.

Namun Aldiah mengaku tidak mengetahui pasti kapan hasil tersebut keluar. Aldiah memdiprediksi, tes Swab PCR biasanya 4-5 hari setelah pengecekan.

"Aku nggak tahu kapan keluarnya (hasil swab) tapi dirawat di RS Royal sejak 8 Mei. Kalau Swab itu kan pemeriksaan keluar 4-6 hari berarti kan bisa jadi sebelum masuk RSAL sudah keluar hasil positif itu," terang dia.

Di kesempatan itu, Aldiah menceritakan kondisi pasien saat pertama kali datang ke RSAL.

Menurut pengamatannya, perawat RS Royal Surabaya tersebut datang sudah dalam keadaan kritis.

"Sudah pakai inkubasi saat datang. Masuk RSAL sudah masuk ruangan khusus ICU Covid-19. Jadi di RSAL itu nggak masuk ruang biasa tapi sudah masuk ruang ICU Covid," ungkap dia.

Sementara saat ditanya kondisi suami perawat tersebut, Aldiah pun tidak bisa memberikan keterangan.

"Belum tahu karena bukan pasien RSAL. Kalaupun harus dites kan harus lewat tahap rapid dulu," pungkas dia.(Tony Hermawan/Putra Dewangga Candra Seta/Surya.co.id)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved