PSBB di Surabaya
Update PSBB Surabaya, Sidoarjo & Gresik, Tren Covid-19 Belum Menurun & Rencana Bakal Diperpanjang
Berikut update terbaru pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik hari ini, Sabtu 9 Mei 2020.
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
"Maka per malam ini kami belum bisa mengumumkan apakah nanti ada perpanjangan PSBB atau tidak. Tapi dari data ini, dimungkinkan (untuk perpanjangan PSBB). Tapi keputusannya akan kami koordinasikan juga dengan BNPB dan pihak terkait untuk melakukan observasi lagi di dua hari lagi ke depan," Tegasnya.
Namun ia kembali menegaskan bahwa PSBB adalah salah satu cara yang diterapkan pemerintah untuk bisa melakukan pembatasan mobilitas penduduk.
Sebab sebagaimana sering dikatakan Heru, virus corona SARS-CoV-2 ini tidak bisa bergerak dan menyebar sendiri.
Melainkan spreading terjadi mengikuti pergerakan manusia yang dijadikan sebagai inang.
Oleh sebab itu jika ingin semua keadaan kembali menjadi normal, ditegaskan Heru yang harus dilakukan masyarakat adalah patuh dan disiplin menjalankan aturan.
Untuk stay at home kecuali utnuk urusan yang sangat penting, mengenakan masker setiap keluar rumah, dan rajin cuci tangan dengan sabun serta menjaga jarak physical distancing.
3. PSBB Sidoarjo Dinilai Kurang Maksimal

Sementara itu, PSBB di Sidoarjo dinilai belum maksimal. Kendati demikian, belum ada kepastian dari pemerintah apakah akan memperpanjang atau tidak masa pembatasan sosial tersebut.
Menurut Ketua Gugus Tugas Covid-19 Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, sejauh ini pihaknya belum membahas rencana perpanjangan masa PSBB di Sidoarjo.
“Soal PSBB diperpanjang atau tidak itu nanti kita bahas bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan dua daerah lain (Surabaya – Gresik),” kata Nur Ahmad, Jumat (8/5/2020).
Ditanya tentang evaluasi dan kritik dari beberapa pihak bahwa pelaksanaan PSBB di Sidoarjo kurang maksimal. Cak Nur, panggilan Nur Ahmad, menyampaikan bahwa yang diterapkan ini PSBB alias pembatasan, bukan lockdown atau penutupan.
“Kita belum bisa menutup pasar, mal, perusahaan dan sebagainya. Kita hanya bisa membatasi aktivitas warga. Dan kita harus tetap berusaha menjaga kondisi perekonomian agar tetap berjalan. Jangan sampai pandemi selesai tapi perekonomian ambruk,” ujar Cak Nur.
Dalam penerapan PSBB, menurut Cak Nur, yang paling utama adalah kesadaran warga dan kesadaran semua pihak.
Menjaga diri untuk selalu patuh dan disiplin terhadap aturan yang ada untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Evaluasi Polresta Sidoarjo menyebut, selama PSBB ini kawasan kota terbilang lebih tertib. Yang terhitung bandel adalah warga di daerah pinggiran.