Sambang Kampung
Stop Penyebaran Covid-19, Warga Kampung Babatan Lakukan Pencegahan Sampai Produksi Masker
Untuk masker, warga pun juga memproduksi sendiri. Dimas Enggal Abdhidama, produsen masker, dalam sebulan bisa memproduksi 500 ribu pcs masker kain.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA - Warga RW 1 dan RW 2 Kelurahan Babatan Surabaya melakukan pencegahan covid-19 secara mandiri. Karena itu, sampai kini belum ada warga yag dinyatakan positif corona.
"Sejauh ini belum ada warga yang positif. Oleh karena itu kami mengantisipasi jangan sampai ada yang terinfeksi," ungkap Ketua RW 1 Babatan, Muhammad Mugiono.
"Kami menutup jalur masuk kampung untuk membatasi warga luar masuk. Pada pintu masuk kampung yang dibuka, kami juga memberikan disinfektan," katanya.
Tak ketinggalan, pihaknya juga memberikan sosialisasi kepada seluruh warga melalui masing-masing RT, melarang menerima penghuni baru (kos/kontrak) jika tidak melapor terlebih dahulu, dan sebagainya.
Untuk masker, warga pun juga memproduksi sendiri. Dimas Enggal Abdhidama, produsen masker, dalam sebulan bisa memproduksi 500 ribu pcs masker kain.
"Sebenarnya, saya mulai usaha masker jauh sebelum covid-19, yakni 20 tahun lalu. Tapi untuk kebutuhan industri dari supplier pabrik. Saya membuat masker untuk pabrik yang membutuhkan," katanya.
Melihat pandemi covid-19, ia pun berpikir untuk membuat masker kain yang bisa digunakan untuk mencegah penularan.
"Masker yang saya produksi 99 persen water resist dan terdiri dari tiga lapis. Sebagian besar, bahannya dari luar Jawa Timur," urainya.
Untuk material, ia banyak menggunakan kaus katun dan poly.
Selama pandemi covid 19, ia mengeluarkan varian terbaru dengan motif batik.
"Saya dibantu 30 pegawai aktif, pegawai harian 8 orang, serta penjahit hampir 30 orang yang mengerjakan di rumah masing-masing," katanya.
Ketua RW 2 Kelurahan Babatan, Triyanto Hadi menambahkan, usaha produksi masker dilihat sebagai peluang di tengah pandemi covid-19. Menurutnya, hal ini sudah ditangkap oleh warga.
"Usaha masker ini memang sudah ada sebelum ada virus corona. Banyak dari ibu-ibu atau warga kampung ikut menjahit daripada diam saja. Kalau dulu jualnya per dus, sekarang bisa per lembar," tandasnya.