Virus Corona di Surabaya

FAKTA Viral Perawat Positif Covid-19 Kabur ke Beji Pasuruan, Ini Klarifikasi Lengkap RSUD Dr Soetomo

Rumor seorang perawat positif COVID-19 kabur dan sempat viral di WahtsApp (WA)beberapa hari ini mendapat tanggapan dari pihak RSUD Dr Soetomo.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Iksan Fauzi
Kolase FK Unair/Istimewa
ILUSTRASI. Fakta viral perawat positif COVID-19 Kabur ke Beji Pasuruan, pihak RSUD Dr Soetomo memberi klarifikasi. 

SURYA.CO.ID| SURABAYA - Rumor seorang perawat positif COVID-19 kabur dan sempat viral di WahtsApp (WA) beberapa hari ini mendapat tanggapan dari pihak RSUD Dr Soetomo.

Status sebenarnya perempuan berjenis kelamin perempuan usia 56 tahun itu juga diungkap pihak rumah sakit milik provinsi Jatim tersebut.

Perempuan itu dikabarkan kabur ke Beji Parusuan. Kepergiannya dari kota zona merah virus corona ke Pasuruan membuat netizen menyayangkan.

Namun, setelah telanjur viral, ternyata fakta-fakta sebenarnya tentang perawat tersebut disampaikan oleh Humas RSUD Dr Soetomo.

Berikut klarifikasi rumor kaburnya perawat ke Pasuruan setelah mengetahui terpapar COVID-19.

Cerita Sedih Tim Medis Surabaya Dicacimaki & Diusir OTG Saat Diajak Isolasi, Banyak Warga Tak Sadar

CEK KESEHATAN : Seorang pria bersama sembilan orang lainnya menjalani rapid test pasca kontak erat dengan perempuan yang melarikan diri dari rumah sakit di Surabaya karena positif COVID-19.
CEK KESEHATAN : Seorang pria bersama sembilan orang lainnya menjalani rapid test pasca kontak erat dengan perempuan yang melarikan diri dari rumah sakit di Surabaya karena positif COVID-19. (surya/galih lintartika)

Kepala Humas RSUD Dr Soetomo, dr Pesta Manurung mengatakan, bahwa pasien tersebut sebelumnya tidak mengetahui bahwa memiliki hasil positif COVID-19 versi tes swab PCR.

"Jadi saya luruskan itu tidak kabur melainkan sebelumya ikut test (swab) tapi belum mengetahui hasilnya.

Lah Sabtu-Minggu dia tidak ada tugas ya di rumah (libur) dong jadi bukan hilang atau lari,"
kata dia saat dihubungi, Senin (4/5/2020).

Mengenai latar belakang, Pesta membeberkan bahwa pasien tersebut bukanlah perawat yang sehari-harinya kontak langsung dengan pasien corona.

"Pertama pasien itu tidak kabur, kedua bukan perawat jadi dia itu tenaga pembantu perawat yang tugasnya nganter makan, nganter surat-surat ya seperti asisten pembantu," ucap dia.

Sementara kabar larinya perawat tersebut ke Beji, Pasuruan, Pesta juga mengklarifikasi bahwa yang bersangkutan memang sehari-harinya tinggal di sana.

"Orang itu memang beralamat di Gedangan, Sidoarjo tapi karena di Gedangan tidak punya kerabat jadi dia bertempat tinggal di Bangil," ujarnya.

Pesta menambahkan, karena ramainya pemberitaan di media sosial, pasien tersebut sempat mendatangi Rumah Sakit Maiseto yang berlokasi di Bangil, Pasuruan.

"Jadi dia baru tau dikabarkan corona virus ya karena ada media sosial itu.

Baru mandiri ke Rumah Sakit Maiseto, Bangil," ungkapnya.

Pesta memastikan, kini asisten perawat tersebut sudah menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo. Dari hasil tracing, pihaknya menduga bisa terpapar karena setiap hari pulang-pergi Bangil ke tempat bekerja dengan menggunakan angkutan umum.

"Kemungkinan sehari-hari kan dia pulang pergi bangil itu dia naik kendaraan elf atau bison dugaan kami gitu. karena di rumah sakit dia tidak kontak dengan pasien dan tempat pelayanan dia juga tidak melayani pasien covid," kata dia.

Saat disinggung apakah di rumah sakit juga merawat suami sirinya, Pesta mengaku tidak mengetahui hal itu.

"Saya gak tahu kalau untuk suaminya," jawab dia.

Pesta menambahkan, di RSUD dr Soetomo telah menyediakan fasilitas rapid tes bagi seluruh karyawan. Hal itu dilakukan, untuk memastikan para kesehatan karyawan.

"Semua pegawai di rapid meskipun tidak ada kontak langsung pasien corona. Ini karena kan pekerja kami banyak yang tinggalnya juga di luar Surabaya ya," imbuh dia.

Si suami dievakuasi setelah seminggu bersama istri siri positif COVID-19

Proses evakuasi suami pasien positif covid-19 yang kabur dari Kecamatan Beji, Pasuruan. Pria ini sebelumnya kontak dengan istri sirinya yang lebih dulu kabur dari RSUD dr Soetomo.
Proses evakuasi suami pasien positif covid-19 yang kabur dari Kecamatan Beji, Pasuruan. Pria ini sebelumnya kontak dengan istri sirinya yang lebih dulu kabur dari RSUD dr Soetomo. (istimewa/dok.surya)

Sebelumnya, Gugus Tugas COVID-19 Kecamatan Beji mengevakuasi seorang pria yang sempat melarikan diri pasca istri sirinya dibawa kembali ke RSUD dr Soetomo Surabaya, Minggu (3/5/2020) malam.

Camat Beji Taufiqul Ghony mengatakan, pria ini menyerahkan diri setelah sempat melarikan dari rumahnya di kawasan Beji. Ia dievakuasi dari rumah kerabatnya di kawasan Gempol, Kabupaten Pasuruan.

"Yang bersangkutan kini berstatus ODP. Ia baru saja kontak erat dengan istri sirinya yang berstatus positif terpapar COVID-19. Informasinya, istri sirinya ini melarikan diri dari rumah sakit di Surabaya dan ke rumah suaminya di Beji," kata dia, Senin (4/5/2020) pagi.

Dia menjelaskan, kondisi ini sempat membuat situasi di wilayah Beji kurang kondusif. Namun, berkat kerjasama yang apik antara tim gugus tugas, instansi terkait dan masyarakat, semuanya bisa kembali normal.

"Untuk perempuan yang positif COVID-19 sudah dibawa ke rumah sakit di Surabaya, dan suaminya kami bawa kembali ke Beji. Kami minta yang bersangkutan untuk isolasi mandiri di rumah. Dan akan kami lakukan serangkaian tes, karena sudah tinggal seminggu dengan pasien positif," ungkapnya.

Menurut dia, pihaknya sudah melakukan protokol kesehatan menyikapi kondisi ini. Lingkungan sekitar rumah yang bersangkutan sudah disemprot cairan disenfiktan dan upaya - upaya lainnya. Ia berharap, pria yang menjadi suami siri perempuan asal Sidoarjo yang dirawat di Surabaya itu negatif COVID-19.

Di sisi lain, warga setempat langsung melakukan penjagaan di setiap akses jalan keluar-masuk desa. Setiap orang yang hendak memasuki desa setempat dihentikan dan ditanya keperluanya. Penutupan tak hanya dilakukan malam hari,tapi siang hari.

Rizky Wahyuni Kepala Desa Kedungringin menjelaskan, imbas dari permasalahan tersebut, masyarakat sempat dibuat tegang. Tak hanya itu puluhan karyawan pabrik di desa ini diminta untuk libur dan tidak bekerja selama 14 hari ke depan.

"Sejumlah perusahaan yang ada di sekitaran desa ini meminta karyawan yang kebetulan tinggal di dekat rumah yang baru saja ditinggali pasien positif COVID-19 untuk tidak masuk kerja. Untuk sementara mereka dirumahkan," pungkas dia.

Jalani rapid test

Ilustrasi petugas medis mengambil sampel darah saat melakukan rapid test covid-19.
Ilustrasi petugas medis mengambil sampel darah saat melakukan rapid test covid-19. (surya.co.id/ahmad zaimul haq)

Gugus Tugas COVID-19 Kecamatan Beji akhirnya melakukan rapid test untuk seorang pria yang baru saja kontak erat dengan istri sirinya, Senin (4/5/2020) pagi.

Camat Beji Taufiqul Ghony mengatakan, bersama Forpimka dan Gugus Tugas COVID-19 Kecamatan Beji, pihaknya memeriksa kesehatan pria yang baru saja dievakuasi tadi malam di Gempol.

"Kami tes. Insyallah hasilnya akan keluar dalam beberapa jam lagi. Tadi, yang bersangkutan sudah kami lakukan rapid test," kata Camat Beji.

Dia menjelaskan, dalam pemeriksaan rapid test kali ini, ada 10 orang yang sebelumnya juga kontak dengan perempuan yang positif COVID-19 dan lari dari rumah sakit di Surabaya.

"10 orang, di dalamnya ada suami siri perempuan yang sudah dibawa kembali ke Surabaya setelah sempat melarikan diri. Lainnya keluarga dan kerabat yang bersangkutan," jelas dia.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved