Virus Corona di Sidoarjo

SMK Telkom Sidoarjo Adakan MonSlay menggantikan Upacara Rutin via Live IG

Monday Slay ini sebagai pengganti upacara bendera yang biasanya dilaksanakan di sekolah yang beralamat di Jalan Raya Pecantingan Sidoarjo

Penulis: M Taufik | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/m taufik
SMK Telkom Sidoarjo 

SURYA.co.id | SIDOARJO - SMK Telkom Sidoarjo meluncurkan program inovatif untuk melaksanakan pembelajaran di tengah pandemi. Setelah sukses dengan program Skomda Talk dan Digital Talent, kali ini ada program terbaru dengan istilah Monday Slay.

Monday Slay ini sebagai pengganti upacara bendera yang biasanya dilaksanakan di sekolah yang beralamat di Jalan Raya Pecantingan Sidoarjo setiap hari Senin, melalui media Instagram Live.

“Monday Slay ini hadir untuk memberikan feels seperti upacara online, agar anak-anak tidak bosan dengan rutinitas pembelajaran dan terus mengingat nilai-nilai SKOMDA,” ungkap wakil kepala bidang Kurikulum SMK Telkom Sidoarjo.

Ungkapan Slay ini berasal dari bahasa Inggris yaitu kata yang diucapkan kepada orang yang telah melakukan sesuatu dengan luar biasa.

“Penggunaan kata slay ini diharapkan bisa memotivasi anak-anak agar mereka bisa menaklukan hari Senin dengan semangat baru,” imbuhnya.

Pembelajaran daring sebenarnya bukan hal yang baru bagi SMK yang fokus mencetak talenta digital ini, karena meskipun dengan tatap muka, SMK Telkom Sidoarjo memang sudah terbiasa menggunakan beberapa aplikasi pembelajaran.

“Anak-anak di rumah tidak sekedar butuh pembelajaran, tetapi juga butuh seseorang yang bisa memotivasi mereka,” ungkap Rahmat, narasumber Monday Slay yang juga menjabat sebagai Kepala SMK Telkom Sidoarjo.

“Hari ini saya ingin memotivasi anak-anak, karena juga bertepatan dengan hari pertama kelas Design Thinking. Saya berharap dengan adanya upacara online ini, bisa memotivasi anak-anak untuk selalu produktif, tidak berhenti berpikir, dan melakukan hal positif,” harapnya.

Pogram ini juga mendapat respon positif dari peserta didik. “Monday Slay berhasil mengobati rindu saya akan upacara bendera, karena pada awal pembukaan ada pemutaran lagu Indonesia Raya, kemudian ada protokol, dan juga ada amanat pembina upacara yaitu Pak Rahmat yang berhasil membuat saya termotivasi untuk belajar lebih baik lagi,” ungkap Dheva Ibra, peserta didik asal Kota Malang.

Sependapat dengan Dheva, Erwin Eka, peserta didik asal Nganjuk, mengatakan, program Monday Slay sangat menarik, karena banyak motivasi, support, dan dorongan yang diberikan oleh Pak Rahmat.

"Saya paling suka dengan ungkapan Pak Rahmat, kita harus ciptakan inovasi terbaru sekecil apapun itu," sebutnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved