Virus Corona di Gresik
Cerita Haru Keluarga Asal Gresik Setelah Kena PHK Akibat Covid-19, Anaknya Tak Bisa Kuliah
Yayuk bercerita, suaminya sudah tidak bekerja pada Kamis (2/4/2020) lalu. Suaminya, Agus pulang ke rumah. Ia menjadi korban PHK akibat Covid-19
Penulis: Willy Abraham | Editor: Fatkhul Alami
SURYA.co.id | GRESIK - Ny Yayuk Ernawati, perempuan berusia 47 tahun terpaksa bekerja serabutan. Warga Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik ini sudah dua pekan lebih menekuni profesi barunya ini.
Selama ini, wanita yang kerap disapa Yayuk hanyalah seorang ibu rumah tangga. Dia merawat anaknya Fira Alifia Putri (18) yang masih duduk di bangku kelas XII SMA dan Ibunya, Suparti (74) yang sedang sakit di rumah.
Istri dari Agus Sarjiato (47) ini bekerja melipat kantong plastik milik sebuah perusahaan kantong plastik. Dia terpaksa menawarkan diri kepada temannya yang lebih dahulu menekuni profesi ini.
Melipat kantong plastik dari dalam rumah. Membuat dapur rumahnya tetap mengepul.
Duduk bersila di dalam rumah, kantong plastik itu dimasukkannya ke dalam bungkus. Kemudian di tata di samping tembok.
Bersama suami dan anaknya, dalam sehari dia bisa menyelesaikan delapan glangsing berisi kantong plastik yang akan segera dikirim itu.
"Kantong plastik yang sudah dilipat, dikumpulkan dimasukkan ke glangsing. satu glangsing dihargai Rp 3 ribu rupiah," kata Yayuk, Minggu (19/4/2020).
Jika dikalkulasi, dalam sehari Yayuk mampu mendapat pundi-pundi rupiah sebesar Rp 24 ribu.
Kepada Surya.co.id, Yayuk bercerita, bahwa suaminya sudah tidak lagi bekerja pada Kamis (2/4/2020) siang lalu. Suaminya, Agus pulang ke rumah. Ia menjadi korban PHK akibat Covid-19.
Tidak seperti biasanya, pria yang menikah dengannya kurang lebih 20 tahun itu pulang siang hari. Ternyata, kepulangannya ke rumah dari tempat kerjanya di sebuah pabrik kayu yang ada di Desa Bambe menjadi hari terakhir bekerja.
"Agenda ekspor pabrik kayu dibatalkan semua, pekerja di PHK karena pandemi Covid-19. Suami saya pulang tanpa pesangon karena statusnya outsourching," cerita Yayuk.
Dia berusaha berdamai dengan keadaan. Suaminya berada di rumah tidak lagi memiliki pekerjaan. Usai bekerja di pabrik kayu selama 12 tahun.
Putrinya juga demikian. Karena sekolah diliburkan dan Ujian Nasional (UN) ditiadakan. Sementara ibunya, Suparti hanya bisa terbaring di tempat tidur karena sakit yang diderita.
"Suami saya kalau hari Minggu. Biasanya membantu saudara bekerja sebagai kuli bangunan," terang Yayuk penuh sedih.
Apapun pekerjaan dilakukan untuk bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19. Suaranya mulai lirih, saat anak tunggalnya harus memendam cita-cita melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah.