FAKTA Lengkap Puasa Sunnah Bulan Sya'ban April 2020, Bolehkah Berpuasa Setelah Malam Nisfu Sya'ban?

Berikut rangkuman fakta lengkap tentang puasa sunnah di bulan Sya'ban April 2020, atau disebut juga dengan puasa Ayyamul Bidh.

Pictsart
Ilustrasi Puasa Say'ban April 2020 

SURYA.co.id - Simak rangkuman fakta lengkap tentang puasa sunnah di bulan Sya'ban atau disebut juga dengan puasa Ayyamul Bidh.

Menurut kalender Hijriah, puasa Ayyamul Bidh jatuh pada tanggal 13,14 dan 15 Syaban 1441 H.

Jadwal puasa Ayyamul Bidh bulan April 2020 bertepatan dengan tanggal tanggal 7, 8, dan 9 April 2020.

Itu berarti hari ini, Kamis (9/4/2020) merupakan hari terakhir puasa Ayyamul Bidh di bulan Sya'ban.

Namun, ada pertanyaan apakah masih boleh berpuasa setelah malam Nisfu Sya'ban, seperti pada hari ke-16 bulan Sya'ban dan seterusnya.

Berikut rangkuman fakta lengkap puasa sunnah di bulan Sya'ban atau Ayyamul Bidh.

1. Keuatamaan dan manfaat

Puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa tiga hari di pertengahan bulan yang memiliki keutamaan luar biasa.

Melaksanakan puasa Ayyamul Bidh ini nilai amalannya sama dengan melaksanakan puasa sepanjang tahun.

Ayyamul bidh adalah bentuk jamak dari al-yaum yang berarti hari, sedangkan bidh artinya putih.

Yang berarti hari-hari putih dimana pada tanggal tersebut terjadi bulan purnama dengan sinar warna putih.

Seperti dijelaskan dalam hadits berikut:

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR Bukhari nomor 1979).

Adapun anjuran untuk melaksanakan puasa putih adalah sebagai berikut:

Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi nomor 761 dan An Nasai no. 2425. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa haditsnya hasan).

Berikut niat puasa sunnah Ayyamul Bidh:

نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma Ayyami Bidh Sunnatan Lillahi Ta'ala.

“Saya niat puasa pada hari-hari putih, sunnah karena Allah ta’ala.”

Manfaat Puasa Sunnah Ayyamul Bidh :

- Menghidupkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

- Melakukan puasa tiga hari setiap bulannya seperti melakukan puasa sepanjang tahun karena pahala satu kebaikan adalah sepuluh kebaikan semisal.

Berarti puasa tiga hari setiap bulan sama dengan puasa sebanyak tiga puluh hari setiap bulan.
Jadi seolah-olah ia berpuasa sepanjang tahun.

- Memberi istirahat pada anggota badan setiap bulannya.

2. Tata Cara Menunaikan Puasa Ayyamul Bidh

Niat puasa putih boleh dilakukan setelah terbit fajar asalkan belum makan, minum dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa lainnya.

Berbeda dengan puasa wajib yang harus melakukan niat sebelum terbit fajar.

Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah ketika bersama suaminya, terkecuali sudah mendapat izin dari sang suami.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:

"Janganlah seorang wanita berpuasa sunnah sedang suaminya ada, kecuali dengan seizinnya."

Puasa Ayyamul Bidh lebih dianjurkan ketika tidak bepergian.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai nomor 2347. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Puasa Ayyamul Bidh jugs tidak dilaksanakan di tanggal 13 Dzulhijah

13 Dzulhijah merupakan bagian dari hari tasyriq, sehingga tidak dianjurkan untuk melaksanakan puasa putih.

3. Bacaan niat puasa

Melansir Banjarmasin Pos berjudul "Jadwal Puasa Ayyamul Bidh, Bisa Digabung dengan Puasa Nisfu Syaban 2019", Berikut niat puasa sunnah di bulan Sya'ban:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Sya‘bana lillâhi ta‘ala

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Sya‘ban esok hari karena Allah SWT.”

Bagi yang lupa melafalkan niat sebelum fajar, diperbolehkan melafalkan niat saat pagi atau siang hari.

Dalam puasa sunnah, niat boleh dilakukan siang hari selagi belum makan, minum, dan melakukan hal yang bisa membatalkan puasa.

Berikut niat puasa sunnah sya'ban di siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnati Sya‘bana lillahi ta'ala.

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Sya‘ban hari ini karena Allah SWT.”

4. Bolehkan berpuasa setelah malam Nisfu Sy'ban?

Muncul pertanyaan apakah masih boleh berpuasa setelah malam Nisfu Sya'ban, seperti pada hari ke-16 bulan Sya'ban dan seterusnya.

Terkait persoalan ini, ulama berbeda pendapat karena ada satu hadis yang melarang puasa setelah Nisfu Sya’ban.

Seperti dilansir dari Tribunnews Wiki dalam artikel 'Malam Nisfu Sya'ban Jatuh Pada 8 April 2020, Bagaimana Hukum Berpuasa Setelah Malam Nisfu Sya'ban?'

Dalam riwayat al-Bukhari, Nabi juga melarang puasa dua atau tiga hari sebelum Ramadhan.

Syekh Wahbab al-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu menjelaskan:

قال الشافعية: يحرم صوم النصف الأخير من شعبان الذي منه يوم الشك، إلا لورد بأن اعتاد صوم الدهر أو صوم يوم وفطر يوم أو صوم يوم معين كالا ثنين فصادف ما بعد النصف أو نذر مستقر في ذمته أو قضاء لنفل أو فرض، أو كفارة، أو وصل صوم ما بعد النصف بما قبله ولو بيوم النص. ودليلهم حديث: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا، ولم يأخذبه الحنابلة وغيرهم لضعف الحديث في رأي أحمد

“Ulama mazhab Syafi’i mengatakan, puasa setelah nisfu Sya’ban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahar, puasa daud, puasa senin-kamis, puasa nadzar, puasa qadha’, baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah nisfu Sya’ban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari nisfu Sya’ban. Dalil mereka adalah hadis, ‘Apabila telah melewati nisfu Sya’ban janganlah kalian puasa’. Hadis ini tidak digunakan oleh ulama mazhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad dhaif.”

Banyak ulama yang melarang berpuasa setelah nisfu Sya'ban, karena dianggap sebagai hari Syak (ragu) sebab bulan Rmadan akan tiba.

Hal ini karena dikhawatirkan orang yang puasa setelah nisfu Sya'ban tidak sadar ketika bulan Ramadan telah tiba.

Ada pula ulama yang mengatakan, puasa setelah nisfu Sya'ban dilarang agar umat muslim dapat menyiapkan tenaga dan kekuatan untuk berpuasa di bulan Ramadan.

Meski demikian, ulama dari mazhab Syafi’i pun tetap membolehkan puasa sunnah bagi orang yang terbiasa mengerjakannya.

Seperti mengerjakan puasa senin dan kamis, puasa ayyamul bidh, puasa nadzar, puasa qadha, ataupun orang yang sudah terbiasa mengerjakan puasa dahar.

Sementara menurut ulama lain, khususnya selain mazhab Syafi’i, hadis di atas dianggap lemah dan termasuk hadis munkar, karena ada perawi hadisnya yang bermasalah.

Dengan demikian, sebagian ulama tidak melarang puasa setelah nisfhu Sya’ban selama dia mengetahui kapan masuknya awal Ramadhan.

Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fathul Bari mengatakan:

وقال جمهور العلماء يجوز الصوم تطوعا بعد النصف من شعبان وضعفوا الحديث الوارد فيه وقال أحمد وبن معين إنه منكر
“Mayoritas ulama membolehkan puasa sunnah setelah nisfu Sya’ban dan mereka melemahkan hadis larangan puasa setelah nishfu Syaban. Imam Ahmad dan Ibnu Ma’in mengatakan hadis tersebut munkar”

Dengan demikian, ulama berbeda pendapat terkait hukum puasa sunnah mutlak setelah nisfu Sya’ban, karena mereka berpeda pendapat dalam memahami dan munghukumi hadis larangan puasa setelah nisfu Sya’ban.

Akan tetapi, pada sisi lain, mereka sepakat akan kebolehan puasa sunnah bagi orang yang sudah terbiasa melakukannya, seperti puasa senin kamis, puasa daud, puasa dahar, dan lain-lain.

Dibolehkan juga puasa bagi orang yang ingin membayar kafarah, qadha puasa, dan orang yang ingin melanjutkan puasa setelah puasa nisfu Sya’ban.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved