Virus Corona

Virus Corona di Kapal Induk AS & 4.000 Awak Sulit Dikarantina, Kapten: Kami Tak Mau Mati Seperti Ini

Kabar virus corona ( COVID-19) sudah menyerang 100 awak kapal induk AS (Amerika Serikat) diberitakan oleh San Francisco Chronicle.

Editor: Iksan Fauzi
Kolase Reuters/Al Arabiya/Shutterstock
Kapal Induk USS Theodore Roosevelt saat dikirim ke Teluk Persia untuk mengawasi kemungkinan Iran mengirimkan senjata ke Yaman. 

SURYA.co.id | WASHINGTON DC - Kabar virus corona ( COVID-19) sudah menyerang 100 awak kapal induk AS (Amerika Serikat) diberitakan oleh San Francisco Chronicle. 

Kepada Reuters, juru bicara Angkatan Laut AS menyatakan mereka bergerak cepat untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kru kapal.

Padahal di kapal induk Theodore Roosevelt tersebut terdapat 4.000 awak kapal yang kini terancam ikut tertular COVID-19.

Mengetahui awak kapalnya terinfeksi COVID-19. Kapten kapal induk Theodore Roosevelt, Komandan Brett Crozier melayangkan permintaan bantuan darurat kepada Pentagon.

Kapten Crozier tak ingin para pelautnya tewas karena virus tersebut karena saat ini tidak dalam keadaan perang.

Saat ini, kapal kelas Nimitz itu tengah berlabuh di Guam. 

"Kami tidak sedang berada dalam perang.

Para pelaut kami tak harus mati seperti ini," ujar Kapten Crozier dalam suratnya kepada Pentagon.

Dilansir BBC Selasa (31/3/2020), Kapten Crozier merekomendasikan agar mayoritas dari 4.000 awak kapal induk Theodore Roosevelt dikarantina atau diisolasi.

Namun dalam suratnya, Crozier menerangkan dengan hampir kru tinggal di ruangan sempit, mengisolasi mereka yang sakit menjadi mustahil.

Di surat bertanggal 30 Maret, dia menerangkan bahwa wabah virus corona di kapalnya "tengah berlangsung dan mengalami peningkatan".

Dia mengatakan bahwa aksi cepat harus dilakukan, yakni mengeluarkan mayoritas awak dari kapal Theodore Roosevelt, dan mengarantina mereka selama dua pekan.

Tidak dijelaskan berapa banyak kru yang terpapar.

Di Negeri "Uncle Sam", korban meninggal mencapai 4.055, dengan mereka yang terinfeksi wabah bernama COVID-19 ini mendekati 190.000 kasus.

Berdasarkan data yang dipaparkan Universitas John Hopkins, AS menjadi negara dengan angka infeksi tertinggi di dunia.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved