Sambang Kampung
Oleh-oleh Khas Lawang Seketeng Surabaya, Mulai dari Sirup Sehat sampai Merchandise
"Sejak dulu, jamu banyak dibuat oleh masyarakat. Minuman sehat ini merupakan kearifan lokal yang sudah ada melalui turun temurun," ungkapnya.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA - Jika mampir ke Kampung Lawang Seketeng RW 15 di Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, kota Surabaya, tak ada salahnya membawa oleh-oleh khas kawasan heritage ini.
Salah satunya sirup sehat yang diproduksi oleh Eluk Chafidah, warga RT 4 RW 15 Kampung Lawang Seketeng. Beberapa yang ia produksi yakni sirup temulawak, sirup kunyit asam, dan sirup jahe.
"Saya mulai memproduksi sejak sekitar empat bulan yang lalu, sengaja untuk mempersiapkan kampung sebagai kampung wisata. Saya juga sering menerima pesanan nasi kotak, kue kering, dan sebagainya," kata Eluk ditemui di kampungnya, Rabu (25/3/2029).
Ditanya lebih lanjut, ia mengatakan, produk sirup dirasa lebih unik karena jarang ditemukan di tempat-tempat lainnya.
"Sirup bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama. Di samping itu, jarang ada tempat yang mengemas minuman sehat dalam bentuk sirup. Kebanyakan langsung diminum," Eluk mengatakan
Tanpa disimpan dalam lemari es, produknya bisa tahan bahkan lebih dari satu bulan. Meski demikian, Eluk menjamin produknya tidak memakai pemanis dan pengental buatan.
"Di pasaran, banyak sirup yang pakai bahan pengental sehingga gulanya sedikit. Sementara saya tidak, jadi benar-benar asli. Selain itu juga tanpa pengawet namun tetap tahan lama," urainya.
Oleh karena itu ia membutuhkan waktu yang lama, bisa sampai lima jam. Mulai dari pengupasan sampai sirup dingin dan siap dikemas.
"Sebelum diolah, bahan-bahan dikupas terlebih dahulu, seperti jahe, kunyit, temulawak, dan lain-lain. Setelah itu dikukus sebentar agar lebih mudah ketika diiris," Eluk mengatakan.
Sehabis itu, direbus sampai mendidih. Di sisi lain, rebus gula putih dan gula batu juga sampai mendidih. Baru campurkan keduanya dan rebus sampai aromanya keluar.
"Tunggu sampai dingin. Kalau sudah baru dimasukkan ke dalam botol. Saya pakai yang ukurannya 350 mili liter. Perbotol saya patok harga Rp 20 ribu," katanya.
Disajikan hangat atau dengan es, menurut Eluk, sama-sama nikmat. Tinggal disesuaikan selera masing-masing.
"Saya pilih tiga minuman ini karena paling banyak dicari dan disuka oleh pembeli. Kalau beli jamu, yang dicari ya tiga ini," Eluk mengungkapkan.
Tommy Priyo Pratomo, pecinta budaya dan sejarah Surabaya menganggap, selain memperkaya potensi kampung, produksi sirup Eluk juga sebagai bentuk melestarikan kearifan lokal.
"Sejak dulu, jamu banyak dibuat oleh masyarakat. Minuman sehat ini merupakan kearifan lokal yang sudah ada melalui turun temurun," ungkapnya.
Sirup produksi Eluk, lanjut Tommy, merupakan inovasi untuk menyajikan jamu dalam kemasan yang lebih kekinian.
"Jamu kadang orang nggak suka. Nah, sirup ini saya rasa lebih milenial. Kawasan ini juga melestarikan kearifan lokal melalui minuman herbalnya," tutur Tommy.
Tidak hanya sirup sehat, Kampung Lawang Seketeng juga menyediakan oleh-olehnya yang khas berupa tas dan kaus. Nantinya, produk yang dimunculkan akan lebih variatif.
"Ini masih proses untuk produksi mug, gantungan kunci, topi, dan lain-lain. Harapannya banyaknya oleh-oleh membuat wisatawan lebih tertarik untuk datang dan melihat kampung," kata Lenny Poerwaningsih, humas kelompok sadar wisata (pokdarwis) Kampung Lawang Seketeng.
Malyasail, warga Wonokromo Surabaya, menyambut baik beragam oleh-oleh yang dihadirkan di Kampung Lawang Seketeng.
"Ini pertama kali saya datang ke kampung. Ternyata, di sini punya potensi yang sangat baik karena memiliki berbagai objek sejarah yang perlu dipelajari lebih dalam," katanya saat mendatangi Kampung Seketeng Surabaya.
Berbagai minuman dan souvernir, lanjutnya, menambah kekayaan potensi kampung. Hal ini juga dapat mendorong keberlangsungan ekonomi warga.
"Menurut saya memang penting kampung wisata memiliki oleh-oleh yang khas. Selain bisa meningkatkan pendapatan warga, juga dapat memperkenalkan kampung dalam skala lebih luas," tandasnya.