BERITA SURABAYA Hari Ini Populer Suami di Tuban Jual Istri via Twitter & UNESA Sidang Skripsi Online
Sang istri yang menjadi korban suaminya sendiri dalam bisnis prostitusi, dipaksa layani 3 hingga 4 pria sekaligus.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id - Berikut kumpulan berita Surabaya hari ini populer Sabtu, 21 Maret 2020.
Berita Surabaya hari ini populer dimulai dari update suami di Tuban, Jawa Timur jual istri karena alasan ekonomi dan fantasi.
Kemudian dilanjut penyebar hoax virus corona di RSUD Dr Soetomo ditangkap, meminta maaf kepada keluarga
Terakhir berita soal UNESA gelar sidang skripsi online.
Berikut selengkapnya berita Surabaya hari ini populer:
1. Mirip Video Viral Vina Garut, Suami Jual Istri Lawan 4 Pria di Ranjang, Ini Kronologi & Fakta Baru

Terungkap sejumlah fakta baru kasus suami jual istri di sebuah hotel di Tuban, Jawa Timur (Jatim).
Sang istri yang menjadi korban suaminya sendiri dalam bisnis prostitusi, dipaksa layani 3 hingga 4 pria sekaligus di atas ranjang.
Adegan mirip video Vina Garut yang viral beberapa waktu lalu, membuat polisi turun tangan.
Berikut ini pengakuan lengkap sang suami kepada polisi setelah ditangkap dan dijebloskan ke penjara.
AEM, sopir truk berusia 28 tahun asal Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mengaku menyesal usai ditangkap polisi di sebuah hotel di Tuban karena menjual istrinya kepada pria hidung belang.
Tak tanggung-tanggung, bahkan dia meminta istrinya untuk melakukan hubungan tidak wajar dengan tiga sampai empat orang pria.
Kepada petugas kepolisian, AEM yang sudah dua tahun menikah dengan istrinya mengaku terkendala masalah ekonomi.
Ia mengaku terpaksa melakukan perbuatan bejat tersebut.
"Alasannya ekonomi, selain itu juga berfantasi karena sering nonton film biru.
Kita tangkap Selasa (17/3/2020) kemarin," kata Kapolres Tuban, AKBP Ruruh Wicaksono saat ungkap kasus, Jumat (20/3/2020).
Dalam aksinya, AEM menjajakan istrinya via Twitter.
"Akun twitter resmi dikendalikan oleh suaminya sendiri, deal booking langsung eksekusi di hotel melakukan hubungan badan bersama.
Untuk istri maupun pria yang berada di kamar hotel statusnya dijadikan saksi," beber Kapolres.
Perwira menengah itu menjelaskan, pria yang bekerja sebagai sopir truk itu sudah menjual istrinya sekitar setahun.
Dalam kurun waktu itu, ia telah sembilan kali melakukan transaksi di sejumlah kota besar, di antaranya dua kali di Tuban.
Sedangkan untuk tarifnya, per orang Rp 1,5 juta, jika melakukan hubungan tidak wajar dengan tiga sampai empat orang maka tinggal dikalikan, bisa sampai Rp 6 juta.
"Pengakuannya bisa mengantongi Rp 4 juta setelah selesai menjual istrinya.
Itu bersih karena hotel sudah terbayar (oleh pelanggan).
Jualnya via twitter yang dioperasikan AEM," pungkasnya.
Sementara itu, AEM mengaku menyesal atas perbuatannya yang telah menjual istrinya.
Dia juga mengungkap, pertama saat istri akan dijual sempat menolak, tapi setelah didesak terus akhirnya menerima.
Ditambahkannya, kasus jual istri ini dilakukan atas kesepakatan, jadi tidak sepihak.
"Ini atas dasar bersama, uangnya saya kasihkan ke istri," ucapnya tertunduk malu.
Akibat perbuatannya, pelaku dijerat UU ITE dan pasal 296 KUHP dan pasal 506 KUHP, ancaman pidana enam tahun penjara.
Adapun beberapa barang bukti yang diamankan yaitu, dua handphone, sprei, handuk, uang tunai Rp 2 juta, alat kontrasepsi, buku nikah, kartu ATM dan sejumlah barang bukti lainnya.
2. PENYEBAR Hoaks Pasien COVID-19 yang Viral di WhatsApp di RSUD Dr Soetomo Ditangkap, Faktanya Ini
Seorang laki-laki sebagai penyebar kabar hoaks pasien positif COVID-19 ( virus corona) di RSUD Dr Soetomo ditangkap.
Kabar hoaks tersebut sempat viral di WhatsApp (WA) dan menyalahi aturan dari RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Setelah penangkapan terhadap pelaku, motifnya pun terungkap.
Penangkapan penyebar hoaks pasien positif COVID-19 itu disampaikan oleh Direktur Utama RSUD Dr Soetomo Joni Wahyuadi, Kamis (19/3/2020).
Ia mengatakan bahwa penyebar foto permintaan pemeriksaan laboratorium pasien PDP COVID-19 di RSUD Dr Soetomo yang viral beberapa hari lalu sudah berhasil diketahui.
Oknum tersebut sudah ditemukan dengan keluarga dan diminta untuk meminta maaf karena sudah menyalahi aturan karena mengekspos data diri pasien yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
“Kami sudah mempertemukan dengan keluarga pasien dengan yang meng-upload ya.
Yang bersangkutan sudah meminta maaf ke keluarga pasien,” kata Joni saat diwawancara di Grahadi, Kamis (19/3/2020).
Saat dimintai keterangan, motif oknum tersebut mengatakan melakukan hal tersebut tanpa ada unsur kesengajaan.
Melainkan hanya karena ketakutan atau panik terhadap wabah virus corona yang kini tengah mewabah.
Meski sudah diselesaikan secara kekeluargaan, dikatakan Joni bahwa proses hukum tetap berlaku.
Oknum tersebut akan tetap dikenai sanksi sesuai dengan aturan yang belaku.
“Sanksi harus ada.
Tetap berjalan.
Tapi bukan orang dari RSUD Dr Soetomo,” kata Joni.
Sebagaimana sempat viral di WhatsApp (WA), data diri seorang pasien dari RSUD Dr Soetomo PDP COVID-19 menyebar dan diisukan sebagai pasien positif COVID-19.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, pasien tersebut ialah laki-laki berusia 55 tahun.
Dia melakukan pemeriksaan secara mandiri dengan datang sendiri ke RSUD Dr. Soetomo pukul 20.35 WIB, Senin, 16 Maret 2020.
Pada foto yang beredar tersebut, tertulis diagnosa pasien ialah COVID-19 dan gagal nafas.
Saat itu pasien dinyatakan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) dan dirawat di ruang isolasi.
Panduan cek COVID-19 secara mandiri
Sementara itu, masyarakat Jawa Timur kini tak perlu berdesak-desakan ke rumah sakit untuk mendeteksi awal infeksi virus corona (Covid-19).
Ini dimungkinkan setelah Pemprov Jatim meluncurkan Self Check Up Covid-19 (Cek Mandiri Covid-19) bagi warga Jawa Timur untuk bisa melakukan cek secara mandiri kondisi mereka yang terkait covid-19.
Cek kondisi diri melalui media digital yaitu website diharapkan bisa memberikan opsi bagi masyarakat untuk tidak langsung melakukan cek ke rumah sakit melainkan terlebih dahulu mengecek kondisi diri secara mandiri.
Website self check up covid-19 bisa diakses di checkupcovid19.jatimprov.go.id .
Dengan masuk ke situs tersebut, pengunjung akan diberikan sejumlah pertanyaan.
Misalnya apakah mengalami gejala sakit sesak nafas, demam, batuk, lalu ada riwayat pergi ke luar negeri atau daerah terjangkit, kemudian juga ditanyai apakah pernah berkontak dengan orang yang dinyatakan positif covid-19 sebelumnya dan seterusnya.
Website tersebut akan menyediakan pertanyaan dengan jawaban ya / tidak.
Yang kemudian akan memberikan kesimpulan orang tersebut butuh memeriksakan diri ke rumah sakit segera, atau hanya menunjukkan indikasi penyakit atau virus non covid lengkap dengan anjuran yang harus dilakukan.
“Harapannya masyarakat tidak akan gupuh untuk segera periksa ke rumah sakit dan melakukan cek. Karena terkadang karena panik ada gejala sedikit langsung ke rumah sakit sehingga ada potensi antrian yang berkepanjangan,” kata Khofifah, dalam peluncuran di Grahadi, Rabu (18/3/2020) malam.
Padahal jika tahu bahwa gejala yang dirasakan ternyata bisa jadi hanya flu biasa atau tidak memiliki indikasi covid-19 orang tersebut tidak perlu melakukan cek swab maupun tes covid-19 di rumah sakit.
Dan orang tersebut akan jauh lebih bisa menenangkan diri dan tidak panik.
Selain itu website yang menyediakan cek mandiri covid-19 ini juga akan memudahkan misalnya ada orang yang dari questioner yang ada menunjukkan indikasi risiko tinggi terpapar coronavirus, maka disarakan untuk segera merujuk ke rumah sakit rujukan terdekat.
Serta juga disediakan informasi call center.
“Call center ini bisa diakses di 1500117. Ada dua opsi jalur yang kita sediakan di call center itu yaitu pertama untuk covid-19 dan kedua untuk kebencanaan. Disana akan ada petugas yang rinci memberikan informasi apa yang harus dilakukan kemana harus pergi, dimana rumah sakit rujukan terdekat dan seterusnya,” tegas Khofifah.
Layanan cek mandiri ini menjadi yang pertama di Indonesia.
Yang bahkan tidak hanya bisa diakses oleh warga Jawa Timur melainkan juga bisa diakses seluruh warga Indonesia maupun global. Selain itu format website juga sengaja dipilih agar masyarakat lebih mudah mengakses tanpa harus mengurangi kapasitas memori dalam handphone.
Lihat video panduannya:
8 Pasien Positif
Jumlah penderita virus corona (Covid-19) di Jawa TImur bertambah menjadi delapan orang, satu di antaranya meninggal dunia.
Kabar ini diungkapkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Rabu (18/3/2020).
Ini berarti bertambah dua orang dari informasi yang diungkapkan Khofifah, Rabu (18/3/2020) malam.
“Saya sampaikan up date nya per hari ini jumlah ODP ada sebanyak 29 orang, sedangkan yang PDP ada 11 orang. Sedangkan hasil swap positif seperti yang saya sampaikan kemarin ada 6 yang diperiksa di TDC Unair, lalu ada lagi 2 positif yang diperiksa di Litbangkes Kemenkes,” kata Khofifah.
Untuk enam pasien yang terindikasi positif seluruhnya ditegaskan Khofifah kini dirawat di ruang isolasi di rumah sakit di Surabaya sebagai PDP. Sedangkan dua yang lain dirawat di Rumah Sakit di Malang.
Akan tetapi dari dua pasien yang sudah dinyatakan positif covid-19 di Malang, satu diantaranya meninggal dunia.
Pasien positif corona tersebut meninggal sebelum hasil laboratorium dikeluarkan.
Pasien meninggal tersebut memiliki penyakit penyerta diabetes melitus dan juga jantung.
Namun setelah pasien tersebut meninggal di rumah sakit Kabupaten Malang, hasil laboratorium Balitbangkes Kemenkes baru keluar.
“Dari pasien positif covid-19 yang meninggal satu orang di Malang,” kata Khofifah.
Sejak diumumkan adanya pasien yang positif covid-19 ditegaskan Khofifah bahwa tim gabungan sudah melakukan tracing menjangkau mereka ditentukan sebagai orang berisiko karena melakukan kontak langsung dengan pasien positif covid-19.
“Ada sebanyak 30 orang dari tim reaksi cepat Dinas Kesehatan ditambang dengan 1.600 orang dari Dinas Sosial dan dibantu juga dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat supaya bisa menjangkau orang berisiko untuk kita lakukan isolasi,” tegas Khofifah
Menurut Khofifah tracing dilakukan per hari ini.
Pihaknya juga sudah mengirimkan surat edaran ke puskesmas, puskesmas pembantu, ponkesdes, dan juga polindes untuk membuat posko agar masyarakat bisa mudah mendapatkan konfirmasi jika mereka ingin mendapatkan informasi kondisi mereka misalnya batuk, flu atau demam.
“Yang ingin kami tegaskan, isolasi bukan alinasi. Isolasi diri bukan artinya mereka diasingkan. Tapi dalam konteks supaya mereka bisa diobservasi minimal 14 hari masa inkubasi covid-19,” tegas Khofifah.
Sebelumnya, Khofifah mengungkapkan, dari 6 orang yang dinyatakan positif covid-19 ada beberapa kasus.
Mulai dari ada riwayat yang berkontak dengan pasien yang sebelumnya sudah dinyatakan positif covid-19 dan ada pula yang sebenarnya merasa sehat lalu karena pulang dari ibadah umroh maka merasa harus memeriksakan diri dan ternyata dinyatakan positif.
“Mereka yang sudah dinyatakan positif tetap dirawat di rumah sakit di Surabaya karena memang sudah memiliki ruang isolasi,” kata Khofifah.
3. Unesa Gelar Sidang Skripsi Online, Mengaku Grogi, Achmad Mustofa Sempatkan Latihan via Video Call

Kamis 19 Maret 2020 menjadi hari tak terlupakan bagi Achmad Mustofa (22).
Di hari itu mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga Universitas Surabaya (Unesa) ini menjalani sidang skripsi secara online.
Pihak kampus memberlakukan hal ini untuk pertama kalinya karena antisipasi penyebaran virus corona telah merebak di Jawa Timur.
Tak hanya ujian skripsi yang diberlakukan sistem daring, kampus pencetak tenaga pendidik ini juga menerapkan perkuliahan online.
"H-1 sidang skripsi, dosen penguji menyarankan pelaksanaannya dilakukan secara online. Beberapa rekan mahasiswa juga melaksanakan sidang skripsi online," katanya pada Surya.co.id, Jumat (20/3/2020).
Setelah mendapat informasi itu, Mustofa mempersiapkan diri.
Dia mempelajari lagi skripsi bab 4 dan 5 yang akan diuji esok hari.
Kendati telah mempersiapkan diri, Mustofa tak menampik, bila pikirannya tetap berkecamuk, takut hasil sidang tak memuaskan.
Hal itu membuat Mustofa tak bisa tidur pulas.
"Saya mempelajari bab 4 dan 5 hanya beberapa jam, tidak lama. Usai belajar saya kepikiran sekali, sampai sulit tidur. Saat tidur pun tak nyenyak," ujarnya.
Karena hal ini merupakan pengalaman baru baginya, keesokan harinya Mustofa tak tinggal diam.
Di sisa-sisa waktu dimulainya sidang skripsi online, dia menyempatkan persiapan geladi kotor dengan temannya.
"Saya geladi kotor ujian skripsi online dengan teman saya melalui fitur WhatsApp video call. Teman saya seolah-olah jadi penguji," ungkapnya.
Tak lama kemudian sidang skripsi pun dimulai, tepatnya pukul 10.00 WIB.
Serupa dengan sidang skripsi pada umumnya, Mustofa mengenakan celana kain hitam, kemeja putih, dasi hitam, dibalut dengan jas almamater.
"Namun, saya tak mengenakan sepatu vantovel karena berada di kamar kos. Meja kayu untuk meletakkan gawai pun dihias oleh teman-teman. Di bagian atas berjajar sabun cuci tangan. Di bagian depan ada tulisan 'aku sidang'," paparnya sembari tertawa.
Saat sidang, Mustofa mengaku sangat gugup kala temannya mengabadikan sidang skripsi online menggunakan gawai.
Namun, Mustofa berhasil meredamnya, dengan fokus menatap layar ponsel dan mencatat.
Dia juga bisa menahan tawa saat melihat tingkah temannya.
"Awalnya gerogi sebelum sidang karena pertama kali digelar online. Ditambah lagi teman saya merekam sidang. Tapi di pertengahan lumayan hilang geroginya.
Pertanyaan dari tiga dosen penguji kurang lebih terjawab semua. Sidang berjalan 50 menit," ucapnya.
Berkat semangatnya menjalani sidang skripsi di tengah merebaknya virus corona di Jatim, hasil yang ia dapat cukup memuaskan. Dia dinyatakan lulus dengan revisi.

"Judul skripsi saya "Kebiasaan Belajar dan Berlatih Siswa Kelas Olahraga SMP Negeri 1 Mantup"," tandasnya.
Dia mengaku skripsi itu dibuatnya dalam kurun waktu lebih 9 bulan.
"Hasilnya memuaskan saya dinyatakan lulus," imbuhnya.
Sedang video hasil rekaman temannya saat sidang skripsi diunggah oleh salah satu akun Instagram @aslisuroboyo.
Video tersebut telah ditonton 357.481 tayangan.
Humas Unesa, Vinda Maya Setianingrum membenarkan ujian skripsi di Unesa diberlakukan secara daring.
Selain ujian skripsi, kegiatan belajar-mengajar kampus pun dialihkan ke online.
Hal itu dilakukan seiring merebaknya virus corona di Jatim.
"Ujian skripsi dan kegiatan belajar-mengajar lewat daring berjalan lancar. Karena disupport oleh tim Pusat Pengembangan Teknologi Informasi (PPTI) Unesa," jelas Vinda.
Menurunya ada kini ada ratusan jadwal ujian skripsi melalui daring di Unesa.
Dia berpesan agar para mahasiswa tetap semangat dan bersungguh-sunggu kendati ujian secara online.