Kecelakaan di Ketintang Madya

4 FAKTA Pria Surabaya Tewas Tersambar Kereta Api, Wasiat Aneh & Tingkah Mencurigakan Sebelumnya

Fakta-fakta yang terduga terungkap dari insiden tewasnya seorang lelaki usia 30-an dihantam kereta api (KA) di perlintasan Jalan Ketintang Madya

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Musahadah
surya/luhur pambudi
Proses evakuasi mayat pria tanpa identitas oleh petugas Linmas dan PMI Pemkot Surabaya 

Mayat pria bernasib nahas itu diwadahi kantung jenazah warna oranye lantas dievakuasi ke Kamar Mayat RSU Dr Soetomo.

2. Sore tiduran di rel

Proses evakuasi mayat pria tanpa identitas yang diduga bunuh diri tabrakkan tubuhnya ke KA melintas di kawasan Ketintang Madya Kota Surabaya, Jumat (19/3/2020).
Proses evakuasi mayat pria tanpa identitas yang diduga bunuh diri tabrakkan tubuhnya ke KA melintas di kawasan Ketintang Madya Kota Surabaya, Jumat (19/3/2020). (Foto Istimewa)

Menurut petugas pos penjaga palang pintu KA Teguh, sekira pukul 17.30 WIB dirinya mendapati pria itu tidur terlentang dalam posisi tubuh horizontal.

Dengan posisi leher dan lutut bersandar di atas rel KA.

Lantaran enggan terjadi hal yang tak diinginkan, Teguh lantas menghampiri pria tersebut lantas menegurnya.

"Lalu saya samperin, terus saya kasih uang Rp10 Ribu 'kamu ngopi aja daripada ketabrak sepur' saya bilang gitu," katanya pada awak media di lokasi, Kamis (19/3/2020).

Seakan tak terima jikalau percobaan bunuh dirinya digagalkan Teguh, pria itu lantas berlalu seraya meracau menjauh meninggalkan Teguh.

"Nah terus jalan sama saya di situ kan ada jalan anaknya itu malah masuk sana (pekarangan dekat sungai). Saya kembali ke pos," terangnya.

Teguh mengaku hanya sebatas itu komunikasi yang dilakukannya dengan pria bernasib nahas itu.

Selebihnya, ia malah mengaku tercengang saat beberapa orang sekira pukul 20.40 WIB berteriak gaduh di depan pos penjagaannya.

"Ada anak yg tahu, 'pak pak ada yang bunuh diri'," jelasnya.

Ternyata dugaannya tak keliru, pria berperangai aneh yang ditemuinya sore tadi berhasil memungkasi keinginannya mengakhiri hidup.

3. Bukan orang gila

Bejo saat menunjukkan lokasi sepadan sungai tempat korban duduk dan sejumlah barang yang dimiliki korban
Bejo saat menunjukkan lokasi sepadan sungai tempat korban duduk dan sejumlah barang yang dimiliki korban (surya/luhur pambudi)

Saksi mata Bejo (56) mengaku sempat berkomunikasi dengan pria bertubuh gempal dengan tinggi 180 sentimeter itu.

Selama diajak berkomunikasi, pria itu berperangai laiknya orang yang sedang dikejar-kejar oleh suatu hal yang mengancam.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved