Pilkada Sidoarjo 2020

PKB Jatim Siapkan 3 Nama untuk Pilkada Sidoarjo 2020, Ada Cak Nur dan Putra Abah Ipul Mas Iin

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengerucutkan kandidat calon bupati di Pilkada Sidoarjo 2020 menjadi tiga nama

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
bobby constantine koloway/surya
Wakil Sekretaris DPW PKB Jatim, Fauzan Fuadi. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengerucutkan kandidat calon bupati di Pilkada Sidoarjo 2020 menjadi tiga nama. Ketiga nama tersebut berasal dari kader internal partai berlambang sembilan bintang ini.

Wakil Sekretaris DPW PKB Jatim, Fauzan Fuadi, tiga nama tersebut adalah Ahmad Amir Aslichin (Mas Iin), Nur Ahmad Syaifuddin (Cak Nur), dan Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor).

"Berdasarkan pantauan kami, memang tak akan lepas dari tiga nama tersebut," kata Fauzan kepada Surya.co.id ketika dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (18/3/2020).

Dari sisi latar belakang, ketiga nama tersebut cukup memiliki pengaruh kuat.

Mas Iin misalnya, merupakan Anggota DPRD Jatim dari dapil Jatim 2 (Sidoarjo) juga putra mantan Bupati Sidoarjo, Saiful Illah.

Kemudian Cak Nur merupakan Plt Bupati Sidoarjo saat ini sekaligus menjabat Wakil Ketua DPC PKB Sidoarjo.

Sedangkan Gus Muhdlor adalah figur muda yang telah menjadi Direktur Pendidikan Yayasan Bumi Sholawat Progresif Sidoarjo, Sekretaris GP Ansor Sidoarjo, sekaligus putra tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU), KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali).

Dengan berbagai latarbelakang tersebut, PKB cukup optimistis ketiga tokoh ini memiliki kapabilitas sehingga pertimbangan lain yang menjadi patokan PKB memberikan dukungan adalah potensi keterpilihan.

"Pertimbangannya ada pada survei. Baik dari sisi elektabilitas (keterpilihan) maupun popularitas (keterkenalan). Itu yang saat ini sedang digodok," kata Fauzan yang juga Ketua Fraksi PKB di DPRD Jatim ini.

"Mana yang surveinya menunjukkan tren peningkatan, kemudian tertinggi, sudah pasti direkomendasi," katanya.

Pertimbangan lain, PKB akan mendengar masukan dari pihak di luar partai, di antaranya para kiai di NU, termasuk dengan mempertimbangkan partai lain yang ingin bergabung membangun koalisi dengan pihaknya.

"Mekanisme lain, kami juga menunggu masukan stakeholder dan skema-skema lanjutan. Misalnya, soal kemungkinan koalisi dengan partai lain," katanya.

Peta koalisi juga akan menentukan kombinasi pasangan.

"Kami cukup terbuka dengan kemungkinan mengawinkan sesama kader, PKB-PKB. Namun, apabila ada koalisi, kami juga bisa dengan kombinasi PKB-koalisi," katanya.

Pada dasarnya, pihaknya tetap menargetkan dapat mengawinkan sesama kader.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved