Predator Anak di Pasuruan
Pengakuan Mustofa, Tersangka Penculik, Penyekap, dan Kasus Persetubuhan Siswi SMA di Pasuruan
"Saya ajak ke Malang, jalan - jalan. Saya bonceng sama sepeda. Di sana saya makan - makan sama dia, terus pulang," kata Mustofa.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Parmin
SURYA.co.id | PASURUAN - Mustofa alias Musdalifa, tersangka kasus penculikan, penyekapan dan pencabulan membantah menghipnotis STN, siswi sebuah SMA di Kota Pasuruan.
Ia memang mengakui menepuk punggung korban. Tapi, kata dia, bukan berarti itu menghipnotis.
Mustofa mengaku bertemu korban di dalam masjid saat baru pulang dari pesarehan atau makam.
Saat itulah tersangka mengaku jatuh hati kepada korbana lalu mengajak korban ke rumahnya.
"Dia mau. Ya sudah, saya ajak menginap di rumah saya," ujar Mustofa.
Ia mengatakan, di rumahnya, korban diperlakukan istimewa.
Hari kedua menginap, korban diajak ke Malang.
"Saya ajak ke Malang, jalan - jalan. Saya bonceng sama sepeda saya. Di sana saya makan - makan sama dia, terus pulang," kata Mustofa.
Menurut dia, hari ketiga korban diajak berbelanja di pasar.
"Setelah saya ajak ke Pasar, saya yang melepaskan dia. Saya suruh dia pulang ke rumah dan jangan bilang ke siapa - siapa," tandasnya.
Versi kepolisian, tersangka sempat mengancam korban. Namun, versi tersangka, dirinya tidak pernah mengancam ke korban.
"Dia juga mau. Dia tak suruh berhubungan juga tidak menolak. Saya tidak mengancam dia, saya hanya bilang jangan bilang siapa - siapa," papar dia.
Mustofa membantah bahwa kartu yang diamankan polisi dari rumahnya adalah kartu lintrik atau kartu untuk menghipnotis orang.
"Itu kartu untuk main saja. Saya belinya di toko, saya tidak beli di dukun atau di siapa," pungkas dia.