Mertua Bunuh Menantu

KRONOLOGI LENGKAP Mertua Bunuh Menantu, Sang Istri yang Ikut Membunuh Bocorkan ke Keluarga Korban

Setelah kasus menantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo, Jawa Timur, kini muncul mertua bunuh menantu di Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Editor: Iksan Fauzi
Youtube
Ilustrasi pembunuhan 

SURYA.CO.ID | BARITO KUALA - Setelah kasus menantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo, Jawa Timur, kini muncul mertua bunuh menantu di Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Kasus pembunuhan di Sidoarjo bermula dari menantu pinjam uang Rp 3 juta, namun tidak diberi oleh sang ibu mertua. 

Akhirnya terjadi pembunuhan secara keji menggunakan miniatur kapal dari keramik, tabung gas elpiji, dan gunting. 

Sedangkan kasus mertua bunuh suami di Barito Kuala ini, berawal dari cekcok rumah tangga, yakni antara korban dengan sang istri. 

Sang istri yang tidak tahan dengan perlakuan suaminya itu lantas pulang ke rumah orang tuanya. 

Dia lantas menceritakan semua keruwetan rumah tangganya kepada orang tuanya. 

Berikut kronologi lengkap mertua tega membunuh menantunya dengan sebatang kayu dan jasad korban dikubur di areal persawahan.

Pembunuhan tersebut dilakukan oleh S (50) selaku mertua.

Kasus pembunuhan tersebut terungkap setelah putrinya sendiri yang membongkarnya.

S tega menghabisi nyawa menantunya sendiri, lalu menguburnya di areal persawahan lantaran kesal dengar anaknya cekcok.

Seorang mertua berinisial S di Desa Jelapat Baru, Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel) tega menghabisi menantunya sendiri.

Korban H (30) dibunuh oleh S karena emosi setelah anaknya yang tak lain istri korban datang mengadu kepadanya.

Antara H dan istrinya diketahui sempat cekcok urusan rumah tangga.

Usai cekcok, istri korban lantas meninggalkan rumah dan pergi ke rumah orang tuanya.

"Awalnya cekcok rumah tangga, akhirnya istri korban ini kabur ke rumah orangtuanya, dan disana dia bercerita, akhirnya ayahnya pun emosi dan marah terhadap menantunya," ujar Kasat Reskrim Polres Batola, AKP Edi Yulianto saat dikonfirmasi, Jumat (6/3/2020).

Menurut Edy, sebelum menghabisi menantunya, S sempat mondar mandir antara rumahnya dan rumah menantunya.

Namun, karena tak kunjung menemukan menantunya, S kemudian menunggu menantunya itu di tengah jalan.

Tak lama setelah menunggu, H pun melintas dan bertemu dengan mertuanya.

Saat bertemu itulah H dihabisi menggunakan kayu yang sudah dipersiapkan oleh S.

"Setelah mendengar cerita anaknya itu, S kemudian pergi mencari menantunya, dan ketemu di jalan, saat ketemu langsung dihabisi dengan kayu," jelasnya.

Mengetahui menantunya telah tewas, S pun kemudian membawa jasad H ke areal persawahan yang tak jauh dari tempat korban dihabisi.

Sebelum dikubur, S menghubungi anaknya yang tak lain lain adalah istri korban.

Istri korban datang dan bahkan sempat ikut membantu ayahnya menguburkan suaminya.

Korban kemudian dikubur dan ditinggalkan begitu saja.

"Saat korban tewas, mertuanya bawa jasad itu ke sawah, disana dia kubur seadanya, ironisnya istrinya ikut menguburkan," ungkapnya.

Empat hari kemudian, tepatnya Kamis (5/3/2020) sore, kasus ini terungkap.

Istri korban yang tak tahan dan merasa tertekan serta bersalah datang menemui keluarga suaminya.

Di sana, istri korban menceritakan perbuatan ayahnya.

"Terungkapnya dari istri korban sendiri, dia bercerita ke keluarga suaminya, setelah itu keluarga suaminya lapor polisi," jelasnya.

Tak lama setelah menerima laporan dari keluarga korban, polisi pun langsung mengejar pelaku.

Pelaku berhasil ditangkap di rumahnya dan dibawa ke Mapolres Barito Kuala untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kronologi menantu bunuh ibu mertua
Sebelumnya, berita menantu bunuh ibu mertua terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur.

Penanganan kasus pembunuhan mantu bunuh ibu mertua begitu cepat dilakukan Polres Sidoarjo, Rabu (26/2/2020).

Tak sampai 24 jam, anggota Polres Sidoarjo berhasil menangkap pembunuh ibu di Sidoarjo yang sebelumnya ditemukan tewas tergeletak.

Ternyata, pembunuh ibu di Sidoarjo itu adalh menantunya sendiri, Totok Dwi Prasetyo (25).

Pria yang bertempat tinggal di Perum Pasegan Asri, Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo dibekuk polisi .

Sebelumnya, ibu mertua Totok yang bernama Siti Fadilah (48), warga Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo ini tewas diakibatkan adanya pukulan benda tumpul.

Berikut kronologi penangkapan mantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo secara lengkap yang ada di artikel ini.

Menurut keterangan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji, penangkapan terhadap Totok itu dilakukan di tempat keluarganya di Desa Ganting.

Lokasi desa itu tak jauh dari rumah ibu mertua Totok.

"Pelaku ditangkap di tempat keluarganya yang berada di Desa Ganting.

Tak jauh dari rumah korban," ungkap Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji.

Ia menambahkan, Totok merupakan suami Nafisah, anak kedua korban.

Dia datang ke rumah mertuanya sekira jam 09.00 WIB.

Saat itu rumah dalam kondisi sepi, korban sendirian di rumah.

Siasat liciknya untuk menghilangkan jejak, Totok meninggalkan jasad ibu mertuanya di dalam rumah lalu pintu rumah dikunci dari luar.

"Setelah menghabisi mertuanya sendiri, dia mengunci rumah dari luar.

Kemudian bersembunyi di rumah keluarganya yang berada di desa setempat," urai Sumardji.

Anak korban tegar

Sebelumnya, Haikal Nizar, anak korban terlihat sangat tegar.

Meski matanya tampak berkaca-kaca, siswa kelas 3 SMP tersebut begitu kuat menunggui proses pemeriksaan terhadap jenazah ibunya, Siti Fadilah.

Masih mengenakan batik seragamnya karena baru pulang sekolah, Haikal berdiri di depan rumah selama sekira satu jam. Sesekali dia menyeka air mata di antara ratusan orang yang berkerumun di rumahnya.

Sementara di dalam rumah, polisi sedang melakukan oleh TKP dan memeriksa jenazah Fadilah.

"Ibu bagaimana," tanya Haikal kepada Bagus, kakak iparnya yang berdiri di sampingnya sambil terus merangkul pundak Haikal.

Bocah ini juga sempat berbincang dengan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji yang memimpin proses pemeriksaan dan olah TKP di rumah yang berada di Jalan Sukodono, masuk wilayah Desa Genting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Rabu (26/2/2020) siang.

"Tidak ada apa-apa sebelumnya pak. Ibu juga tidak pesan apa-apa," jawab Haikal Lirih.

Beberapa puluh menit kemudian, proses pemeriksaan jenazah korban selesai. Mayat Siti Fadilah dibawa keluar, dalam posisi dibungkus kantong jenazah warna oranye.

Haikal terlihat tetap tegar. Bersama kakak iparnya, dia ikut sampai jenazah ibunya dimasukkan ke dalam ambulan.

Haikal dan bagus kemudian duduk di kursi bersebelahan dengan kantung jenazah berisi ibunya.

Beberapa petugas dan warga sempat melarang sang bocah ikut dalam ambulan, tapi sang kakak mendampinginya. Akhirnya diizinkan. Mereka menemani jenazah ibunya menuju rumah sakit.

Siti Fadilah ditemukan tergeletak bersimbah darah di rumahnya, Rabu siang sekira pukul 12.30 WIB.

Saat ditemukan, ibu empat anak itu sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

Dia diduga menjadi korban pembunuhan.

Luka di kepala

Kematian Siti Fadilah mengarah ke pembunuhan.

Dari hasil pemeriksaan polisi, luka di kepala korban tidak teratur dan akibat benturan benda tumpul.

"Seperti bekas penganiayaan. Mengarah ke peristiwa pembunuhan," kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji usai melakukan olah TKP di lokasi kejadian.

Korban ditemukan tergeletak di lantai, tak bernyawa. Luka di kepalanya tidak teratur. Seperti bekas benda tumpul. Mengarah ke peristiwa pembunuhan.

"Saat kejadian, korban sedang sendirian di rumahnya," sambung dia.

Sekira pukul 14.40 WIB, jenazah korban dilarikan ke kamar RSUD Sidoarjo. Dengan kantong jenazah warna oranye, jenazah dibawa menggunakan ambulan.

"Kami masih berupaya melakukan penyelidikan. Semoga dalam waktu dekat bisa terungkap," ujar Sumardji.

Ratusan warga berkerumun di lokasi kejadian. Mereka ingin tahu, apa yang sedang terjadi. Karena kabar yang beredar di masyarakat, peristiwa di sana adalah perampokan yang sampai menewaskan korban.

Tergeletak tak bernyawa

Kematian Siti Fadilah pertama kali diketahui oleh anaknya yang bernama Rahayu Firli, Rabu (26/2/2020) siang sekira pukul 12.00 WIB.

Ibu 48 tahun itu ditemukan sudah tergeletak tak bernyawa di dalam rumahnya.

"Katanya tadi di dekat kamar mandi," kata seorang warga di lokasi.

Firli pulang kuliah.

Dia melihat rumah dalam keadaan terbuka.

Padahal biasanya saat dua pulang, rumah kondisi tertutup.

Begitu masuk ke dalam, dia melihat ada beberapa bercak darah.

Setelah ditelusuri dia melihat ibunya tergeletak.

Rahayu Firli pun berteriak minta tolong.

Kemudian warga mendekat dan sempat melihat kondisi korban tergeletak. Ada darah di dekat kepalanya.

Tak lama berselang, kabar beredar dan polisi juga sudah di lokasi kejadian.

Hingga sekarang polisi masih melakukan olah TKP di rumah yang berada di jalan raya Sukodono, masuk Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo tersebut.

Tewas di rumah

Sebelumnya, Siti Fadilah diduga menjadi korban pembunuhan.

Dikabarkan dia mengalami luka di bagian kepala saat ditemukan.

Dia ditemukan tak bernyawa di dalam rumahnya.

"Saya dikabari ibu jatuh.

Pendarahan.

Saya pulang kok rame-rame begini.

Saya belum tahu, di dalam gimana," kata Bagus, menantu korban.

Rumah tempat lokasi kejadian sudah dipasangi garis polisi.

Warga tidak boleh mendekat. Sejumlah petugas kepolisian terlihat sudah di dalam rumah bercat hijau tersebut.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved