Kapan Virus Corona Berakhir? Ahli dari China Ungkap 2 Kemungkinannya, Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Kapan Virus Corona Berakhir? Ahli dari China Ungkap 2 Kemungkinannya, Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
Hector RETAMAL / AFP
Tim medis merawat pasien virus Corona di Wuhan, China, 30 Januari 2020 

SURYA.CO.ID - Di tengah wabah virus corona yang semakin meluas, publik pun bertanya-tanya kapan kondisi ini akan berakhir.

Seperti halnya virus-virus sebelumnya, virus corona juga pasti akan berlalu layaknya virus flu burung, SARS, dan MERS.

Ahli dari China mengungkapkan dua kemungkinan bagaimana kasus virus corona akan berakhir di dunia.

Sebelum membahas penuturan ahli dari China tersebut, diketahui virus corona kini sudah menjangkit 73 negara, termasuk Indonesia.

Sementara jumlah kasus yang tercatat kurang lebih 90.872 kasus dan di Indonesia sendiri dua WNI dinyatakan positif virus corona.

Terkait semakin meluasnya penyebaran virus corona, baik pihak pemerintah maupun para ahli menghimbau warga untuk tidak panik.

Berikut penjelasan lengkap terkait kapan virus corona akan berakhir dan mengapa manusia tak perlu khawatir menurut ahli dilansir dari Tribun Style dari New York Times dalam artikel "Flu Burung Ada Masa Berakhirnya, Lantas Kapan Virus Corona Berlalu? Ahli Bongkar 2 Kemungkinan Ini".

1. Peluang Sembuh Tinggi

Menilik data kasus virus corona terbaru, pihak pemerintah menghimbau masyarakat untuk tidak panik berlebihan.

Hal ini dikarenakan virus corona masih bisa disembuhkan dengan perawatan medis yang tepat.

Tercatat korban meninggal akibat terjangkit virus corona menjapai 3.117 jiwa.

Angka tersebut memang terbilang tinggi, namun jika dibandingkan dengan penderita yang sembuh, perbandingannya pun sangat mencolok.

Dari 90 ribu lebih kasus virus corona, 48 ribu diantaranya dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan.

2. Panik Justru Akan Tingkatkan Resiko Tertular

Sementara itu, pihak World Health Organization (WHO) meminta warga untuk tidak panik, namun tetap waspada.

Bukan tanpa alasan, pasalnya para ilmuwan dan otoritas kesehatan memastikan satu hal terkait kasus virus corona.

Walau pun virusnya berpeluang mematikan, namun mayoritas orang yang terinfeksi sejauh ini hanya mengalami gejala ringan dan bisa sembuh total.

Hal itu penting untuk dipahami untuk mencegah kepanikan global dan mendapatkan gambaran yang lengkap tentang kemungkinan penularan.

Pakar virology dari Universitas Hong Kong, Dr Jin Dongyan mengatakan kepanikan hanya menambah peluang penularan virus corona.

"Mayoritas orang sekarang panik, dan sebagian besar malah meningkatkan risiko," kata Dr Jin Dongyan, dikutip dari New York Times via Intisari.

3. Dua Kategori Kasus

Kasus Covid-19 dibedakan menjadi dua, yakni kasus berat dan ringan.

Kasus ringan melibatkan pneumonia, penyakit infeksi pada paru, atau ada komplikasi pneumonia ringan.

Sementara kasus yang berat memiliki gejala sesak napas, saturasi oksigen darah rendah, atau gangguan paru.

Adapun pasien dikatakan berada dalam kondisi kritis ketika mengalami gagal napas, shock septik, atau disfungsi organ.

Sejauh ini di China, kasus yang tergolong berat kurang dari 14%, dan kritis kurang dari 5%.

Sedangkan secara umum angka kematian akibat virus ini di China yakni 2,3%.

Kendati dekimikian, gejala yang ringan ternyata memiliki sisi negatif karena membuat para ilmuwan lebih sulit untuk dikenali dan pasien tidak berobat ke dokter.

Selain itu, seseorang bisa saja terinfeksi tetapi tidak menimbulkan gejala apa pun.

Menurut Dr Jin Dongyan, orang yang mengalami gejala virus Corona ringan, secara umum sulit dibedakan dengan orang yang sakit flu biasa atau salesma.

"Gejalanya bisa sangat ringan, seperti nyeri tenggorokan."

"Lalu setelah satu 2 hari sembuh. Bahkan pada pasien yang ke dokter, gejalanya tidak dikenali karena sangat ringan, seperti flu," ujarnya.

4. Kapan Virus Corona Berakhir?

Sementara itu tak ada jawaban pasti terkait kapan virus corona akan berakhir di dunia.

Namun, Dr Jin Dongyan memastikan jika virus corona nantinya akan hilang dengan sendirinya, seperti gejala flu biasa.

"Gejalanya akan hilang sendiri, sama seperti flu atau salesma," kata Dr Jin Dongyan.

Hal tersebut juga berarti bisa saja orang yang sebenarnya terinfeksi virus Corona masih dapat beraktivitas seperti biasa.

Bahkan penyebaran virus pun bisa terjadi tanpa disadari.

Dari fenomena tersebut, para ahli memperkirakan akan ada dua kemungkinan terkait akhir wabah Covid-19 ini.

Yaitu lama-lama akan tidak menular lagi, atau virusnya mati, sama seperti SARS san virus-virus sebelumnya.

Alternatif lain, Covid-19 akan hidup bersama manusia, kadang hilang dan timbul sesuai musim, sama seperti influenza.

"Dalam situasi tersebut, orang harus belajar untuk hidup bersama virusnya dan terkadang akan menimbulkan gejala, tetapi lama-kelamaan virusnya akan kehilangan bahayanya."

"Seiring waktu, para ilmuwan juga bisa mengembangkan vaksinnya," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved