UMKM
Berawal Merajut Tas Anak Berujung Sibuk Layani Pesanan
Okta telah banyak menghasilkan tas rajut karakter seperti Batman, Moana, Elsa, Bare Bears
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Rudy Hartono
SURYA.co.id | SURABAYA - Memanfaatkan media sosial (medsos) untuk berbisnis sudah dilakukan Oktalia Ary, sejak memutuskan berhenti kerja. Produk yang dipasarkan lebih banyak hasil rajutan dari sang kakak yang tinggal di Magelang.
Ketika ditemui di rumahnya di kawasan Jenggolo, Sidoarjo, Okta, begitu sapaan akrab Oktalia, sedang asyik berkutat dengan gulungan benang. Dia sedang asyik merajut benang membentuk boneka dinosaurus.
"Boneka dinosaurus ini untuk ditempel di tas ransel. Tas ranselnya juga hasil rajutan benang," cerita wanita kelahiran Magelang, 36 tahun yang lalu.
Okta mengakui, produk yang sedang dikerjakan ini adalah produk tas ransel kesekian dengan aksesoris boneka dinosaurus.
Selain tas rajut dengan boneka dino, Okta telah banyak menghasilkan tas rajut karakter seperti Batman, Moana, Elsa, Bare Bears, dan aneka replika tokoh kartun atau superhero yang sedang disukai anak-anak.
Okta mengungkapkan, dirinya mengawali usaha ini setelah dirinya selesai membuat tas untuk anak pertamanya, Maher.
"Tas pertama yang saya buat adalah tas gambar dinosaurus, T-rex, sesuai permintaan Maher, anak saya," jelas ibu dari Maher, 6, dan Dinda, 3, tersebut.
Hasil karyanya itu diposting di medsos. Ternyata respon followernya, banyak yang pesan. Semakin banyak hasil pesanan diposting di medsos, pesanan tas ransel rajut pun mulai mengalir.
Tas rajut ini hanya dibuat sesuai pesanan yang datang. pembeli bisa memilih karakter apapun yang diinginkan dan juga warna tas yang disukai.
"Awalnya karakter hanya berupa aplikasi tempel, namun sekarang karakter bisa berupa gambar tiga dimensi yang dapat digerakkan dan juga berupa boneka yang bisa ditempel dan dilepas dari tasnya," ungkap istri dari Akbar Insani tersebut.
Modal kecil
Sebelum membuat tas, Okta lebih dulu membuat berbagai keperluan bayi dari seni merajut benang. Langkah itu dilakukan setelah usaha berbasis online dan membuka gerai jajan rumahan lewat salah satu ojek online, gagal dilanjutakan, karena kelahiran putri keduanya.
"Mulanya hanya membuat sepatu dan topi untuk Dinda (anak keduanya-Red), karena lebih irit di kantong dan bisa memilih model dan warna sesuka hati. Tapi karena banyak orang yang jatuh hati, pesananpun mulai berdatangan," ungkap Okta.
Karena modal yang dibutuhkan tidak banyak, akhirnya ia memutuskan mulai menekuni keahlian merajutnya yang ia pelajari secara otodidak lewat internet. "Modalnya, harga satu gulung benang soft cotton acrylic berkisar antara Rp 18.000 - Rp 26.000. Masih terjangkau di kantong," cerita Okta.
Tak hanya sepatu dan topi, Okta mulai merajut baju untuk bayi. Semua buah karyanya ini dijajakan lewat berbagai sosial media miliknya.
Namun tahun telah berganti peminat rajutan bayi ternyata tak seramai baju bayi pabrikan. Akhirnya produksi rajutan bayi pun sempat terhenti selama beberapa waktu.
Sabar antre
Tas rajut Olia ini dibanderol dengan harga mulai Rp 150.000 hingga Rp 300.000, bergantung pada tingkat kerumitan karakternya.
Karena proses pengerjaan tas membutuhkan waktu yg cukup lama, pembeli pun harus sabar mengantre. Rata-rata per bulan, Okta berhasil menyelesaikan pesanan tas rajut antara 5 hingga 7 tas rajut khusus anak-anak.
Ke depan, Okta mengaku sedang belajar untuk membuat rajutan untuk orang dewasa. "Apakah itu tas, syal, bros, atau apa, saya masih siap-siap. Saat ini masih konsentrasi untuk anak-anak dulu. Termasuk menunggu setelah Dinda masuk sekolah," pungkas Okta.