Citizen Reporter
Kolaborasi Mahasiswa Asal Magetan dengan Pemerintah Setempat untuk Lestarikan Kebudayaan
Mereka menggelar diskusi terbuka untuk umum mengusung topik pembahasan Melestarikan Kebudayaan Magetan di Era 4.0.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Malam minggu menjadi waktu yang ditunggu-tunggu bagi banyak orang untuk berkumpul dengan orang-orang terdekat maupun yang disayang.
Anak-anak muda di Magetan memiliki cara sendiri dalam mengisi malam Minggu itu.
Mahasiswa asal Magetan yang tergabung dalam Imama Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Imama Ponorogo mengisi malam minggunya dengan kegiatan yang bermanfaat dan positif.
Mereka menggelar diskusi terbuka untuk umum bersama Bambang Joko Purnomo, Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan di depan pelataran Gedung Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Magetan, Sabtu (25/1/2020).
Acara itu mengusung topik pembahasan Melestarikan Kebudayaan Magetan di Era 4.0.
Era digital membuat semua orang bergerak cepat belajar mengaplikasikan digital ke dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak muda yang paling bersemangat karena era digital sudah menjadi bagian dari keseharian mereka.
Tito, ketua pelaksana, menegaskan acara itu bertujuan nguri-uri (melestarikan) kebudayaan khususnya di Magetan. “Acara semacam itu diadakan supaya generasi milenial lebih semangat lagi dalam mencintai kebudayaannya sendiri,” kata Tito.
Bambang Joko Purnomo, selaku pengisi materi dalam diskusi itu menjelaskan dengan gamblang tentang budaya-budaya yang ada di Magetan.
Budaya itu mulai dari budaya yang bersifat seni maupun lainnya beserta cara-cara yang dapat dilakukan dalam pelestarian budaya di era revolusi industri 4.0.
Diskusi itu sambutan dari berbagai kalangan. Anak-anak muda Magetan antusias mengikuti acara hingga usai. Itu ditandai dengan banyaknya jumlah peserta yang hadir.
Jika membicarakan kebudayaan, sebagian anak muda enggan terlibat. Akan tetapi, jika kebudayaan itu dikemas sesuai dengan dunia yang mereka sukai, bukan tidak mungkin mereka akan bersemangat.
Itu sebabnya, pemerintah harus pintar mencari celah agar anak-anak muda dengan senang hati terlibat dalam acara-acara kebudayaan.
Banyak peserta yang berharap diskusi terbuka semacam itu dapat diadakan secara rutin baik dengan menghadirkan narasumber lokal maupun terkenal. Dengan demikian, mereka juga mendapat wawasan lebih luas.
Ivan Sukma Mega Martha
Mahasiswa Sastra Indonesia
Universitas Negeri Surabaya
(Instagram @ivan.sukmam)
ivan.sukmam@gmail.com