Bahaya, Tikus Mati yang Terlindas di Jalanan dan Kencingnya Bisa Sebarkan Penyakit Leptospirosis

Ternyata bangkai tikus yang mati dan terlindas di jalanan itu bisa menularkan penyakit leptospirosis.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
ist/dasar-pertanian
Bahaya, Tikus Mati yang Terlindas di Jalanan dan Kencingnya Bisa Sebarkan Penyakit Leptospirosis 

SURYA.co.id - Sebagian orang menganggap tikus mati yang terlindas di jalanan adalah hal biasa.

Namun tahukah anda? Ternyata bangkai tikus yang mati dan terlindas di jalanan itu bisa menularkan penyakit leptospirosis.

Selain bangkainya, penyakit leptospirosis juga bisa ditularkan lewat kencing tikus.

Belakangan sejumlah warga Kabupaten Karanganyar terserang penyakit yang ditularkan dari kencing tikus atau leptospirosis.

Tak bisa dianggap remeh, penyakit dari kencing tikus ini bahkan membuat warga Kabupaten Karanganyar berjatuhan, meninggal dunia.

Penyakit leptospirosis atau kencing tikus di Kabupaten Karanganyar terus menyebar di beberapa wilayah.

Mulai Januari hingga awal Februari 2020 ini, Dinas Kesehatan Kabupaten setempat mencatat sebanyak tujuh kasus leptospirosis.

Lima di antaranya ada warga meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Kasus leptospirosis terakhir di Desa Alas Tuo, Kecamatan Kebakkramat yang mengakibatkan Kamiyem meninggal dunia.

Kasus tersebut pula setidaknya menjadi pembelajaran bagi anggota keluarga untuk menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga lingkungan.

Guna antisipasi, warga diminta menerapkan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS).

Cucu Kamiyem, Surahmi (35) menceritakan, sang nenek pada awalnya mengalami gejala panas dingin beberapa hari setelah beraktivitas di sawah.

Karena tidak ada perkembangan setelah sempat dirawat di rumah, akhirnya dibawa ke Rumah Sakit (RS) Griya Husada Karanganyar untuk mendapatkan perawatan medis.

"Trombositnya turun, disarankan dirujuk ke RS Hermina Surakarta," katanya Jumat (14/2/2020), Melansir Tribunjateng.com dengan judul Sentuh Tikus Mati Terlindas Kendaraan Bisa Terpapar Leptospirosis, Contoh Kasus Warga di Karanganyar.

Pasca kejadian itu, ia sempat makin khawatir. Pasalnya gejala penyakit kencing tikus sulit dikenali karena mirip gejala DBD.

Surahmi mengungkapkan, dari keterangan dokter yang menangani neneknya, penyebab neneknya bisa terkena penyakit leptospirosis kemungkinan sehabis dari sawah tidak bersih-bersih dan langsung makan.

Tikus Terlindas di Jalanan

Lanjutnya, menurut informasi yang didapatkan dari dokter justru yang paling bahaya itu tikus mati karena terlindas kendaraan di jalan.

Apabila cairan dari tikus bercampur hujan terkena manusia, dimungkinkan manusia yang terkena cairan bisa terpapar penyakit.

Berselang tiga hari, petugas kesehatan dari Puskesmas setempat dan DKK Karanganyar menyambangi kediamannya untuk melakukan penyelidikan epidmologi.

"Setelah kejadian, kami jadi lebih menjaga kebersihan lingkungan. Semisal bisanya dua hari sekali bersih rumah."

"Sekarang sehari langsung bersih-bersih. Alat makan juga diusahakan ditutup serta barang tidak dipakai dibuang," ujarnya.

Ia berharap ada penyuluhan lagi supaya warga lebih menerapkan perilaku hidup sehat.

Pasca kejadian itu, ia sempat heran lantaran biasanya ada tikus di sekitar rumahnya, sekarang sudah tidak ada sama sekali.

Terpisah, Ketua RW 04 Dusun Ngegoh, Suyanto menyampaikan, pasca kejadian itu warga sekitar mulai antisipasi dengan memasang perangkap tikus.

Upaya itu dilakukan selain menerapkan PHBS. Setiap ada arisan RT juga dilakukan sosialisasi.

"Warga sudah antisipasi. Kebiasaan di sini jika ada bangkai tikus kalau tidak dibakar yang dikubur."

"Ya paling penting warga diminta supaya menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved