Nyawa Pasien Virus Corona Tak Tertolong, 2 Dokter Dihajar hingga Patah Tulang oleh Pihak Keluarga
Nyawa Pasien Virus Corona Tak Tertolong, 2 Dokter Dihajar hingga Patah Tulang oleh Pihak Keluarga Pasien. Berikut Kronologinya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Nasib miris menimpa dua dokter yang sedang merawat pasien virus corona.
Karena nyawa pasien tersebut tak tertolong, pihak keluarga pun tak terima dan menghajar kedua dokter yang menanganinya hingga patah tulang.
Penyebaran virus corona memang menjadi cobaan berat bagi para petugas medis di China.
Di samping ketakutannya tertular virus corona, para petugas medis itu juga sering mendapat perlakuan buruk dari pasien.
Contohnya saja pernah ada pasien virus corona nekat meludahi perawat yang menanganinya.
• Kondisi Dokter & Perawat yang Tangani Pasien Corona, Wajahnya Memprihatinkan dan Menikah 10 Menit
• Penampakan Tangan & Wajah Petugas Medis Pasien Virus Corona, Tangan Keriput & Wajah Membekas Masker
Tak hanya itu, beredar pula penampakan tangan dan wajah petugas medis di China yang cukup miris.
Karena bekerja keras merawat pasien virus corona, tangan mereka tampak keriput dan bahkan lecet-lecet.
Kerja keras mereka nyatanya masih mendapat perlakuan buruk dari beberapa pasien, seperti yang dialami dua dokter di China baru-baru ini.
Mereka dipukuli secara kejam oleh seorang pria keluarga dari pasien virus corona yang meninggal dunia.
Pelaku bahkan menyiksa salah satu dokter dengan memukul dan merobek jas hazmat juga masker wajah yang dikenakan dokter tersebut.
Akibatnya, leher dari salah satu dokter cedera dan lebam.
Melansir dari Tribunnews dalam artikel 'Tak Terima Mertuanya Meninggal Karena Virus Corona, 2 Dokter Dipukuli hingga Memar dan Patah Tulang', pelaku diduga tidak terima bahwa ayah mertuanya meninggal dunia setelah mengidap virus Corona.

Pelaku menyerang dokter yang menangani mertuanya tersebut hingga patah tulang dan harus mengenakan gips.
Seorang perawat mengatakan kepada wartawan bahwa jas hazmat para dokter telah dicabik-cabik oleh sang pelaku.
Ia juga tidak bisa memastikan kapan korban penyerangan itu bisa kembali bekerja.