Pengalaman Seru Menyusuri Gunung Sindoro, 3.153 mdpl 360 Derajat di Kledung Wonosobo

Dari terminal Magelang, pindah bus kecil ke arah Wonosobo dan turun di Kledung, tepat di depan basecamp yang berada di pinggir jalan utama.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Citizen Reporter/Fifin Maidarina
Pengalaman Seru Menyusuri Gunung Sindoro, 3.153 mdpl 360 Derajat di Kledung Wonosobo 

SURYA.co.id - Sebagai liburan penutup tahun, weekend terakhir 2019, Gunung Sindoro dipilih sebagai penutup tahun.

Fifin Maidarina, traveler, mendaki sekaligus reuni dengan teman-teman pendaki.

Jumlah peserta pendakian kali ini cukup banyak, 15 orang.

Sebagian besar dari Kabupaten Brebes, sisanya dari berbagai kota.

Semua bertemu di basecamp Gunung Sindoro di Kledung, Wonosobo.

Dari Surabaya naik kereta api ke Yogyakarta dan disambung dengan bus ke Magelang.

Dari terminal Magelang, pindah bus kecil ke arah Wonosobo dan turun di Kledung, tepat di depan basecamp yang berada di pinggir jalan utama.

Rombongan terbagi dua. Tim dari Brebes sudah memulai pendakian sejak Sabtu (28/12/2019) pukul 09.00. Sementara rombongan kedua dari Surabaya dan Tangerang menyusul.

Karena di jalur pendakian Gunung Sindoro tidak ada air, untji situ. Menarik napas lima menit. Selepas pos 2, jalur terus menanjak dengan bebatuan curam.

Pengalaman Seru Menyusuri Gunung Sindoro, 3.153 mdpl 360 Derajat di Kledung Wonosobo
Pengalaman Seru Menyusuri Gunung Sindoro, 3.153 mdpl 360 Derajat di Kledung Wonosobo (Citizen Reporter/Fifin Maidarina)

Atur napas dan langkah, sambil menikmati pemandangan, akan membuat segalanya lebih ringan.

Sesekali kalau balik badan, maka akan terpampang pemandangan Gunung Sumbing, si kembarannya Gunung Sindoro, cantik menjulang di seberang.

Wajah Sumbing akan terus menemani perjalanan, sehingga jika ada celah di antara pepohonan, akan cantik sekali digunakan sebagai spot foto.

Pukul 17.00 rombongan sudah tiba di Pos 3 di ketinggian 2.315 mdpl.

Artinya, naik sedikit lagi sudah tiba di Sunrise Camp. Puluhan tenda warna-warni sudah memenuhi lahan perkemahan.

Pengalaman Seru Menyusuri Gunung Sindoro, 3.153 mdpl 360, Kledung Wonosobo 1
Pengalaman Seru Menyusuri Gunung Sindoro, 3.153 mdpl 360, Kledung Wonosobo 1 (Citizen Reporter/Fifin Maidarina)

Ada tempat di sisi kiri jalur dengan pemandangan Gunung Sumbing di depan tenda. Cantik.

Saatnya membuat minuman hangat dan mengganti baju yang kuyub oleh keringat.

Sunrise camp itu dikenal dengan jalur celeng (babi hutan) yang sering lewat dan menyeruduk tenda-tenda.

Kurangi masakan aroma menyengat sehingga tidak mengundang babi hutan.

Paling seru saat membeber makanan di kertas bungkus nasi. Semua berebutan ala “sego krawukan”.

Sambil mengoceh dan mengunyah membuat hangatnya persahabatan yang selalu dirindukan saat bermalam di tenda seperti itu.

Malam semakin gelap, namun lampu kota dan siluet Gunung Sumbing di depan semakin cantik. Sayang jika ditinggal tidur.

Kali ini semua bersepakat tidak mengejar sunrise di puncak, karena Sunrise Camp ini adalah tempat terbaik menikmati pemandangan paduan Gunung Sumbing dan matahari terbit.

Semua berencana untuk sesekali bangun siang dan tidak tergesa-gesa.

Setelah pukul 06.00, semua siap ke puncak. Jaket, jas hujan, makanan ringan, dan air mineral wajib dibawa.

Headlamp akhirnya tidak perlu dibawa, karena suasana sudah sangat terang.

Jumlah Sampah Harus Klop

Jalur ke puncak terasa terus mendaki dan memang lebih sulit dari jalur sebelumnya.

Jalur semakin terjal dan banyak bebatuan tinggi yang harus dilewati.

Setelah memacu napas 1,5 jam akhirnya tiba di Pos 4, Area Batu Tatah.

Terdapat batuan besar yang biasa digunakan sebagai spot foto.

Begitu banyak yang ingin berpose sehingga harus mengantre. Tipuan muncul saat pendakian.

Berkali-kali rombongan tertipu dengan bukit dan tanjakan tajam yang terlihat di depan.

Seolah sudah hampir tiba di puncak, ternyata masih ada bukit lagi dan begitu seterusnya.

Tak heran jika ada yang mengatakan itu jalur 6 Bukit Penyesalan.

Berbeda tipis dengan jalur Gunung Rinjani yang harus melewati 7 Bukit Penyesalan.

Kerap memberikan harapan palsu, serasa puncak sudah setanjakan, ternyata masih ada dan masih terus ada.

Ketika tampak bendera merah putih berkibar, di situlah tanjakan terakhir di puncak Gunung Sindoro, 3.153 mdpl.

Semua langsung berpelukan dengan tim Brebes yang sudah berangkat saat subuh. Itu cara melepas rindu.

Pukul 09.00 sudah ada di puncak dan masih ada waktu untuk mengitari kawah Gunung Sindoro.

Pesan petugas, pukul 11.00 semua pendaki wajib turun dari puncak karena asap belerang yang sudah mulai naik dan membahayakan.

Sisi lain puncak Gunung Sindoro terdapat savana luas, berupa ranting kering yang juga cantik sebagai tempat berfoto.

Pengalaman Seru Menyusuri Gunung Sindoro, 3.153 mdpl 360 Derajat di Kledung Wonosobo
Pengalaman Seru Menyusuri Gunung Sindoro, 3.153 mdpl 360 Derajat di Kledung Wonosobo (Citizen Reporter/Fifin Maidarina)

Ada banyak puncak gunung lain di sekitar puncak. Syukurlah, cuaca cerah sehingga pemandangan tidak tertutup awan. Jadi, 360 derajat serasa cantik semua.

Sudah puas berfoto-foto dan menikmati pemandangan, semua turun ke Sunrise Camp.

Jalur turun tentu sama terjalnya dengan yang dirasakan saat naik.

Bedanya, napas tidak terlalu dipacu, namun rem kaki dan konsentrasi harus tetap terjaga.

Masih saling sapa dengan pendaki dan bercanda sepanjang jalan, membuat perjalanan tidak terasa.

Gerimis sempat mengguyur sebentar saat mendekati basecamp.

Sesampai di basecamp, saatnya melaporkan sampah. Semua mengantre dipanggil untuk dicek sampahnya. Semua dicocokkan dengan daftar saat berangkat.

Jika sampahnya kurang, pendaki diminta menunjukkan ransum yang tersisa sampai benar-benar klop.

Ada satu kertas bungkus yang kurang karena nasi bungkusnya diberikan ke rombongan lain dan lupa minta kembali sampahnya. Untung dimaafkan. Aman.

Oh, ternyata ada rombongan lain yang mungkin jumlah sampah yang dibawa kurang.

Seluruh rombongan menerima akibatnya. Mereka harus push up. Salut banget dengan peraturan itu. Semoga menjadi contoh untuk petugas di gunung-gunung dan tempat wisata lain.

Fifin Maidarina, traveler

Sumber: Surya Cetak
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved