Berita Surabaya

Pro Kontra Member Memiles, Ada yang Megaku Rugi, ini Alasan Putri Merasa Terbantu Aplikasi Memiles

Sejumlah anggota memiles menggelar konfrensi press di Hotel Best Surabaya, Rabu (14/1/2020), menuntut pengaktifan kembembali aplikasi tersebut.

Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Parmin
surya.co.id/sugiharto
Sejumlah member Memiles menggelar konfrensi press di Hotel Best Surabaya, Rabu (14/1/2020). Dalam konferensi persnya mereka menuntut pengaktifan kembali aplikasi tersebut. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Aplikasi memiles yang dioperatori oleh PT Kam and Kam tengah menjadi sorotan publik.

Pasca penangkapan dan penetapan tersangka para direksinya dengan perkiraan kerugian member mencapai ratusan Milyar rupiah oleh Polda Jatim, kini bola panas bergulir di antara member Memiles itu sendiri.

Seperti beberapa member yang menggelar acara press conference di salah satu hotel kawasan Surabaya Pusat, Rabu (15/1/2020).

Salah satu member bernama Putri Arista Mawardiani menyebut jika aplikasi Memiles dirasa sangat membantu.

Ia dan puluhan member lainnya masih optimis jika Memiles dapat berkembang dikemudian hari, meskipun ia mengaku belum mendapat keuntungan dari bisnis di aplikasi Memiles itu.

"Saya masih optimis ya, dengan aplikasi Memiles ini. Karena memang produknya banyak dan bisa memberi kesempatan bagi para membernya untuk mendapat keuntungan," kata Putri saat dikonfirmasi, Rabu (15/1/2020).

Putri mencontohkan, jika dirinya tengah fokus pada penawaran iklan vendor yang ada di dalam aplikasi Memiles.

Ia bahkan tengah berhitung keuntungan yang didapatkannya hingga 600 persen dari jumlah uang atau top up yang disetorkan ke aplikasi tersebut.

"Di aplikasi ada tawaran iklan vendor. Saya belinya 500 ribu untuk iklan produk lipstik saya. lalu diiklankan oleh Memiles dengan nilai 1,5 juta dibuka untuk lima pembeli. Dan saat itu semuanya ludes dibeli. Saya dikonfirmasi akan dibayarkan sejumlah nilai tersebut sesuai masa tunggunya. Harusnya awal Januari ini sudah dibayarkan oleh perusahaan, tapi karena ada seperti ini jadi belum bosa dibayarkan. Kan aplikasinya dibekukan," terang Yanti.

Meski belum mendapat dana pembayaran dari Memiles, Putri masih ingin jika Memiles ini berkembang di Indonesia.

"Ya kita harus belajar dulu apa itu konsep Memiles. Yang dipersoalkan kan hanya rewardnya. Padahal di aplikasi itu banyak pilihannya. Seperti iklan dan vendor. Harusnya member lebih jeli lagi dan belajar konsep Memiles ini. Di luar negeri, ada kok aplikasi serupa. Di Indonesia memang baru pertama. Ini sangat membantu bagi UMKM, lalu bagi saya secara pribadi yang sebagai pebisnis online. Bisa dapat untung berkali lipat tanpa harus susah payah menawarkan secara konvensional," tambah Putri.

Disinggung terkait istilah agen, leader dan member, Yanti menegaskan jika status mereka tidak berbeda.

"Prinsipnya sama mereka itu member. Tidak peduli agen atau leader. Yang bisa dapat income atau untung ya bagi mereka yang mau jeli lihat peluang," tegas Putri

Meski begitu, Putri tak menampik jika Agen mendapat keuntungan dari promosi member baru yang mendaftar ke aplikasi Memiles itu.

"Ini beda dengan skema ponzi. Yang pasti agen atau yang mempromosikan aplikasi dan mendapat member baru dapat komisi 10 persen. Kalau member baru yang agen kenalkan dengan aplikasi Memiles dapat member baru lagi, ya agen tidak dapat apa-apa. Yang dapat yang mengenalkan itu. Besarnya tetal 10 persen dari top up awal," tandasnya.

Beda Yanti, Beda pula BN (insial), salah seorang member yang merasa jika Memiles tengah wan prestasi.

BN yang bergabung selama satu bulan ini menyebut telah melakukan beberapa kali top up untuk delapan produk reward berbeda yang ditawarkan oleh PT Kam and Kam melalui aplikasi Memiles.

Salah satunya, adalah reward liburan ke Belanda yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2020 nanti.

Dalam produk itu ditawarkan reward liburan ke Belanda dengan nilai top up berbeda sesuai dengan masa tunggu konfirmasi.

"Nilainya disesuaikan dengan masa tunggu konfirmasi. Semakin banyak nilai top up maka semakin cepat kita dapat konfirmasi. Itupun menunggu juga nilai omzet nasional," katanya.

BN harusnya mendapat konfirmask reward tersebut pada awal Januari ini. Namun karena tidak kunjung dikonfirmasi, ia merasa janggal dan merasa dirugikan.

"Kalau perusahaan tidak bisa bayar kan namaya wan prestasi. Saya tentu rugi dong. Total uang yang masuk sekitar 30 jutaan. Itu masih masa tunggu. Yang satu ini harusnya sudab dikonfirmasi tapi sampai sekarang belum ada. Ditambah muncul penangkapan para direksinya," sebut BN.

Tak banyak harapan BN, uangnya sebesar Rp 30.000.000 itu dikembalikan oleh perusahaan penyelenggara Memiles. Jikapun tidak, ia tetap ingin bersuara agar masyarakat tahu jika bisnis tersebut tidak seperti yang dijanjikan.

"Saya sih pengennya uanh saya kembali. Sekalian biar masyarakat tahu kalau bisnis ini juga belum tentu menguntungkan," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved