LIpsus
Kesiapan Kabupaten Jember Menghadapi Bencana Alam, Jember termasuk 15 Daerah Siaga Bencana di Jatim
Posko Siaga Darurat Bencana di halaman Kantor BPBD Jember. Posko ini didirikan sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Parmin
Surya.co.id |JEMBER- Kabupaten Jember merupakan satu kabupaten di Jawa Timur, termasuk dalam kawasan rawan bencana.
Mengacu kepada kejadian kebencanaan di Jember, kabupaten yang berada di wilayah Tapal Kuda Jawa Timur ini memiliki rekam jejak bencana alam yang terbilang lengkap.
Sebut saja, banjir (genangan dan banjir bandang), tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, tsunami, kekeringan, kebakaran hutan, erupsi gunung api, juga abrasi/ banjir rob.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, selama tahun 2019 terjadi 286 kali kejadian bencana.
Mereka adalah banjir (15 kali), tanah longsor (22), angin kencang/puting beliung (86), kebakaran (67), kebakaran lahan dan hutan (35), kekeringan (39), abrasi (1), dan gempa bumi (21).
Jumlah korban bencana mencapai 30 orang, dengan rincian 27 orang terluka, dan tiga orang meninggal dunia.
Bencana yang terjadi di tahun 2019 juga menyebabkan 644 rumah rusak, dengan rincian 405 rumah rusak ringan, 163 rumah rusak sedang, dan 76 rumah rusak berat. Jumlah yang terdampak bencana mencapai 7.348 Kepala Keluarga, 20.237 jiwa.
Mulai 1 Januari hingga 31 Desember 2019, BPBD Jember juga telah mendistribusikan air bersih mencapai 1,9 juta liter air bersih kepada warga terdampak kekeringan.
Peta sebaran bencana itu merata, hampir melanda di semua kecamatan di Kabupaten Jember.
BPBD Jember telah memetakan kawasan rawan bencana (KRB) sebagai salah satu langkah mitigasi bencana di Kabupaten Jember.
Pun begitu ketika memasuki musim penghujan di akhir tahun 2019 dan awal 2020 ini.
BPBD Jember telah melakukan mitigasi bencana menghadapi bencana alam hidrometeorologi ini.
"Kabupaten Jember termasuk daerah yang rawan bencana alam. Tentunya kami di BPBD Jember telah melakukan langkah-langkah dalam mitigasi bencana," ujar Plt Kepala BPBD Jember M Rofiq Sugiarto kepada Surya, Sabtu (4/1/2020).
Surya.co.id berbincang dengan Rofiq yang baru disahkan sebagai Plt Kepala BPBD Jember pada Jumat (3/1/2020), bersama Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo.
Perbincangan perihal mitigasi bencana itu dilakukan di bawah tenda Posko Siaga Darurat Bencana di Jember tahun 2019 - 2020.
Mitigasi bencana yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jember memasuki musim penghujan ini adalah keberadaan SK Bupati perihal Siaga Darurat Bencana.
Kabupaten Jember termasuk dalam 15 kabupaten dan kota di Jatim yang memiliki SK Bupati perihal Siaga Darurat Bencana tersebut.
"Ibu Bupati memang sudah mengeluarkan SK perihal Siaga Darurat Bencana ini. Apa dampaknya, tentunya dalam menghadapi bencana, BPBD bisa melakukan fungsi komando, koordinasi, dan pelaksana. Komando dan koordinasi ini terkait aksesibilitas kemana saja ketika bencana terjadi, tergantung apa yang dibutuhkan. APakah ke TNI, Polri, atau ke petugas kesehatan melalui Dinas Kesehatan," imbuh Rofiq.
SK Bupati itu berlaku mulai 14 Desember hingga 31 Maret 2020. Rentang waktu itulah yang diprediksi masa musim hujan, yang berpotensi menimbulkan bencana alam hidrometeorologi di Jember.
Selain SK BUpati, BPBD Jember juga sudah melakukan apel siap siaga bencana sebagai bentuk konsolidasi seluruh kekuatan dari sejumlah elemen di Kabupaten Jember dalam menghadapi bencana. Apel itu digelar pada 9 Desember lalu. Apel siaga dilanjutkan dengan pendirian Posko Siaga Darurat Bencana.
Bencana alam hidrometeorologi di Jember akhir tahun 2019 sudah mulai terjadi sejak pergantian musim pada November lalu. P
ada November lalu sudah mulai terjadi angin kencang, dan puting beliung menandai pergantian musim.
Sedangkan di Desember lalu, bencana alam didominasi oleh angin puting beliung/angin kencang, juga sudah mulai ada banjir, dan tanah longsor.
"Memang ada anomali cuaca dalam rentang waktu enam tahun terakhir. Saat ini musim hujannya mundur. Jadi di bulan Desember ini, belum didominasi oleh kejadian banjir, jika mengacu kepada peristiwa tahun-tahun sebelumnya. Namun di awal tahun 2020 ini kami mewaspadai itu, dan siaga karena BMKG sendiri memberikan prakiraan cuaca tentang puncak musim hujan yang akan mulai terjadi pada Januari ini," imbuh Heru Widagdo.
Dari pantauan Surya.co.id, pada bulan Januari ini, memang hujan sudah hampir tiap hari melanda Kabupaten Jember.
Seperti yang terjadi pada MInggu (5/1/2020), hujan melanda Jember sejak pagi, sore, hingga malam ini.