Kabar Bekasi

Kronologi Menegangkan Subandi Tangkap Ular Kobra 2 Meter, Cuma Pakai Bambu Sampai Tersembur Bisa

Kronologi menegangkan Subandi tangkap ular kobra 2 meter, cuma pakai bambu sampai tersembur bisa.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/KOLASE Kompas.com
Kronologi Menegangkan Subandi Tangkap Ular Kobra 2 Meter, Cuma Pakai Bambu Sampai Tersembur Bisa 

SURYA.co.id - Kronologi menegangkan Subandi menangkap ular kobra sepanjang 2 meter ramai jadi sorotan warga. 

Sebab, ular kobra tersebut ditangkap Subandi Yanto seorang diri dan hanya berbekal bambu panjang di rumahnya.

Sementara, ular kobra tersebut adalah induk kobra yang terlihat melintas di depan rumah Subandi di Bekasi

Aksi heroik Subandi yang sehari-hari berkerja sebagai pedagang nasi goreng itu pun menuai perharhatian warga kampungnya di Poncol Jaya, Jakasampurna. 

Dari data yang berhasil dirangkuman SURYA.co.id melalui Kompas.com, berikut kronologi menegangkan Subandi menangkap ular kobra. 

1. Ular Melintas Dini Hari 

Ular kobra dewasa sepanjang 2 meter yang ditangkap penjaja nasi goreng di Kampung Poncol Jaya, Jakasampurna, Bekasi Barat dievakuasi pemadam kebakaran Kota Bekasi, Kamis (12/12/2019).
Ular kobra dewasa sepanjang 2 meter yang ditangkap penjaja nasi goreng di Kampung Poncol Jaya, Jakasampurna, Bekasi Barat dievakuasi pemadam kebakaran Kota Bekasi, Kamis (12/12/2019). (Dok. Damkar Kota Bekasi)

Aksi penangkapan ular itu dilakukan Subandi pada Kamis (12/12/2019) dini hari.

Saat itu sekira pukul 00.30 WIB, Subandi melihat seekor ular berukuran cukup besar melintas di halaman rumahnya.

Ketika ia melihat ular tersebut melintas, tak ada seorang pun di sana.

2. Takut Melukai Orang Lain 

Subandi terpaksa memberanikan diri untuk menangkap ular berbisa tersebut.

Hal itu juga ia lakukan, lantaran khawatir jika dibiarkan ular tersebut malah mengancam keselamatan warga.

"Ya namanya kepepet, Mas, mau diapain lagi. Kalau enggak ditangkap juga nanti malah menggigit (warga) yang lain, bagaimana," ujar Subandi kepada wartawan di depan rumahnya yang dikelilingi rongsokan.

3. Berharap Ada yang Membantu 

Sebelum benar-benar yakin menangkap ular tersebut, Subandi sempat menunggu orang-orang lewat untuk membantunya melumpuhkan ular tersebut.

Namun penantian Subandi berujung sia-sia, orang-orang yang dinanti Subandi tak kunjung ada yang lewat.

Akhirnya ia pun memberanikan diri untuk menangkap ular tersebut sendiri.

4. Memakai Bantuan Bambu 

Subandi kemudian meraih sebilah bambu sepanjang 3 meter yang tersandar di pohon di halaman rumahnya.

Subandi mulai menyentuh ular tersebut menggunakan bambu.

"Saya colok-colok (pakai bambu) baru berdiri dia, kepalanya begini (berdiri), baru dah saya tekan sama bambu," kata Subandi.

5. Dibantu Anak 

Setelah menekan kepala ular kobra tersebut, Subandi kemudian memanggil anaknya, Fatmawati (22) yang saat itu di dalam rumah untuk membantunya.

Ketika Fatmawati keluar, mereka berdua baru berani menangkap ular tersebut.

Fatmawati bertugas menghimpit dengan gagang bambu kepala ular kobra yang terus-menerus tegak dan mengembang tanda siap menyerang.

6. Ular Sangat Gesit 

Upaya penangkapan ular kobra rupanya tidak mudah.

Dengan keterbatasan alat, membuat Subandi harus berusaha ekstra untuk menaklukan ular tersebut.

Menurut Subandi, upayanya menaklukan ular selalu mendapat perlawanan dari kobra yang cukup gesit berkelit.

"Begitu mau digebuk pakai bambu, dia menghindar terus begini (tegak) lagi," kata Subandi.

"Akhirnya bisa ditekan (kepalanya) pakai bambu panjang," lanjutnya.

7. Kena Semburan Bisa

Subandi juga mengaku, dalam upayanya menaklukan sang kobra, ia sempat terkena semburan bisa ular tersebut.

"Begitu dia sudah enggak bisa bergerak, disembur (dengan bisa). Waktu itu keadaannya tinggal nyomot kepalanya," tuturnya.

Bisa tersebut meluncur ke tangan Subandi yang telanjang tanpa balutan kain.

Namun, kata dia, bisa tersebut tak banyak berefek pada kulit tangannya.

"Biasa saja kayak air biasa. Enggak panas, enggak apa. Namanya tangan orang kaya," ujarnya berseloroh.

8. Butuh Waktu 15 Menit

Ular kobra berwarna hitam itu akhirnya bisa dilumpuhkan oleh Subandi dan Fatmawati dalam 15 menit.

Subandi berinisiatif mengambil kain lantas melemparkannya ke kepala kobra agar tak bisa melihat.

Dalam keadaan begitu, ia langsung menghampiri kobra itu dan mencekik kepalanya agar tak mampu melawan lagi.

"Sampai bunyi 'krek' gitu kayaknya kekencangan," kata Subandi.

9. Dimasukkan Galon

Seekor ular kobra berukuran kira-kira 2 meter ditangkap oleh seorang penjaja nasi goreng, Subandi Yanto (55) di Kampung Poncol Jaya RT 004 RW 019, Jakasampurna, Bekasi Barat.
Seekor ular kobra berukuran kira-kira 2 meter ditangkap oleh seorang penjaja nasi goreng, Subandi Yanto (55) di Kampung Poncol Jaya RT 004 RW 019, Jakasampurna, Bekasi Barat. (KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN)

Ular kobra itu lantas dikurung di dalam galon air mineral yang kini telah diberi beberapa lubang untuk saluran udara.

Subandi berharap, ular kobra itu merupakan induk kobra yang ada di sekitar rumahnya.

Sebab, biasanya, warga di sekitar rumahnya menemukan ular kobra juga namun berupa anakan yang masih kecil.

10. Pesan Subandi 

"Antisipasi ke depan ya siap-siap bambu aja. Sama usahakan jangan sampai gelap di depan rumahnya. Kalau rumah saya kan untung kemarin lampunya besar, jadi jelas," kata Subandi.

Ia menyebut, ular kobra itu akan ia berikan kepada siapa saja yang mau mengambil.

Putrinya, Fatmawati sudah menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi guna mengevakuasi ular berbisa tersebut.

Fenomena Teror Ular Kobra 

Sebelumnya, kemunculan ular kobra dan penemuan sarangnya di sekitar kawasan permukiman warga, belakang menjadi fenomena yang mengkhawatirkan terjadi di sejumlah daerah.

Selain jenis berbahaya, fakta ini juga cukup membuat kita bergidik karena bisa jadi ular kobra ada di sekitar kita.

Seperti di daerah Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

Akibat adanya anakan kobra tersebut, satu keluarga terpaksa mengungsi.

Ilustrasi - Kobra masuk rumah
Ilustrasi - Kobra masuk rumah (screengrab youtube )

Kemudian di Jember, puluhan anakan  kobra juga meneror warga Sukorambi, Jawa Timur pada Jumat (6/12/2019).

Selain itu, waga Ciracas, Jakarta Timur juga dihebohkan dengan keberadaan ular kobra.

Namun, ular tersebut tak juga ditemukan meski sudah 5 jam dicari.

Mengenai fenomena ditemukannya ular kobra di mana-mana, Peneliti Herpetologi Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Amir Hamidy, memberikan penjelasan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/12/2019).

Herpetologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari reptil dan amfibi.

Amir mengatakan bahwa Pulau Jawa adalah habitat asli ular kobra.

Dikutip dari kompas, Amir mengatakan, "Habitatnya persawahan, sekitar perumahan termasuk perbatasan-perbatasan hutan yang sudah terbuka. Bukan hutan primer."

Menurutnya, musim penghujan menjadi musim ideal bagi menetasnya telur-telur kobra.

"Karena kan ini musimnya. Jadi memang musim ular menetas ini di awal musim penghujan," katanya.

"Wajar kalau seperti itu, tahun sebelumnya juga ada," tambahnya.

Saat bertelur, induk kobra bisa menghasilkan telur mencapai 12-20 butir telur.

Telur-telur tersebut akan menetas dalam rentang waktu 3-4 bulan.

Telur kobra juga tidak diletakkan di sarang layaknya telur ayam.

Namun, telur kobra biasanya diletakkan di atas tanah, di lubang-lubang, atau di bawah serasah atau tumpukan ranting atau sampah.

Agar telurnya menetas, induk kobra membutuhkan suhu yang lembap, karena jika panas telurnya akan kering.

Amir melanjutkan, "Bayangkan kamar mandi lembap enggak ada ventilasinya. Jadi kurang lebih itu suhunya."

Pada periode tertentu, induk kobra akan meninggalkan telur-telurnya dan membiarkan telur tersebut menetas sendiri.

"Begitu menetas, anak kobra akan menyebar ke mana-mana," katanya.

Mengingat berbahayanya ular kobra, Amir mengingatkan masyarakat untuk tidak menangani sendiri jika bertemu ular kobra.

Meski masih kecil, anakan ular kobra sama seperti kobra dewasa, sudah berbisa dan mematikan.

Jika menemukan telur ular kobra, sebaiknya telur-telur itu dipindahkan dengan memanggil ahli seperti petugas pemadam kebakaran maupun komunitas ahli ular.

Perlu diketahui bahwa ciri-ciri telur kobra yakni berwarna putih, berbentuk lonjong, memiliki cangkang dan ukurannya bervariasi tergantung dari induknya. 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved