Viral Di Tulungagung Marak Bangkai Sapi Dijual Rp 3 Juta lalu Dagingnya Dijual Harga Normal

Di Tulungagung sedang viral di medsos bangkai sapi dijual Rp 3 juta. Pembelinya menjual daging itu layaknya daging sapi mati disembelih.

Penulis: David Yohanes | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id/DAVID YOHANES
Kepala Desa Nyawangan, Tulungagung sabar meninjau sapi milik warganya. 

SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - Sedang viral di media sosial bangkai sapi dijual Rp 3 juta. Pembelinya lalu menjual daging bangkai sapi seharga daging normal atau disembelih.

Kabar maraknya penjualan bangkai sapi dijual lebih murah dibandingkan masih hidup itu akibat banyaknya sapi warga mati secara mendadak.

Peristiwa itu terjadi di Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Tulungagung. Warga di sana pun resah karena sejumlah sapi mendadak mati.

Bagaimana bisa daging bangkai sapi dijual ke masyarakat? Diduga ada kesengajaan dari oknum masyarakat yang membunuh sapi warga dengan cara diracun.

Setelah melihat sapi itu mati, pemilik mau tidak mau akan menjualnya dengan harga jauh lebih murah dibandingkan sapi masih hidup. 

Harga sapi hidup nilainya mencapai belasan juta.

Berikut kasus sapi milik warga mendadak mati. 

Isu liar yang berkembang di antara para warga, sapi yang mati hingga mencapai 30 ekor.

Isu tersebut juga viral berkembang liar di media sosial, hingga menimbulkan ketakutan para warga.

Akhirnya, warga memutuskan setiap malam berpatroli keliling kampung, menjaga kandang-kandang sapi mereka.

Kepala Desa Nyawangan, meninjau sapi milik warganya, Selasa (3/12/2019).
Kepala Desa Nyawangan, meninjau sapi milik warganya, Selasa (3/12/2019). (SURYA.co.id/David Yohanes)

"Memang ada sapi yang mati, tapi jumlahnya tidak sampai 30 ekor. Dari yang kami data hanya ada delapan ekor," ujar Kepala Desa Nyawangan, Sabar, Selasa (3/12/2019).

Sabar mengungkapkan, enam ekor di antara sapi yang mati ada di Dusun Puthuk.

Kematian sapi ini terjadi sejak dua bulan lalu. Dugaan warga, sapi-sapi ini mati karena diracun.

"Yang membuat warga waspada, sapi-sapi ini mati dengan ciri-ciri keracunan," sambung Sabar.

Diduga ada orang tertentu yang sengaja meracuni sapi warga.

Sebab, sapi yang mati adalah sapi-sapi yang gemuk, baik sapi perah atau sapi pedaging.

Sapi yang mati tujuh, di antaranya dijual, sedang satu sapi disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan ke warga.

"Warga takut orang yang menebar racun ini masih keliling cari mangsa. Makanya warga terus curiga dan berjaga-jaga," ungkap Sabar.

Matinya sapi-sapi para warga ini sudah dilaporkan ke polisi.

Namun polisi juga kesulitan, karena bangkai sapi tidak ditemukan.

"Setiap kejadian baru dilaporkan ke saya lima atau tujuh hari setelah kejadian. Jadi saya juga tidak tahu detailnya," katanya.

Ada pula yang curiga, kematian sapi ini karena ada modus kejahatan.

Karena, sapi yang mati harganya jatuh hanya sekitar Rp 3.000.000 per ekor.

Padahal dalam kondisi hidup, utamanya sapi perah belum produksi, sekurangnya senilai Rp 17 juta.

Modus ini dilakukan untuk mendapatkan sapi dengan harga murah.

Selanjutnya daging akan dijual layaknya daging sapi pada umumnya, dengan harga normal.

Kepala Dusun Puthuk, Desa Nyawangan, Sutikno membenarkan ada enam sapi di wilayahnya mati mendadak.

Dari ciri-cirinya sapi itu memang mati karena racun.

Sebelumnya sapi dalam kondisi sehat, tiba-tiba melenguh sangat keras, kemudian ambruk, berdiri lagi, ambruk lagi kemudian mati.

"Ada yang mulutnya berbusa atau lidahnya keluar. Ciri-ciri itu biasanya karena racun," ucap Sutikno.

Ciri-ciri ini berbeda dengan sapi yang sakit, biasanya perutnya dalam kondisi melembung berisi udara.

Atau kasus kematian yang paling banyak ditemui warga, yaitu broyongen (prolapsus uteri).

Pencurian sapi marak

Polisi membawa pelaku Pencurian sapi di Lumajang ke lokasi yang pernah didatanginya
Polisi membawa pelaku Pencurian sapi di Lumajang ke lokasi yang pernah didatanginya (surabaya.tribunnews.com/sri wahyunik)

Sebelumnya, kasus pencurian sapi marak di Kabupaten Lumajang.

Polres Lumajang dan Pemkab Lumajang kompak menyatakan 'perang' terhadap Pencurian sapi di Kabupaten Lumajang.

Bahkan pejabat di dua institusi tersebut menyediakan gaji mereka untuk siapa saja yang berhasil menangkap pencuri sapi.

Wakil Bupati atau Wabup Lumajang Indah Amperawati menjanjikan hadiah fantastis bagi siapa saja yang berhasil menangkap maling sapi beserta aktor intelektualnya.

Hadiah itu berupa pemberian 10 kali gajinya untuk penangkap Pencurian sapi tersebut.

"Saya kasih gaji saya, 10 kali gaji untuk yang bisa nangkap maling sapi. Saya kasih 10 kali gaji saya," tegas Wabup Indah di Lumajang seperti dalam rilis yang diterima SURYA.CO.ID, Jumat (4//1/2019).

Indah menyayangkan tindak pencurian hewan ternak, khususnya sapi yang marak di wilayah Kabupaten Lumajang.

Karenanya, lanjut Indah, Pemkab Lumajang akan terus lakukan upaya serius penanganan kasus tersebut, salah satunya berkoordinasi dengan Polres Lumajang dan Kodim 0821 Lumajang.

Wabup Lumajang menyatakan ketegasannya setelah sebelumnya, Kapolres Lumajang AKBP M Arsal Sahban melakukan sayembara.

Arsal akan memberikan satu kali gajinya sebagai Kapolres kepada mereka yang bisa menangkap pelaku tindak pencurian dengan kekerasan, antara lain begal dan pencuri sapi.

Pencurian sapi meresahkan warga Kabupaten Lumajang.

Awal tahun 2019 ini, terjadi pencurian sapi di wilayah utara Kabupaten Lumajang yakni di Desa Kudus Kecamatan Klakah.

Pencurian sapi di awal tahun ini menambah daftar panjang kasus pencurian sapi di Lumajang.

Karena di bulan Desember terjadi beberapa kasus pencurian sapi. Dari informasi yang dikumpulkan Surya, di Kecamatan Tempeh, misalnya, pada bulan Desember lalu dilaporkan ada lima ekor pencurian sapi.

Karenanya, jajaran Polres Lumajang menyatakan tegas memerangi pencurian sapi tersebut.

Bahkan Kapolres Lumajang memerintahkan anggotanya untuk menembak penjahat yang meresahkan warga Lumajang.

“Saya memang memerintahkan anggota yang ada di lapangan agar dengan tegas menembak para pelaku pengacau di wilayah Lumajang. Apalagi kalau mereka sudah membahayakan masyarakat umum maupun petugas, silakan dengan tegas melumpuhkan dengan senjata api," kata Arsal.

"Saya ingin sampaikan kepada pelaku kejahatan di Lumajang bahwa mereka mungkin bisa lari dari kejaran polisi, tapi sudah pasti mereka tidak akan bisa bersembunyi selamanya. Dan polisi akan tetap bekerja untuk menumpasnya,” tegasnya.

Terkait Pencurian sapi di Desa Kudus Kecamatan Klakah, Kapolres Lumajang mendatangi tempat kejadian perkara pada Rabu (2/1/2019) lalu.

Arsal memberikan santunan kepada pemilik sapi, sekaligus meminta maaf. Arsal juga meminta warga sekitar membentuk Satgas Keamanan Desa.

"Satgas Keamanan Desa ini bertujuan menjaga lingkungan masing-masing dari tindakan kriminalitas," tegas Arsal.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved