Travel
Desa Wisata Bukit Kapur Setigi Gresik, Bekas Tempat Pembuangan Sampah yang Kini Instagramable
Awalnya, bukit kapur tersebut hanya dimanfaatkan warga untuk berswafoto. Kemudian diberi tulisan I Love Sekapuk berwarna merah di tengah bukit kapur.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Titis Jati Permata
Spot wisata di bukit kapur itu menggunakan tabungan investasi warga desa sendiri.
Kepala Desa Sekapuk, Abdul Halim mengatakan dana desa di desa Sekapuk sebagian besar digunakan untuk keperluan warga seperti membangun gedung.
Sebab, selama bertahun- tahun tidak ada gedung PAUD dan TK Dharma Wanita.
"Selama desa butuh, kenapa tidak dimasukkan ke desa. Sekarang dibuat bangun gedung,"ujarnya.
Pihaknya menggunakan sebagian kecil dana hanya untuk stimulan pembangunan wisata setigi.
Itupun bukan spot wisata seperti danau buatan, candi topeng di dinding bukit kapur.
"Pemanfaatan dana desa alokasi stimulus bukan 100 persen hanya paving pakai dana desa, selebihnya bukan dana desa," paparnya.
Lantas, dari mana pembangunan spot wisata itu ? Abdul Halim menceritakan bahwa saat pertama menjabat desa Sekapuk adalah sebuah desa tertinggal pada tahun 2018.
Kemudian, berusaha meyakinkan warga bahwa potensi bukit kapur yang dulunya bekas tambang dan tempat pembuangan sampah mampu menghasilkan uang.
Caranya, dibersihkan terlebih dahulu dan diviralkan melalui platform media sosial.
Perlahan tapi pasti bersama warga membuat taplus investasi.
Di Desa memiliki 460 Kepala Keluarga (KK) mereka semua menjadi investor dan memiliki selembar surat saham.
Caranya? Cukup iuran 8 ribu perhari maka dalam satu tahun menjadi 2,4 juta mereka sudah menjadi investor dan memiliki saham di bekas tambang kapur kumuh itu yang kini viral.
"Kami berbenah dari desa tertinggal 2018 menjadi desa maju tahun ini sudah sangat marathon sekali," kata dia.
Nah, pembangunan wisata seperti danau buatan dianggarkan menggunakan Taplus Invest.