Berita Ngawi
Cek-cok dengan Istri, Pria Ngawi Pukul Bayinya Berusia 5 Bulan Sampai Tewas, Ini Kronologisnya!
Gara-gara cek-cok dengan istri, Muhammad Juniarto (32), pria asal Ngawi, Jawa Timur tega membunuh anak kandungnya, Andini Ayuningtyas.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Musahadah
SURYA.co.id|NGAWI - Gara-gara cek-cok dengan istri, Muhammad Juniarto (32), pria asal Ngawi, Jawa Timur tega membunuh anak kandungnya, Andini Ayuningtyas.
Andini Ayuningtyas yang masih berusia lima bulan ini pun tewas di tangan sang ayah.
Kapolres Ngawi AKBP Pranatal Hutajulu mengungkapkan, Andini di pukul tujuh kali dengan tangan kosong oleh ayahnya saat selama dalam perjalanan menuju rumah neneknya.
Pukulan Juniarto ini mengenai dahi, kepala bagian belakang, pelipis, punggung dan mata bayi berusia lima bulan ini.
Diduga tersangka yang merupakan warga Dusun Konten, Desa Tawun, Kecamatan Kasreman, Ngawi ini kesal lantaran anaknya menangis terus.
Selain itu, kata Pranatal, tersangka sebelumnya sempat bertengkar dengan istrinya Dwi Rahayu (26).
"Sebelumnya, ada cekcok dengan istrinya, dari hasil pemeriksaan. Jadi
ada faktor pendorong, sebagai salah satu faktor penyebab tersangka memukuli anaknya," kata AKBP Pranatal Hutajulu, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (4/11/2019) siang.
Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengetahui motif atau alasan tersangka memukuli korban hingga akhirnya meninggal dunia.
Polisi juga akan bekerjasama dengan psikiater untuk memeriksa kejiwaan tersangka.
Terungkap Berkat Tetangga
Sebenarnya, sebelum meninggal Andini sempat sehari dirawat di Puskesmas Ngawi Purba.
Pada Minggu (3/11/2019) sekitar pukul 09.00 WIB Andini dinyatakan meninggal.

Terungkapnya kasus penganiayaan berujung kematian ini setelah para tetangga menemukan kejanggalan pada tubuh Andini saat memandikan jenazahnya.
Saat warga memandikan jenazah melihat wajah, kepala, serta punggung korban terdapat luka memar. Warga kemudian melapor kepada pihak kepolisian.
"Setelah kami melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku dan beberapa saksi, bisa kita simpulkan bahwa pelakunya adalah orangtuanya sendiri atau ayahnya sendiri, inisial MJ yang melakukan penganiayaan sehingga anak kandungnya meninggal dunia," kata Pranatal.
Dia menuturkan, saat ini Muhammad Juniarto yang merupakan ayah korban sudah ditetapkan sebagai tersangka, berdasarkan bukti visum terhadap tubuh korban dan juga keterangan saksi.
"Saat ini tersangka sudah kami tahan dan kita akan terapkan pasal 75 undang -undang perlindungan anak dengan ancaman pidana 20 tahun penjara," kata nya.
Pranatal menambahkan, untuk memastikan kondisi kejiwaan pelaju, pihak kepolisian akan meminta bantuan dari psikiater untuk memeriksa tersangka.
Kasus di Kota Malang
Kasus serupa juga terjadi di Kota Malang,
Agnes Arnelita, bayi berusia 3 tahun meninggal di tangan ayah tirinya, Ery Age Anwar.
Agnes Arnelita tewas setelah diinjak perutnya oleh Ery Age Anwar.
Menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera Ery tega melakukan kekerasan kepada anak tirinya setelah Agnes buang air (BAB) sembarangan.
"Korban buang air sembarang itu yang membuat pelaku emosi," jelasnya.
Sebelum akhirnya mengakui perbuatannya, Ery membuat skenario licik kepada polisi.
Berikut uraiannya.
1. Mengaku Agnes Tenggelam di Kamar Mandi
Awalnya, Ery membuat skenario dengan menyebut Agnes tewas setelah tenggelam di dalam bak mandi rumahnya di Perumahan Tlogowaru Indah D-14, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Rabu (30/10/2019) sore.
Pengakuan Ery ini tidak langsung membuat paman korban, Rendra Aziz Kurniawan percaya.
Pasalnya, saat dijemput oleh ibu dan ayah tirinya, Agnes dalam keadaan sehat.
Karena itu kata Rendra, keluarga di Tajinan shock saat mendengar Agnes meninggal.
“Yang bikin kami janggal, ada luka memarnya mbak. Karena itu kami melapor,” tutup dia.
Polisi pun langsung menyelidiki kasus ini.
Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi mengatakan, terdapat beberapa luka memar di tubuh Agnes.
Salah satu yang kasat mata adalah luka lebam di bagian punggung serta pelipis kepala.
“Yang kasat mata tadi di pelipis ya sama punggung. Lainnya nanti tunggu hasil autopsi,” terang dia.
Komang mengatakan masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian Agnes.
Tiga orang sedang diperiksa di Mapolres Kota Malang yakni Ery, ibu kandung Agnes, Hermin Susanti dan tantenya.
2. Luka Bakar karena Dihangatkan

Selain luka lebam dan memar, di kaki Agnes juga terdapat luka bakar.
Mengenai hal ini, Ery membuat skenario licik kalau luka bakar itu karena si bayi tubuhnya dihangatkan usai tenggelam di bak mandi.
Ery bermaksud menghangatkan tubuh Agnes dengan membalurkan minyak dan menaruh kakinya di atas kompor.
Berdasarkan pengakuan Ery ke polisi, Agnes berpamitan ingin mandi sekitar pukul 14.00 WIB.
Ery mengaku membiarkan Agnes mandi sendiri lantaran ada bayi berusia 1,5 bulan yang harus dijaga.
“Namun ini masih kita cocokkan keterangan ayah tiri korban dengan fakta-fakta yang ada,” kata Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi.
Komang mengatakan masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian Agnes. Tiga orang sedang diperiksa di Mapolres Kota Malang yakni Ery, ibu kandung Agnes Hermin Susanti dan tantenya.
“Saat ini sudah tiga orang. Dua orang tuanya sama budenya,” ucap dia.
3. Kelabui Tetangga

Salah seorang tetangga di dekat tempat Agnes ditemukan meninggal, Siti Asminah mengatakan Ery meminta bantuan sekira pukul 14.30 WIB.
Kala itu, Ery meminta Asminah menjaga bayi 1,5 bulan sebab dia ingin pergi ke RS Reva Husada.
“Dia (Ery) naik mobil. Katanya ada yang meninggal, saya pikir istrinya,” ujar Asminah.
Asminah mengatakan keluarga Ery tergolong tertutup dan jarang berinteraksi.
Keluarga Ery baru saja pindah ke rumah di itu sejak dua bulan lalu.
“Baru dua bulan lalu. Baru menyapa saya juga kemarin itu, biasanya ndak pernah,” pungkas Asminah.
Hasil Otopsi
Hasil otopsi pada tubuh Agnes terungkap, balita usia 3 tahun ini meninggal bukan karena tenggelam.
Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander mengungkap meninggalnya Agnes Arnelita disebabkan oleh pendarahan di lambung.
Sebelumnya, bayi berumur tiga tahun itu ditemukan meninggal dalam bak mandi rumahnya di Perumahan Tlogowaru Indah, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
“Penyebab meninggalnya korban dari hasil autopsi jelas karena pendarahan di lambung yang disebabkan tekanan yang sangat keras. Nanti akan disinkronkan lagi dengan alat bukti lain,” ujar Dony, Kamis (31/10/2019).
Selain pendarahan lambung, ditemukan pula luka bakar di kaki serta memar di bagian punggung.
Hasil autopsi ini kata Dony, menjelaskan bahwa meninggalnya Agnes tidak disebabkan karena tenggelam.
“Penyebab kematian ini sudah jelas dari hasil pemeriksaan dokter bukan karena tenggelam. Kami akan seriuskan,” tutur dia.
Kebohongan Ery Terungkap

Setelah melakukan pemeriksaan kepada para saksi termasuk kedua orangtua korban, polisi akhirnya menyimpulkan kematian Agnes karena dibunuh.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, kesimpulan polisi setempat berdasarkan beberapa fakta dan keterangan yang berseberangan dari informasi yang disampaikan pelaku.
"Modus pelaku yang awal tidak mengakui dan akhirnya mengakui melakukan kekerasan hingga korban meninggal dunia," katanya saat dikonfirmasi TribunJatim.com, kamis (31/10/2019).
Barung mengatakan, pelaku tega melakukan kekerasan tersebut ternyata didasari atas keinginan pelaku menegur korban yang saat itu buang air sembarangan.
"Korban buang air sembarang itu yang membuat pelaku emosi," jelasnya.
Kepada penyidik, lanjut Barung, pelaku mengakui serangkaian kekerasan yang berujung hilangnya nyawa korban.
"Dengan cara menginjak sebanyak dua kali ya ke punggung dan perut korban," terangnya.
Tak cuma itu, lanjut Barung, pelaku sempat membakar kaki korban dengan alasan si korban saat itu sedang menggigil.
"Dia ngaku bakar kaki korban dengan alasan korban menggigil," tuturnya.
Barung mengatakan, penyidik dari Satreskrim Polresta Malang masih terus memeriksa pelaku.
"Kami masih periksa pelaku," pungkasnya.