Dewan Kesenian Surabaya Gelar Lomba Cerpen Tingkat Nasional, Total Hadiah Rp 20 Juta

Dewan Kesenian Surabaya (DKS) melalui program Majelis Sastra Urban menggelar Lomba Cerpen Tingkat Nasional dengan total hadiah hingga Rp20 juta

Penulis: Eko Darmoko | Editor: Eben Haezer Panca
ist
Chrisman Hadi, Ketua Umum Dewan Kesenian Surabaya 

SURYA.co.di | SURABAYA – Dewan Kesenian Surabaya (DKS) melalui program Majelis Sastra Urban menggelar Lomba Cerpen Tingkat Nasional.

Lomba Cerpen Tingkat Nasional ini bakal memperebutkan total hadiah uang tunai sebesar Rp 20 juta.

Rinciannya, satu Pemenang Utama mendapat hadiah Rp 10 juta, 5 Pemenang Impresif masing-masing Rp 1 juta, dan 10 Pemenang Favorit masing-masing Rp 500 ribu.

Ketua Umum DKS, Chrisman Hadi menuturkan, penerimaan naskah lomba dimulai bulan Oktober 2019 hingga 10 November 2019.

Pemenang lomba diumumkan tanggal 15 Desember 2019. Penyerahan hadiah lomba sekaligus launching buku dari 16 pemenang digelar seminggu berikutnya di Balai Pemuda Surabaya.

“Ketua juri lomba ini adalah begawan cerpen nasional Prof Budi Darma. Anggota juri terdiri dari Mashuri, staf ahli Balai Bahasa Jatim yang pernah juara 1 lomba Novel DKJ. Lalu Bramantio, dosen Unair yang pernah memenangi lomba Kritik Sastra DKJ,” kata Chrisman, Jumat (4/9/2019).

Melalui lomba ini, DKS berharap bisa memacu penulis-penulis berbakat untuk menghasilkan karya cerpen yang bermutu.

“Makanya, kami memilih tema Urbanhype. Itu karena kami ingin menemukan teks-teks sastra masa depan. Sekaligus mewadahi geliat sastra milenial. Termasuk pula mewadahi jejaring sastra Surabaya dan nasional,” katanya.

"Peserta boleh mengirim maksimal 3 judul cerpen," ujar Chrisman.

Ketua Panitia Lomba Cerpen Nasional, Ribut Wijoto, menambahkan bahwa generasi milenial dikatakan memiliki penggaris sendiri untuk mengukur jarak dunia dan peristiwa.

“Mereka bebas tradisi, bebas struktur, sejarah, bahkan bebas visi. Sekelompok serangga dalam ruang hiperteks. Facebook, Instagram, Line, Twitter, mengakomodasi wujud-wujud sastra yang baru: webtoon, caption, fun fiction, printed quotes, dan lain-lain. Gelombang endorse dan iklan online shop yang lebih sugestif dari puisi. Dengan materi konsumsi itu mereka menciptakan ruang sastra yang berjalan sendiri,” papar Ribut Wijoto.

Teks-teks yang penuh mention dan hashtag, menetas per detik. “Keunikan ini perlu perhatian khusus dan wadah serius agar tidak menguap setelah sekadar mendapat lima ribu likes dan tanda hati. Salah satu cara efektif untuk menjaring anak-anak teks yang bebas itu adalah mengadakan perlombaan menulis berskala nasional,” kata Ribut.

Untuk itu, menurut Ribut, tema yang dipilih pun representatif dengan hal-hal yang akrab dan bersifat kekinian, yaitu Urbanhype.

“Urbanhype ini gabungan kata ‘urban’ dan ‘hype’ yang menawarkan interpretasi luas dan segar untuk penulisan teks sastra khususnya cerpen,” katanya.

Apakah arti terperinci dari urbanhype? Sekretaris sekaligus salah satu konseptor Lomba Cerpen DKS, Nanda A Rahmah, memaparkan bahwa urbanhype adalah pa-apa yang hype di masa urban ini.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved