Balasan Menohok Ketua BEM UGM Muhammad Muqtadir saat Moeldoko Sebut Aksi Mahasiswa Cuma Nostalgia

Muhammad Atiatul Muqtadir atau Fathur memberi balasan menohok saat Kepala Staf Kepresiden Moeldoko menyebut demonstrasi yang digelar cuma nostalgia.

Editor: Musahadah
Youtube Najwa Shihab
Ketua BEM UGM Muhammad Atiatul Muqtadir dan Ketua Staf Kepresidenan Moeldoko 

Tensi meningkat, kelelahan, akibatkan unkontrol, sehingga pada jam-jam tertentu mulai tuitik kulminasi itu mulai terjadi situasi tidak bagus.

Sama juga begitu, aparat seperti itu,. aparat juga manusia, dia juga punya titik kulminasi.
Pada titik kulminasi itulah terjadi ini," terang Moeldoko

Lihat video mulai detik ke 4.40. 

Gara-gara MenkumHAM Sebut Dian Sastro Bodoh, Sujiwo Tedjo Beri Gelar & Panggilan Baru: YANG

VIRAL Ambulans Pemprov DKI Angkut Batu & Bensin saat Kerusuhan di Gedung DPR/MPR, Ini Kata Polisi!

Selain Mahasiswa, Ratusan Pelajar SMK Juga Turun ke Jalan Ikut Unjuk Rasa Tolak RUU KUHP dan UU KPK

Nama Muhammad Atiatul Muqtadir atau yang lebih dikenal Fathur, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada ( BEM UGM) menarik perhatian warganet seusai tampil di program Indonesia Lawyer Club TV One ( ILC TV One).

Penampilan Fathur tak hanya sendiri, ia juga ditemani rekan seperjuangannya dari berbagai kampus lainnya seperti, Universitas Trisakti, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung.

Mereka sebagai perwakilan mahasiswa, juga rakyat Indonesia yang tak setuju jika RKUHP disahkan, lantaran ada pasal-pasal di dalamnya yang dinilai tak sesuai dan rawan untuk ancaman kriminalisasi.

 

Dalam tayangan ILC TV One yang diunggah di YouTube, Selasa (24/9/2019), Karni Ilyas menanyakan alasan ribuan mahasiswa masih melakukan aksi protes, padahal RKUHP sudah jelas akan ditunda pengesahannya oleh Presiden RI Joko Widodo.

"Tapi kan dari presiden sendiri anda sudah dengar, bahwa rancangan undang-undang KUHP ini adalah salah satu yang dia setuju untuk ditunda, sesuai aspirasi mahasiswa, trus kenapa masih di protes?" tanya Karni Ilyas.

Karni Ilyas melanjutkan menurut presepsinya, penundaan itu artinya bukan diselesaikan sekarang.

"Ini adalah pekerjaan DPR yang selanjutnya. Itu tegas sekali presiden sampaikan, sampai di akhir Jabatan nanti, bukan yang ini, yang ini tinggal beberapa hari lagi. Itu yang saya tangkap," kata Karni Ilyas lagi.

Mendengar pernyataan karni Ilyas, salahsatu mahasiswa, Muhammad Atiatul Muqtadir, Ketua BEM UGM menjawab dengan nada tenang dan jelas.

Fatur, panggilan akrab Muhammad Atiatul Muqtadir, menjelaskan jika pernyataan 'tunda' yang disampaikan presiden bukan sebuah jawaban aksi demo. 

"Bung Karni, saya ingin sampaikan tentang RKUHP. Yang pertama kalau kita dengar presiden menunda, tunda itu kan sebenarnya bahasa politis Bung Karni. Kalau kita lihat sebenarnya kalau saat Paripurna adanya tolak atau terima, gak ada tunda," jawab fatur.

"Jadi ketika itu disampikan tunda, apalagi kita baca beritanya, tiba-tiba ada statemen 'yah kan kita masih ada masa waktu paripurna sampai 31 September', loh padahal mahasiswa bukan pingin ditunda, mahasiswa ingin menolak. Bukan hanya menolak Bung Karni, tuntutan kami yang sampai saat ini tidak mau ditemui DPR yang terhormat itu bukan sekedar menunda, tapi setelah ditunda, nanti dibahas ulang dan melibatkan akademisi, masyarakat," jelas Fatur tegas.

Fatur juga menegaskan jika aksi mahasiswa bukan aksi manusia bodoh.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved