Viral Media Sosial
VIRAL Video 3 Orang Tembakkan Senjata Api saat Upacara Adat di Lampung, 3 Polisi Diperiksa Propam
Video tiga orang menembakkan senjata api ke udara saat upacara adat di Lampung Viral di media sosial.
SURYA.CO.ID – Video tiga orang menembakkan senjata api ke udara saat upacara adat di Lampung Viral di media sosial.
Video viral yang awalnya diunggah akun instagram @seputar_lampung ini pun berbuntut panjang.
TIga polisi harus dipanggil Bidpropam Polda Lampung untuk dimintai keterangan.
Hingga, Kamis (19/9/2019), Video berjudul “Prosesi Begawi di Kotabumi, Lampung Utara Diwarnai Tembakan ke Udara” yang berdurasi sekitar 48 detik itu telah ditonton sebanyak 32.016 kali.
Dalam video terlihat seorang pria memakai jaket sweater berponco warna abu-abu menembakkan senjata laras panjang.
Sejumlah anak-anak yang berada di lokasi terlihat berebut memungut benda yang diduga selongsong peluru.
Tak lama berselang, seorang menggunakan jas hitam dan kopiah adat menembakkan senjata laras pendek sebanyak lima kali ke udara.
Kemudian, seseorang memakai batik merah dan berkopiah juga menembakkan senjata laras pendek sebanyak tiga kali ke udara.
Akun @seputar_lampung menyebutkan bahwa itu adalah video prosesi Begawi yang berlangsung di Jalan Abrati Kelurahan Kotabumi Udik, Kecamatan Kotabumi, Lampung Utara, pada Sabtu (14/9/2019).
Acara ini diikuti 7 keluarga besar, yaitu Mulang Maya, Kotabumi Tengah, Kotabumi Ilir, Gunung Sugih, Kotabumi Udik, Bumi Agung, dan Kota Alam.
Keesokan harinya, berlangsung kegiatan Cangget Agung, kegiatan turun mandi dan Pepadun atau pemberian gelar adat Lampung.
Pada kegiatan turun mandi dan Pepadun atau pemberian gelar adat Lampung, dilakukan tradisi turun temurun, yaitu membunyikan petasan atau menembakkan senjata api ke udara untuk memeriahkan proses pemberian gelar adat Lampung (sutan/pangeran).
• TERUNGKAP Lokasi Penyeberangan ala Flying Fox yang Viral di Medsos, Faktanya Tak Seperti di Video
• Pria Misterius Masuk Rumah Dini Hari, Raba-raba & Ciumi Wanita Tidur di Purworejo, Korbannya Banyak
• Oknum Polisi Cabuli Santrinya di Rumah & Kadang di Hotel, Menakuti Kena Azab & Beri Uang Rp 20 Ribu
Meski dijelaskan sebagai bagian dari prosesi Begawi, sejumlah warganet justru mempertanyakan penggunaan senjata api tersebut.
Terlebih lagi, banyak anak-anak di lokasi itu.
“Apakah anggota polisi yang menembak itu ...apakah di perbolehkan ? Tanya min,” tulis akun @akhlis_rinaldi
“Apa orang yang menembakan tembakan itu memang kompeten untuk memegang senpi?” tulis akun @aanindyap
Namun, tak sedikit juga warganet yang menilai bahwa penggunaan senjata api itu adalah hal yang wajar, karena menyangkut adat istiadat setempat.
“Tolong jangan dibesar-besarkan? Ini lah akibat diplintir bahasa, tolong tanyakan sama perwatin Lampung, itu proses turun mandei!! Jadi buat kalian jangan langsung judge yang gak bener,” tulis akun @rizkisangun.
3 Polisi Dipanggil Propam
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad membenarkan bahwa tiga senjata yang ditembakkan di udara dalam video itu adalah senjata dinas Polri.
Ketiga oknum yang menembakkan senjata dalam video itu juga merupakan anggota kepolisian.
Menurut Zahwani, polisi dalam video tersebut sedang diperiksa oleh anggota Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Lampung.
“Ketiganya sedang dimintai keterangan oleh Bidang Propam Polda Lampung, karena senjata itu adalah senjata dinas,” kata Zahwani, Kamis (19/9/2019).
Dari informasi yang dihimpun, ketiga senjata itu adalah satu senjata laras panjang jenis senapan serbu Steyr AUG, dan dua senjata laras pendek jenis Glock.
Ketiga oknum yang menembakkan senjata adalah Bharatu AI, Bripka MF, dan Briptu OK.
Menurutnya, kegiatan tersebut masih dalam penyelidikan oleh Bidpropam Polda Lampung karena tidak memiliki ijin kegiatan ataupun permintaan bantuan dari personel kepolisian.
“Ketiga oknum dan senjatanya masing-masing sudah diamankan di Bidpropam Polda Lampung,” katanya, Kamis (19/9/2019).
Aksi ini terjadi karena inisiatif ketiga oknum tersebut yang merupakan anggota keluarga yang melangsungkan acara adat tersebut.
Biasanya, kata Zahwani, pada sesi acara turun mandi dimeriahkan dengan bunyi-bunyian letusan seperti mercon atapun petasan.
Namun, pada hari itu, panitia acara kehabisan petasan atau mercon.
“Tiga oknum ini bagian dari keluarga yang melangsungkan acara. Ketiganya lalu berinisiatif menggunakan senjata api, untuk memeriahkan acara,” katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gantikan Mercon dengan Senjata Api pada Acara Adat, 3 Polisi Diperiksa Propam"