Berita Surabaya

Reaksi Psikolog Soal Video Viral Anak Injak Kepala Ibu Kandung di Surabaya, Diduga ini Penyebabnya

Video viral yang memperlihatkan seorang anak menginjakkan kaki ke kepala ibu kandungnya di Surabaya, mendapat reaksi dari psikolog

Kolase Humas Polrestabes Surabaya dan SURYA.co.id
Andre saat dimintai keterangan di Mapolsek Tegalsari Kota Surabaya dan video viral saat dirinya menginjak kepala sang ibu 

SURYA.co.id - Video viral yang memperlihatkan seorang anak menginjakkan kaki ke kepala ibu kandungnya di Surabaya, mendapat reaksi dari psikolog

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Viral Anak Injak Kepala Ibu, Psikolog Ingatkan Pentingnya Didikan Sejak Kecil', hal ini diungkapkan oleh Hening Widyastuti, seorang psikolog dari Solo

Psikolog tersebut bahkan mengungkap beberapa dugaan tentang penyebab si anak tega menginjak kepala ibu kandungnya

Hening berpendapat, hal tersebut bisa saja terjadi lantaran sang anak sudah memendam emosinya sejak beberapa lama.

Ia juga memperkirakan bahwa sang anak memiliki tingkat spirilitualitas yang kurang baik.

“Kalau dari kecil anak yang dididik dan didampingi dengan pengetahuan agama yang meresap itu perkembangannya umumnya berbeda. Baik ia dari kalangan ekonomi manapun,” tuturnya.

Kedua, Hening menilai faktor lain yang bisa saja mempengaruhi hal tersebut adalah permasalahan pergaulan si anak.

Menurutnya lingkungan sangat memegang peranan penting terkait sikap seseorang.

“Lingkungan komunitas dia perlu dipertanyakan,” tuturnya.

Menurutnya, hal tersebut bisa saja terjadi ketika pemuda tersebut berada di lingkungan di mana sekitarnya banyak yang gaya hidupnya tinggi sehingga dia menyalahkan dirinya sendiri.

Pertanyaan seperti, ‘kenapa saya harus kekurangan’ pada akhirnya membuat hal tersebut merembet kepada menyalahkan orangtuanya.

“Orangtua menjadi simbol sesuatu yang menyebabkan ia tak mendapat sesuatu yang ia inginkan,” kata Hening.

Ia menilai uang Rp 10.000 hanyalah pemicu emosi karna apa yang ia inginkan tak didapat dan hal tersebut bertubi-tubi.

“Keimanan dipertanyakan karena keimanan adalah kedekatan internal kita dengan sang pencipta. Disitulah filter kita tentang sesuatu yang benar dan tak benar,” tuturnya.

Ia juga menyebut, bahwa pola asuh juga sangat berpengaruh pada kedekatan antara orangtua dan anak.

Pola asuh sejak kecil bisa berdampak hingga seseorang menginjak dewasa.

Hening menekankan kepada orangtua, untuk mendidik anak-anaknya bahkan sejak berada di dalam kandungan.

Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Psikolog Anak, Seto Mulyadi.

Ia menilai bahwa tindakan si anak kemungkinan dipengaruhi dari pendidikan di masa kecilnya.

Menurutnya, budaya kekerasan bisa terbentuk sejak seseorang sejak kecil.

“Mungkin dari sisi ekonomi tak masalah tapi budaya kekerasan terbentuk sejak mereka masih kecil,” tutur Seto.

Sebelumnya, video yang memperlihatkan seorang anak menginjakkan kaki ke kepala ibu kandungnya, menjadi viral di media sosial sejak Rabu 21 Agustus 2019.

Penelusuran SURYA.co.id, video tersebut diketahui terjadi di Surabaya.

Video itu sendiri menjadi viral di banyak media sosial, bahkan membuat polisi turun tangan.

Dalam video berdurasi 38 detik itu, memperlihatkan seorang ibu yang sedang tidur-tiduran sambil menasehati anak putranya.

Beberapa detik berikutnya, sang anak terlihat tidak terima dan kesal.

Anak lelaki itu kemudian melempar bantal, lalu menginjak kepala ibunya.

Setelah itu, si anak lelaki tadi pergi.

Entah bagaimana, video itu kemudian viral, serta memancing komentar miring dari banyak orang.

Tidak hanya itu saja, polisi kemudian turun tangan mengusut kasus tersebut.

Si anak lelaki yang diketahui berinisial AP itu bahkan sempat digiring ke kantor polisi.

Walau demikian, kasus tersebut kemudian berakhir secara kekeluargaan.

"Menangapi Viralnya Video Anak Yang Menginjak Kepala Orang Tuanya di Media sosial.

Kapolsek Tegalsari Kompol Rendy Memerintahkan Anggotanya Untuk Mengecek Kebenaran Tersebut.

Dan Setelah Anggota Tiba di Lokasi Anggota Menanyai Kebenarannya kepada korban atau ibu kandungnya.

Setelah mendapat keterangan dari korban atau ibu kandung anak tersebut anggota Polsek Tegalsari langsung membawak anak yang bersangkutan ke Mapolsek Tegalsari untuk di mintai keterangan lebih lanjut.

Namun kasih sayang seorang ibu....

si ibu tidak ingin anak di tahan dan maunya di mediasi kekeluargaan saja... ujar kapolsek

kepada Humas Polrestabes Surabaya Kapolsek juga menambahkan bahwa Si ibu ada riwayat sakit jantung juga," tulis akun facebook Humas Polrestabes Surabaya.

Diketahui kemudian anak laki-laki tersebut adalah Andre (21). Ia anak terakhir dari tiga bersaudara.

Sementara yang merekam kejadian tersebut adalah kakak kedua Andre yang bernama, Novi.

Ia mengatakan, Novi terpaksa merekam kelakuan kasar adiknya lantaran tidak kuat dengan sikap temperamen dari adiknya.

Novi kemudian mengunggah video tersebut ke media sosial Facebook

"Perekam dan pengunggahnya itu kakaknya sendiri. Katanya hanya ingin adiknya mendapat efek jera itu saja," katanya, Kamis (22/8/2019).

Saat itu, ungkap Rendy, Novi sedang menyusui anaknya di depan ibunya yang berbaring di atas kasur akibat sakit jantung.

Sang ibu sedang cekcok dengan Andre persoalan uang Rp 10 Ribu.

"Kakaknya itu lagi merawat anaknya di depan ibunya yang sedang berbaring," katanya.

Andre saat dimintai keterangan di Mapolsek Tegalsari Kota Surabaya dan video viral saat dirinya menginjak kepala sang ibu
Andre saat dimintai keterangan di Mapolsek Tegalsari Kota Surabaya dan video viral saat dirinya menginjak kepala sang ibu (surya.co.id/istimewa)

Novi yang kebingungan menangani tingkah laku adiknya itu, sontak merekam kejadian tersebut lalu mengunggahnya ke Facebook salah satu media di Surabaya.

"Kakaknya itu mengunggah video itu hanya untuk meminta, pendapat dari netizen, bagaimana sih cara agar memberitahu adiknya itu," tuturnya.

Nyatanya video tersebut justru memantik rasa geram pada para netizen yang melihatnya.

"Kan dia nggak nyangka sampai viral," katanya.

Rendy menambahkan, mediasi berjalan dengan baik dan Andre telah dimintai membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.

"Dia sungkem pada ibunya. Lalu minta maaf kemudian saya suruh buat perjanjian yang isinya tidak akan mengulangi lagi. Kalau mengulangi lagi bisa masuk ranah pidana, maka kami akan memproses," tandasnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved