BERITA SURABAYA POPULER Hari ini, Mahasiswa Papua Tolak Fadli Zon & Nasib Anak Injak Kepala Ibu

BERITA SURABAYA POPULER Hari ini, Mahasiswa Papua Tolak Fadli Zon & Nasib Anak Injak Kepala Ibu

Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
Istimewa
Anggota DPR RI Komisi X Fraksi PDIP Jimmy Demianus Ijie S dan Anggota DPR RI Komisi VI Fraksi Partai Gerindra, Steven Abraham saat tiba di depan Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Rabu (21/08/2019). 

SURYA.CO.ID - Simak Berita Surabaya Populer hari ini Jumat, 23 Agustus 2019 yang diantaranya ialah alasan mahasiswa Papua menolak kedatangan Bu Risma dan Fadli Zon.

Alasan penolakan tersebut dibeberkan oleh Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan Junaedi melalui acara Mata Naja edisi Kamis (22/8/2019).

Selain itu, adapula berita lainnya terkait nasib dan alasan anak injak kepala ibu yang viral di media sosial.

1. Alasan Risma & Fadli Zon Ditolak Masuk Asrama Mahasiswa Papua Dibeber KontraS: Mau Bikin Apa?

Wali Kota Risma dan Sekjen Federasi Kontras Andy Irfan Junaedi
Wali Kota Risma dan Sekjen Federasi Kontras Andy Irfan Junaedi (dok.surya/youtube Najwa Shihab)

Akhirnya terungkap alasan mahasiswa asal Papua menolak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan pimpinan DPR RI Fadli Zon masuk ke asramanya. 

Alasan penolakan Risma dan Fadli Zon masuk ke asrama mahasiswa Papua di Surabaya diungkap  Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan Junaedi. 

Andy Irfan Junaedi yang selama ini mendampingi mahasiswa Papua di Surabaya mengungkapkan alasan penolakan itu saat hadir di acara Mata Najwa, Kamis (22/8/2019).

Andy menuturkan, selama ini para mahasiswa Papua ini diperlakukan buruk.  

Karena itu, ketika kerusuhan di papua mencuat dan banyak pihak ingin menemuinya, hal itu dinilai Andy Irfan sebagao sebuah titik balik.

"Ini kan jadi titik balik, di satu waktu sekian tahun mereka dihinakan, dinistakan. Tahu-tahu semua orang sekarang pengin ngajak ngomong sama teman-teman," ujar Andy.

"Seperti sesuatu yang ini kaya dari ekstrem dari utara menuju selatan. Dari kutub ke kutub," tambahnya.

"Dari tahun ke tahun mereka dihinakan. Ngomong sedikit salah, aksi sedikit salah, diskusi sedikit dicurigai, diputar film di asrama diserang. Tidak ada satupun kegiatan publik yang dilakukan oleh teman-teman di asrama Papua. Itu yang dianggap benar, selalu dituduh separatis dan tidak dipercaya punya rasa cinta kepada Indonesia," papar Andy.

Ia lalu mengatakan hal itulah yang menjadi alasan penolakan kunjungan terjadi.

2. 5 Fakta Susi Wakil Ormas yang Viral seusai Insiden Asrama Mahasiswa Papua, Saksi Sengketa Pilpres MK

5 Fakta Susi, Wakil Ormas yang Viral seusai Insiden di Asrama Mahasiswa Papua
5 Fakta Susi, Wakil Ormas yang Viral seusai Insiden di Asrama Mahasiswa Papua (youtube/dok.surya)

Nama Tri Susanti alias Susi mendadak viral setelah insiden di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya yang kemudian memantik aksi kerusuhan di sejumlah wilayah di bumi Cenderawasih. 

Bahkan nama Susi sempat menjadi trending topik di Twitter setelah wanita asal Surabaya ini meminta maaf menanggapi beredarnya video yang menunjukkan adanya ujaran bernada rasis terhadap mahasiswa Papua.

"Kami atas nama masyarakat Surabaya dan rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf, apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan itu (teriakan bernada rasisme)," katanya di Mapolda Jatim, Selasa (20/8/2019).

Ternyata, sosok Susi tidak asing bagi warga Surabaya.

Berikut fakta-fakta mengenai Susi yang membuat politisi Gerindra Fadli Zon angkat bicara!

1. Kader Partai Gerindra.

Dari penelusuran, Tri Susanti merupakan kader Partai Gerindra yang sempat maju sebagai caleg anggota DPRD Kota Surabaya.

2. Hadir di Sidang Sengketa Pilpres 2019 MK

Tri Susanti pernah hadir sebagai saksi dalam sidang sengketa Pilpres 2019 di MK, beberapa waktu lalu.

Ia dihadirkan oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bersama 14 saksi dan dua saksi ahli lainnya.

3. Ikut aksi di Asrama Mahasiwa Papua

Tri Susanti juga menjadi satu dari perwakilan ormas yang mendatangi Asmara Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Tambaksari, Surabaya, Jumat (16/8/2019).

Ia mengungkapkan, tujuan massa ormas yang dikomandoinya hanya bertujuan menegakkan bendera merah putih di Asrama Mahasiswa Papua.

4.Minta maaf

Tri Susanti yang merupakan wakil ormas meminta maaf apabila aksi mereka dianggap sebagai pemicu konflik yang lebih besar di Papua.

"Kami atas nama masyarakat Surabaya dan dari rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf, apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan itu (teriakan bernada rasisme)," katanya di Mapolda Jatim, Selasa (20/8/2019).

5. Tanggapan Gerindra

Politisi Gerindra, Fadli Zon angkat bicara terkait adanya dugaan keterlibatan kader Gerindra saat kericuhan di Asrama Mahasiswa Papua.

Fadli Zon berjanji akan melakukan investigasi terkait hal tersebut.

3. Viral Video Anak Tendang Kepala Ibunya di Tegalsari Surabaya, Begini Endingnya

Inilah detik-detik anak injak kepala ibu kandungnya
Inilah detik-detik anak injak kepala ibu kandungnya (Facebook Humas Polrestabes Surabaya)

Beredar video seorang anak laki-laki berperilaku kasar kepada ibunya di media sosial.

Anak laki-laki itu tampak beradu mulut dengan ibunya yang sedang rebahan.

Si anak sempat melempar guling ke arah ibunya.

Percekcokan dalam rekaman video berdurasi 39 detik diakhiri tindakan sang anak menendang kepala ibunya menggunakan kaki kanan.

Video rekaman terebeut sempat beredar di media sosial Facebook.

Dan kasus kekerasan yang terekam dalam video berdurasi singkat itu kini telah ditangani Polsek Tegalsari.

Kapolsek Tegalsari Kompol Rendy menuturkan, pihaknya memperoleh kabar adanya kasus kekerasan dalam rekaman video itu setelah dikirimi link media sosial, Selasa (20/8/2019).

Setelah dipastikan lokasi kejadian itu berada di kawasan Tegalsari, pihaknya langsung menelusuri kabar informasi tersebut, dan ternyata benar.

Rendy mengungkapkan, saat pihaknya hendak memeriksa anak laki-laki itu ke Mapolsek Tegalsari, sang ibu sempat menolak melakukan penahanan pada sang anak.

"Hari Selasa (20/8/2019) malam saya ajak ke kantor polisi meski ibu dan kakaknya tidak berkenan. Tapi tetap saya ajak untuk keterangan awal, kemudian kakaknya menyusul,"

Rendy mengatakan, dalam penanganan kasus tersebut pihaknya hanya melakukan mediasi kepada orang-orang yang bersangkutan dalam rekaman video tersebut.

"Dalam kasus ini kami hanya melakukan mediasi," katanya.

BERITA PERSEBAYA POPULER Hari ini, Jadwal Laga Persebya Vs Persija dan Lokasi Penukaran Tiket

UPDATE 5 Fakta Baru Wanita Pemeran Video Viral Vina Garut, Masa Lalunya Ternyata Siswi Berprestasi

Kisah Korban Curanmor oleh Komplotan Thoyyib Cs, Sunarsih Terjungkal akibat Pertahankan Scoopy-nya

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved