HUT Kemerdekaan RI ke 74
Modal Kompak & Keragaman Profesi, Warga Riverside Citra Harmoni Bangun Gapura Megah
Predikat individualistik di lingkungan perumahan patah di tangan warga cluster Riverside, perumahan Citra Harmoni. Gapura kembar menjadi simbolnya.
Penulis: Eben Haezer Panca | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SIDOARJO - Kawasan perumahan—terlebih yang dihuni oleh kaum urban—kerap dicap sebagai lingkungan yang individualistik. Tetapi predikat itu patah di kawasan cluster Riverside, perumahan Citra Harmoni, Kabupaten Sidoarjo.
Gapura megah yang baru-baru ini dibangun di sana menjadi buktinya. Semula, gapura ini dibangun semata untuk meramaikan HUT Kemerdekaan RI ke-74. Namun dalam perjalanannya, proses pembangunan gapura ini justru menjadi perekat warga. Sebagian warga yang barangkali belum kenal satu sama lain, kini jadi akrab.
Sebagai gambaran, gapura di cluster Riverside perumahan Citra Harmoni bisa dibilang gapura kembar.
Memanfaatkan situasi jalan yang ada, gapura ini dibangun di sisi utara dan selatan, serta mengapit sebuah taman kecil yang dihiasi air mancur.

Di gapura sisi utara yang menjadi jalan masuk, ditulis tema nasional HUT Kemerdekaan RI tahun ini : “SDM Unggul, Indonesia Maju”.
Siapapun yang melintasi gapura ini akan disuguhi dekorasi bambu runcing serta dinding pertahanan yang dibuat dari kantung-kantung pasir.
Saking cantiknya, gapura ini pun berubah menjadi spot foto yang instagramable. Bahkan, baru-baru ini, ibu-ibu setempat sengaja berfoto bersama di gapura tersebut. Semuanya kompak mengenakan busana kebaya.
Tono, ketua RT setempat, mengatakan bahwa pembangunan gapura ini sudah memperhitungkan berbagai aspek, baik harmoni, daya tahan, hingga nuansanya yang identik dengan HUT Kemerdekaan RI.
Menurut dia, pembangunan gapura cantik dan megah ini bisa terwujud karena warganya kompak. Mereka rela meluangkan waktu setelah pulang kerja, untuk kerja bakti membangun gapura.
“Meskipun sudah malam, warga tak segan berkumpul dan kerja bakti. Ya gimana lagi, kebanyakan warga di sini memang bekerja dari pagi sampai sore. Jadi kerja baktinya lebih banyak malam hari,” ujar abah Tono, panggilan akrab ketua RT tersebut, Jumat (16/8/2019).
Ketua RT berambut gondrong ini menambahkan, gapura ini bisa terwujud juga karena masing-masing potensi warganya diberdayakan.
Warga yang berprofesi sebagai arsitek misalnya, turun tangan menyiapkan ‘blueprint’ yang jadi panduan dalam pembangunan gapura. Kemudian, warga yang bekerja sebagai desainer, turun tangan merancang aksesoris-aksesoris untuk mempercantik gapura.
“Intinya, semua warga dilibatkan dan potensinya dimaksimalkan. Jadi, apapun latar belakang pekerjaan mereka, itu diberdayakan,” sambung abah Tono yang ditemui selepas tasyakuran HUT kemerdekaan RI.
“Kuncinya cuma satu: kompak dan guyub. Dengan kata lain, percuma kalau potensi di sini beragam tetapi warganya tidak kompak,” tegasnya lagi.
Dia mengatakan, biaya pembangunan gapura ini sepenuhnya berasal dari sumbangan warga. Besar ataupun kecil sumbangan sukarela itu, dikelola secara profesional sehingga dapat mencukupi untuk semua kebutuhan.