Saat Kamar Dibuka, Bayi yang 3 Hari Temani Mayat Membusuk Ayah Langsung Meraih Pelukan Kepala Dusun

Seperti mengetahui pintu terbuka, bayi perempuan yang pada 22 Agustus nanti genap berusia 14 bulan itu langsung duduk & meraih pelukan Kasun

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/sri wahyunik
Setiyanti menggendong bayi N dan Anik Nurazizah yang sempat merawat bayi N sebelum diserahkan ke keluarga 

SURYA.co.id | JEMBER  - Tewasnya Fauzi alias Aan Junaidi (40) warga Perumahan Kaliwining Asri C-6 Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji, Jember, diketahui akibat tangisan sang anak, bayi N (14 bulan), ditambah bau menyengat seperti bau bangkai.

Berikut kronologi diketahuinya peristiwa itu, dari sejumlah sumber yang dikumpulkan Surya.

Menurut tetangga rumah Fauzi, Anik Nurazizah, warga perumahannya melihat terakhir kali Fauzi pada Sabtu (10/8/2019) malam atau di malam Hari Raya Idul Adha.

"Malam itu sempat diundang kenduri peringatan Hari Raya Idul Adha," ujar Anik kepada Surya, Kamis (15/8/2019).

Tetapi Fauzi tidak mendatangi undangan kenduri tersebut. Kemudian pada Minggu (11/8/2019) pagi jika mengacu kepada keterangan Kapolsek Rambipuji AKP Sutarjo, ada warga yang masih melihatnya.

Namun dari keterangan istri Fauzi melalui video call, sejak pukul 08.00 Wib, Minggu (11/8/2019), dirinya tidak bisa menghubungi suaminya.

"Telepon tidak diangkat, dikirimi pesan lewat WA centang satu. Tadi pagi istrinya, Mbak Sulastri, cerita soal itu kepada saya melalui video call," imbuh Anik.

Kondisi kamar tempat ditemukannya mayat seorang pria yang sudah 3 hari meninggal dunia di Jember. (inset - bayi perempuan yang ditemukan bersama mayat ayahnya)
Kondisi kamar tempat ditemukannya mayat seorang pria yang sudah 3 hari meninggal dunia di Jember. (inset - bayi perempuan yang ditemukan bersama mayat ayahnya) (ist)

Ibunda Bayi 14 bulan yang Tunggui Jenazah Ayahnya Masih Berada di Taiwan, Begini Pesannya

Bayi 14 Bulan Seorang Diri Bersama Ayahnya yang Sudah 3 Hari Membusuk Tak Bernyawa di Kamar

Lalu pada Senin (12/8/2019), warga sekitar kadang kala mulai membaui bau busuk seperti bangkai tikus. Namun bau itu datang dan pergi. "Itu terjadi sampai Rabu (14/8/2019) kemarin. Jadi baunya datang dan pergi, kalau ada angin mengarah ke rumah saya, ada bau. Kalau tidak ya nggak. Jadi kami nyangkanya memang bau bangkai tikus," imbuhnya.

Meski begitu, warga sekitar tidak curiga atas tidak munculnya Fauzi. Warga sekitar melihat gerbang dan pintu rumah tertutup rapat. Namun sepeda motor yang bersangkutan ada di dalam pagar, di teras rumah.

Sampai akhirnya pada Rabu (14/8/2019) siang, warga yang rumahnya berdempetan dengan rumah Fauzi mendengar tangisan bayi.

"Anak bu RT yang rumahnya dempet itu yang dengar. Langsung bilang ke ibunya kalau 'Dik Nisa nangis'," imbuh Murtini, juga warga perumahan tersebut.

Tangisan kencang yang tidak lama itulah yang makin menguatkan kecurigaan warga sekitar, ditambah adanya bau menyengat. Warga perumahan memberitahu seorang bernama Ribut, yang dikenal sebagai ayah angkat Fauzi. Rumah Ribut berbeda dusun dengan Perumahan Kaliwining Asri.

Ribut yang mendatangi rumah Fauzi langsung mendapatkan menyimpulkan jika ada mayat di rumah itu. Ribut pun bersama warga sekitar melapor ke Kepala Dusun Bedadung Kulon Desa Rambipuji, Misrawi.

Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke perangkat desa dan ke kepolisian.

Rabu (14/8/2019) pukul 14.00 Wib, warga melapor ke Babinkamtibmas Desa Kaliwining dan Polsek Rambipuji. Setelahnya, polisi, Babinsa, dan warga membuka paksa rumah Fauzi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved