Kilas Balik

Keputusan Tak Terduga Cucu Soeharto Bikin Mbak Tutut Terharu, Tak Mau Manfaatkan Jabatan Sang Kakek

Salah satu cucu Soeharto, Danty Rukmana pernah melakukan hal tak terduga yang membuat sang mama, Mbak Tutut terharu

Kolase tututsoeharto.id
Keputusan Tak Terduga Cucu Soeharto Bikin Mbak Tutut Terharu 

SURYA.co.id - Salah satu cucu Soeharto, Danty Rukmana pernah melakukan keputusan tak terduga yang membuat sang mama, Mbak Tutut terharu

Cucu Soeharto itu pernah diam-diam mengikuti seleksi pembawa Bendera Pusaka di Istana Negara, tanpa memanfaatkan jabatan sang kakek yang saat itu menjadi presiden ke-2 RI

Dilansir dari tulisan Mbak Tutut di situs pribadinya (tututsoeharto.id), Danty Rukmana awalnya tak memberi tahu keluarganya terutama sang kakek, Soeharto

Namun, tak lama kemudian Mbak Tutut mengetahui rahasia putrinya itu

Kondisi Memprihatinkan Soeharto saat Lakukan Blusukan Rahasia Selama 2 Pekan, Cuma Makan Sambal Teri

Cara Khusus Kopassus Tangkal Ilmu Gaib Musuh Saat Misi, 3 Pendekar Sakti Asal Banten Diturunkan

Penyebab Soeharto Makamkan Soekarno di Blitar, Lalu Beri Gelar Pahlawan Proklamasi Diungkap Amoroso

Danty Indriastuty Purnamasari Rukmana
Danty Indriastuty Purnamasari Rukmana (tututsoeharto.id)

Danty pun mengakui dan meminta agar kedua orang tuanya tak ikut campur

“Mama dan juga papa, tolong jangan ikut campur dalam tes penyeleksian ini ya, biar Danty sendiri yang menghadapi.” ujar Danty

Mbak Tutut pun heran dan menanyakan alasan putrinya

“Kenapa mbak?, kan mama ingin tahu dan mengikuti prosesnya dan juga hasilnya.” tanya Mbak Tutut

Danty ternyata berkeinginan untuk lulus tes dengan kemampuannya sendiri, tanpa bantuan orang tuanya atau bahkan kakeknya yang saat itu menjadi presiden ke-2 RI

“Papa dan mama, doakan Danty berhasil dalam tes penyeleksian ini. Kalau Danty tidak berhasil, Danty mohon maaf sebesar-besarnya ya Ma, Pa. Tapi kalau Danty berhasil, Danty ingin, semua bukan fasilitas karena eyang jadi Presiden. Mudah-mudahan Danty dapat membuat mama, papa, eyang kakung dan eyang putri serta saudara-saudara bangga, aamiin” ujar Danty

Mbak Tutut dan Pak Harto
Mbak Tutut dan Pak Harto (dok)

Mendengar jawaban putrinya itu, Mbak Tutut langsung memeluk erat Danty dengan rasa haru yang tak terbendung

"Aamiin, mama akan selalu berdoa untukmu wuk, semoga kemudahan, keteguhan, kesabaran, kesehatan, keberhasilan, perlindungan dan petunjuk selalu Allah berikan padamu ya wuk, aamiin.” ucap Mbak Tutut pada Danty

Hal inipun tak lupa Mbak Tutut sampaikan pada sang kakek, Soeharto

Mbak Tutut juga menyampaikan permintaan Danty agar Soeharto tak ikut campur dalam seleksi Paskibraka nantinya

Soeharto dan Bu Tien pun bahagia mendengar berita itu, bahkan sangat bangga dengan keputusan cucunya

Setiap pulang tes, Mbak Tutut selalu menanyai Danty bagaimana hasilnya.

“Alhamdulillah bisa mah, doakan Danty selalu ya mah.” jawab Danty setiap kali ditanya Mbak Tutut

“Ada yang tahu nggak kamu cucunya eyang wuk?” tanya Mbak Tutut

“Alhamdulillah sampai saat ini nggak ada mah. Mereka tahunya aku perwakilan dari Lab School.” jawab Danty

Hingga pada akhirnya, Danty datang dengan senyum manisnya sambil memeluk Mbak Tutut

“Papa, mama, Alhamdulillah Danty terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.” ucap Danty

Danty terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) mewakili SMA Lab School, Rawa Mangun

cucu Soeharto, Danty Indriastuty Purnamasari Rukmana
cucu Soeharto, Danty Indriastuty Purnamasari Rukmana (tututsoeharto.id)

Mbak Tutut pun mengucap rasa syukur yang sebesar-besarnya

“Terima kasih ya Allah, telah kau izinkan anakku untuk menjadi salah satu Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Berilah anakku Danty kemampuan untuk dapat melaksanakannya dengan baik, benar dan sukses, aamiin.” ujar Mbak Tutut dalam hati

Lalu kabar yang menggembirakan pun tiba di rumah Mbak Tutut, Danty terpilih menjadi pembawa Bendera Pusaka

Danty pun menjadi pembawa Bendera Pusaka pada upacara kenegaraan memperingati hari kemerdekaan yang ke-45 bangsa Indonesia.

Hari yang dinantikan pun datang. Sepanjang upacara berlangsung tidak henti-hentinya Mbak Tutut berdoa agar Danty diberi kekuatan dan kemampuan untuk melaksanakan upacara sampai selesai.

Pada saat Danty menaiki tangga, Mbak Tutut tak berani menatapnya, takut tak dapat menahan derai air mata, yang telah ia coba tahan dari tadi.

Saat itu Danty Indriastuty Purnamasari Rukmana, siswa SMA dari DKI, menerima bendera pusaka dari Presiden kedua Republik Indonesia.

Drama di Balik Tender Jalan Tol Cawang-Tanjung Priuk

Masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di wilayah DKI Jakarta merasakan manfaat Jalan tol Cawang-Tanjung Priok. 

Tidak banyak yang tahu di balik pembangunan jalan tol ini ada drama yang terjadi di lingkungan keluarga cendana.  

Tutut Soeharto menceritakan sebuah kisah drama yang terjadi antara dirinya dan mantan Presiden Soeharto sebelum pembangunan jalan tol tersebut di situs pribadinya tututsoeharto.id.

Inilah tulisan lengkap Tutut Soeharto :

Sahabat, bisa sahabat bayangkan bagaimana perasaan saya saat itu. Betul, marah, kesal, bingung, sebel, dan masih banyak lagi perasaan yang buruk bermain di hati.

Bohong besar kalau saya katakan pada saat itu saya merasa tenang menghadapinya. Kenapa ini terjadi justru di saat-saat akan menyerahkan usulan proyek untuk tender.

Kemana harus saya cari dana tersebut. Kalau saya pinjam uang dari Bank dalam negeri, biasanya harus dikembalikan dalam jangka waktu, delapan hingga 10 tahun.

Sedangkan pembangunan jalan toll, melibatkan risiko yang besar dan merupakan investasi jangka panjang, karena ROI (Return of investment) yang juga panjang, penghitungan masa pengembaliannya 15 tahun.

Dan Bank di Indonesia, tidak akan mampu mendanai mega proyek tersebut, sendiri.

Sedangkan kalau saya memakai pinjaman Bank luar negeri, selunak-lunaknya pinjaman luar negeri, akan menjadi berat kalau memperhitungkan kemungkinan devaluasi rupiah, dan biasanya, mereka memberi persyaratan, harus memakai bahan baku, dari Negara pendana, sehingga akan membebani biaya proyek, karena tambahan biaya pengiriman.

Sedangkan kami sudah memutuskan untuk memakai semua produk Indonesia harus memakai kontraktor asing padahal kami telah bertekad memakai kontraktor Indonesia.

Pada saat begini, teringat saya dengan pesan bapak, “Apabila kamu merasa yakin dapat mengerjakannya, ya lakukan saja, kerjakan dengan segala resiko yang kamu hadapi.”

Siaaap bapak ….. akan saya hadapi semua resiko. Dan saya harus sabar, sholat dan tenang menghadapinya, sebagaimana pesan bapak juga, agar saya dapat memutuskan sesuatu dengan benar dan baik.

Saya bersama sebagian karyawan PT CMNP di atas tol Cawang- Tanjung Priok

Di tengah malam, dalam sholat tahajutku yang Alhamdulillah saya lakukan tiap malam, saya memohon petunjuk pada Illahi, apa yang harus saya lakukan.

Pagi harinya, tiba-tiba terlintas di benak saya, kenapa tidak memakai sindikasi Bank dalam negeri, dan harus Bank-bank yang besar. Terima kasih ya Allah atas petunjuk-Mu……

Segera saya berangkat, ke tiga Bank yang menjadi pilihan saya, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya dan Bank Rakyat Indonesia.

Saya menghadap Direktur Utamanya, saya jelaskan masalah yang saya hadapi. Di luar dugaan saya, ke tiga Bank tersebut siap ikut dalam kredit sindikasi antara ke tiga Bank tersebut. 

Subhannallah, Tuhan selalu menyertai perjuangan kami, dalam membuktikan bahwa kaum muda Indonesia mampu melaksanakan proyek-proyek besar, bila diberi kesempatan.

Saya kembali ke kantor dengan perasaan lega. Kini giliran konsorsium untuk melakukan perhitungan ulang secara marathon dan tak kenal lelah, karena batas waktu penyerahan tender tinggal dua hari.

Semangat mereka tergugah mendengar saya berhasil mendapatkan pendana yang baru.

Bambang Soeroso, selaku koordinator, mengkonsinyir semua staf inti, yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, untuk menyelesaikan tugas mereka hingga tuntas.

Berita gagalnya konsorsium memperoleh pembiayaan dari Taspen, disambut gembira oleh para pesaing kami, yang dari luar negeri.

Mereka menganggap, konsorsium tidak akan mampu menyerahkan dokumen tender tanpa dukungan Taspen. Jadi mereka telah mencoret kami dari daftar pesaing mereka.

Akhirnya, berkat doa keluarga kita masing-masing dan karena ridho Allah SWT, tim konsorsium dapat menyelesaikan perbaruan usulan proyek, tepat di hari terakhir batas penyerahan.

Saya ingat betul, hari itu hari jumat. Saya ditemani beberapa staf konsorsium bersiap-siap berangkat untuk menyerahkan proposal kami.

Pada saat kami akan berangkat, tiba tiba bapak datang ke rumah saya, yang biasanya merupakan kebiasaan bapak menjenguk putra-putrinya. Antara gembira karena kehadiran bapak, tapi juga bingung karena dikejar waktu penyerahan.

Bapak selalu tahu kalau saya sedang galau ataupun bingung.

Bapak bertanya pada saya : “ Kamu mau pergi wuk.”

“Iya bapak, ini batas waktu penyerahan usulan proyek jalan toll Cawang Priok.” Saya mencoba menjelaskan

Sebelum saya menjelaskan lagi, bapak langsung berkata, “ Ya sudah, segera kamu pergi, jangan sampai terlambat.”

“Bapak dengan siapa nanti.” Saya menjawab cepat.

“Sudah kamu berangkat sekarang, jangan pikirkan bapak. Bapak banyak yang nemanin.Pikirkan perjuangan kalian.”

Haru saya mendengar ucapan bapak saat itu. Saya cium tangan bapak : “ Nyuwun pangestubapak (mohon doa restu bapak).”

Bapak memeluk saya kemudian menjenggung dahi saya sambil berkata : “ Pergilah segera, jangan sampai terlambat, bapak doakan untuk kalian semua. Perjuangkan harapanmu dan kawan-kawanmu.”

Sekali lagi saya cium tangan bapak, dan langsung menuju garasi, tanpa aku sadari bapak mengikuti saya ke garasi. Beliau mengantarkan kami sampai garasi. Air mata harupun tak dapat saya bendung. Jaga bapak ibuku ya Allah.

Para pesaing kami terhenyak kaget, saat melihat kami, menyerahkan dokumen penawaran kami tepat sebelum sholat jum’at. Alhamdulillah.

Menunggu hasil pemeriksaan seluruh dokumen peserta tender, merupakan hari yang mendebarkan. Akhirnya datang berita yang kami tunggu.

Alhamdulillah, kami memenangkan tender tersebut. Sujud syukur saya lakukan. Karena ridho dan izin-Nya, kami dapat memenangkan tender yang kami laksanakan dengan pengalaman terbatas, namun dengan etos kerja yang tinggi dan kebersamaan, saling percaya, dislipin, kemauan dan keyakinan yang kuat.

Awal dari sebuah perjuangan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved