Pengakuan Blak-blakan Hermawan Sulistyo yang Menyebut Kivlan Zen Pernah Coba Membunuhnya
Pengakuan blak-blakan Hermawan Sulistyo yang menyebut Mayjend (Purn) TNI Kivlan Zen pernah berencana membunuhnya.
SURYA.co.id - Pengakuan blak-blakan Hermawan Sulistyo yang menyebut Mayjend (Purn) TNI Kivlan Zen pernah berencana membunuhnya.
Pengakuan blak-blakan Hermawan Sulistyo disampaikan saat menjadi narasumber di acara Kompas Petang, pada Senin (17/6/2019).
Menurut Hermawan Sulistyo yang akrab dipanggil Kiki itu, rencana Kivlan Zen tersebut akan dilakukan pada tahun 1998.
Hal itu, kata Kiki, diungkapkan sendiri oleh Kivlan Zen saat menjadi pembicara di acara peluncuran buku Fadli Zon di tahun 1998.
Kala itu, pengamat politik sekaligus Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Kapuskambas UBJ) ini mengatakan, Kivlan Zein berkata ingin membunuh dirinya.
Kiki menyampaikan di acara Kompas Petang, awalnya ia tengah membahas soal dalang kerusuhan aksi 22 Mei 2019 silam.
• Yusril Sebut Kubu Prabowo ke LPSK Sebagai Teror Psikologis pada Masyarakat, Ujung-ujungnya Ini
Saat ditanya hubungan Kivlan Zen dengan kerusuhan 22 Mei tersebut, Hermawan Sulistyo menceritakan soal pengalaman pribadinya.
"Ini pengalaman pribadi tahun 98 disebuah forum publik di peluncuran bukunya Fadli Zon," kata Hermawan Sulistyo dikutip TribunJakarta.com (grup SURYA.co.id).
Ia menjelaskan kala itu Kivlan Zen mengaku selama satu bulan mencari dirinya untuk dibunuh.
"Kivlan menyebut 'saya satu bulan mencari Mas Kiki untuk saya bunuh'," ucap Hermawan Sulistyo.
Aiman pembawa acara Kompas Petang dibuat heran dengan pernyataan Hermawan Sulistyo.
"Tunggu sebentar, tungggu sebentar," kata Aiman.
"Tahun 98, ini pengakuan pada saat peluncuran bukunya Fadli Zon," jelas Hermawan Sulistyo.
• Kivlan Zen Akui Terima Uang 4 Ribu Dollar dari Habil Marati, Bantah untuk Bunuh 4 Jenderal, Lalu?
Hermawan Sulistyo kemudian membeberkan percakapannya dengan Kivlan Zen di acara tersebut.
Ia bertanya mengapa rencana Kivlan Zen untuk membunuhnya tak terealisasi.
Kivlan Zen menjelaskan hal tersebut terjadi karena ia kesulitan untuk mencari keberadaan Hermawan Sulistyo.