Kuliner
Incip Rujak Cingur di Warung Rujak Pojok Kota Malang, Rasa Khas Petisnya Bikin Lidah 'Meleleh'
Rujak buatan Shen dan Ie pertama kali dijual di kawasan Oro-oro Dowo dari tahun 1951 hingga 1963 dengan menyewa sebuah lapak.
SURYA.co.id | MALANG - Selain cingur yang kenyal, rasa petis udang yang khas dan gurih membuat rujak cingur terus diburu para penikmatnya.
Seperti rujak cingur yang ada di Warung Rujak Pojok Kota Malang.
Warung itu kini dikelola generasi keempat, turunan Then Pian Shen dan Oe Tjie Ie, yang pasangan ekspatriat Cina.
Namun, resep yang digunakan tetap sama sejak puluhan tahun lalu.
Petis yang merupakan bumbu utama rujak, juga masih sama seperti yang dipakai eyang buyut.
"Masih sama mbak. Pakai petis yang dibeli di Sidoarjo. Petis udang," kata Pengelola Warung Rujak Pojok, Andry Kusuma, Rabu (12/6/2019).

Andry lalu menceritakan usaha rujak cingur legendaris milik nenek buyutnya.
Awalnya, Then Pian Shen dan Oe Tjie Ie mencoba peruntungan di Indonesia.
Keduanya menetap di i Kota Malang pada Tahun 1951 setelah berkelana ke beberapa daerah.
Saat ekspatriat asal Cina lain berjualan kuliner khas Tionghoa, Shen dan Ie lebih memilih berjualan rujak.
Rujak buatan Shen dan Ie pertama kali dijual di kawasan Oro-oro Dowo dari tahun 1951 hingga 1963 dengan menyewa sebuah lapak.

Kemudian, keduanya memutuskan pindah ke Jalan Pajajaran dekat Stasiun Kota Malang.
Warung milik Shen dan Ie ini kemudian dinamai Rujak Pojok.
Menurut Andry, sebenarnya ini adalah usaha sampingan nenek buyutnya. Usaha utamanya adalah buku.
Tahun 1965, usaha Rujak Pojok sempat berhenti karena peristiwa G30S/PKI.