Mudik Lebaran 2019

Tak Cuma Harga Tiket yang Mahal, Ini Penyebab Lain Turunnya Jumlah Pemudik Pakai Pesawat

Jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi udara mengalami penurunan pada Lebaran tahun ini.

tribun jatim/kukuh kurniawan
Suasana terminal keberangkatan T1 Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Sabtu (8/6/2019). 

SURYA.co.id - Jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi udara mengalami penurunan pada Lebaran tahun ini.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut ada dua penyebab dibalik menurunnya pengguna angkutan udara tersebut.

Yang pertama adalah pengurangan jumlah pesawat oleh beberapa maskapai.

Hal itu, menurut Budi, membuat banyak penumpang yang tidak kebagian tiket pesawat.

"Kalau saja jumlah pesawat itu ditambah tidak sebanyak itu, jadi saya dengar ada pesawat-pesawat yang tidak dioperasikan selain pesawat (Boeing 747) Max itu tidak dioperasikan, karena banyak yang tidak dapat tiket," kata Budi Senin (10/6/2019).

Alasan lainnya adalah harga tiket pesawat yang tinggi dibanding transportasi lain.

"Tentu juga karena harga ya," ujar dia.

Padahal, Budi berpandangan, kebutuhan masyarakat terhadap angkutan moda pesawat cukup baik selama Lebaran 2019.

Namun, karena tak diimbangi dengan jumlah pesawat, penurunan jumlah penumpang menjadi anjlok.

"Sebenarnya kalau di Lebaran itu, demand-nya relatif baik jadi kalau supply-nya ada mungkin turunnya paling banter 2-3 persen," tutur Budi.

Berdasarkan data Kemenhub pada situs Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (Siasati), penumpang angkutan udara mengalami penurunan sebesar 33,11 persen.

Data tersebut merupakan jumlah keberangkatan penumpang sejak H-7 hingga H+5 Lebaran, Selasa (11/6/2019), dibanding tahun 2018.

Jumlah penumpang yang menggunakan angkutan udara pada 2019 sebanyak 2.822.824 penumpang, sementara di tahun 2018 sebanyak 4.219.786 orang.

Kondisi di Bandara Internasional Juanda

Bandara Internasional Juanda mulai dipadati penumpang yang hendak balik usai libur Lebaran, Sabtu (8/6/2019).

Jumlah penumpang keberangkatan lebih banyak dibanding kedatangan.

Salah satu penumpang tujuan Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Nurlita Ratna Sari (25) mengatakan, dia datang menunggu sedari pukul 15.30 wib, sedangkan jadwal penerbangannya pukul 16.50 wib.

“Sebelumnya saya mudik Lebaran di Surabaya menemui sanak keluarga selama lima hari,” kata Lita sapaan akrabnya.

Lita sebenarnya ingin menghabiskan libur Lebaran hingga Minggu.

Namun, tiket penerbangan kelas ekonomi ke Bandara Soekarno-Hatta sudah ludes terjual.

“Saya pesan tiket balik kelas ekonomi tanggal 4 Juni atau Selasa tetapi sudah habis. Kalau tiket kelas bisnis masih banyak yang tersedia. Saya pun memesan tiket kelas ekonomi dengan jadwal penerbangan hari Sabtu. Tiketnya juga lebih mahal, bulan Maret lalu Rp 900.000 sekarang Rp 1.120.000,” ungkapnya.

Sementara itu, Communication & Legal Section Head Bandara Internasional Juanda, Yuristo Ardhi Hanggoro menyebutkan, meski ramai jumlah penumpang pada H+2 Lebaran atau Sabtu (8/6/2019) mengalami penurunan jika dibandingkan H+2 Lebaran 2018.

Penurunan jumlah penumpang antara 2018 dengan 2019 di H+2 Lebaran mencapai 13 persen.

Di sisi lain untuk pergerakan pesawat juga menurun 18 persen.

Pada H+2 tahun 2018 berjumlah 467 pesawat dan di 2019 berjumlah 381 pesawat.

“Penumpang H+2 Lebaran 2018 berjumlah 63.495 orang. Sedangkan 2019 berjumlah 55.071 orang,” sebutnya.

Yuristo menambahkan, pihaknya memprediksi puncak arus balik Lebaran terjadi Minggu karena sebagian warga harus kembali bekerja di hari Senin (10/6/2019).

Jumlah penumpang juga diprediksi akan membengkak dibanding hari sebelumnya.

Oleh sebab itu, pihaknya telah mempersiapkan beberapa fasilitas untuk mengantisipasi kelonjakan penumpang di hari Minggu.

Fasilitas itu di antaranya menyediakan check in mandiri (self check in kiosk) bagi penumpang tanpa bagasi.
Hal ini untuk mengurai antrean di konter check in.

“Lalu, ada flap barrier agar tak ada antrean saat check in dan boarding pass. Selanjutnya jika diperlukan dan sedang tidak ada penerbangan Umroh kami bisa memanfaatkan beberapa gate sebagai ruang tunggu penumpang,” terangnya.

Selain itu pihak Bandara Internasional Juanda juga mempersiapkan moda transportasi Bus Damri dan taksi resmi bandara bagi para penumpang.

Jumlah Bus Damri sebanyak 25 armada. Rinciannya 12 bus tujuan Bungurasih, 10 bus dengan tujuan Gresik dan 3 Bus tujuan Perak.

“Terkait pengamanan kami kami bekerjasama tidak hanya dengan TNI dan Polri tetapi juga dengan Instansi Kebandarudaraan BMKG, Airnav, Bea Cukai, Imigrasi, Karantina, dan Otband,” pungkasnya. (Devina Halim/kompas.com/Mohammad Romadoni/Danendra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Dua Faktor Ini Sebabkan Anjloknya Jumlah Pemudik dengan Pesawat

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved