PPDB Surabaya 2019

PPDB Surabaya, Alasan Wali Murid Mitra Warga Menolak Anaknya Diarahkan ke Sekolah Swasta

Mereka mengaku lebih baik kehilangan hak Mitra Warga daripada anaknya diarahkan ke sekolah tertentu bahkan ke sekolah swasta.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
surya.co.id/nuraini faiq
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya M Ikhsan 

SURYA.co.id | SURABAYA - Sejumlah wali murid dari keluarga kurang mampu menolak kebijakan Dindik Kota Surabaya yang mengarahkan calon siswa untuk masuk ke sekolah swasta melalui jalur Mitra Warga dalam PPDB 2019 untuk jenjang SMP.

Mereka mengaku lebih baik kehilangan hak Mitra Warga daripada anaknya diarahkan ke sekolah tertentau bahkan ke sekolah swasta.

 "Dari laporan di desk dan meja layanan pengaduan PPDB di kami, sudah ada 20 wali murid yang tidak mau dipilihkan sekokah swasta," kata Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Martadi, Selasa (11/6/2019).

Saat ini ada sekitar 14.000 siswa lulusan SD di Surabaya yang masuk kategori keluarga kurang mampu. Mereka berhak atas kuota khusus sehingga bisa langsung diterima di jalur Zonasi Umum. 

Mereka berhak atas seragam dan perlengkapan sekolah gratis, termasuk buku dan keperluan lainnya.

Tahun ini, ada kebijakan baru bahwa mereka akan disebar ke SMP swasta di seluruh Surabaya. Total ada 262 SMP swasta di Surabaya. 

Yuli Purnomo, Anggota Dewan Pendidikan Surabaya menuturkan bahwa dirinya yang bertugas di desk layanan pengaduan  PPDB. Setiap hari ada saja dari warga kurang mampu yang meminta tidak dimasukkan sekolah swasta pilihan panitia PPDB. 

 "Itu adalah keinginan warga yang belum menempatkan sekolah swasta pada pilihan utama mereka. Mereka rela tidak perlu masuk jalur Mitra Warga. Selain itu, mereka juga merasa kalau siswanya punya nilai bagus dan bisa bersaing di sekolah negeri," kata Yuli.

Anggota Dewan Pendidikan Bidang Analisis ini mengakui bahwa wali murid berpenghasilan rendah itu banyak yang menolak diarahkan ke sekolah mitra warga. Mereka mencabut status Mitra Warga, terutama saat dipilihkan sekolah swasta

 Menurut Yuli, situasi Ini seharusnya menjadi kritik juga pada sekolah swasta.

Kepala Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Swasta (MKKS) Surabaya Erwin Darmogo menyebutkan bahwa saat ini tengah proses pendataan Mitra Warga untuk sekolah swasta

"Swasta dan negeri di Surabaya sama-sama baik. Standar mutu pendidikan di swasta saat ini sudah terpenuhi semua," kata Erwin. 

Atas warga yang menolak menjadi mitra warga itu diserahkan kepada warga.

Kepala Dindik Kota Surabaya Iksan menyampaikan bahwa itulah bagian dari warga. Konsekuensinya hak siswa sebagai mitra warga nantinya hangus. 

"Sebenarnya lebih enak karena calon siswa baru dipilihkan sekolah. Apalagi sekolah swasta dan negeri di Surabaya kualitasnya sama. Sebab sekolah negeri jika kuota jalur Mitra warga penuh akan diarahkan. Sekolah negeri lain sudah lebih dulu diisi yang terdekat lokasi," kata Iksan. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved