Biodata Prof KH Muhammad Tolchah Hasan, dari Santri di Tebu Ireng hingga jadi Menteri Era Gus Dur
Berikut Biodata Prof KH Muhammad Tolchah Hasan, Dari Santri di Tebuireng Hingga Jadi Menteri Agama di Era Gus Dur.
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Berikut biodata Prof KH Muhammad Tolchah Hasan yang merupakan menteri agama pada era pemerintahan Gus Dur.
Prof KH Muhammad Tolchah Hasan terkenal sebagai tokoh menteri agama yang bekerja di pemerintahan era Gus Dur.
Sosoknya yang terkenal multitalenta, memiliki segudang prestasi sejak menempuh pendidikan di pesantren Tebu Ireng hingga masa-masa tuanya.
Berikut biodata Prof KH Muhammad Tolchah Hasan yang telah SURYA.CO.ID rangkum untuk Anda.
1. Lahir di Tuban 83 tahun silam
Prof Dr KH Muhammad Tolchah Hasan lahir di Tuban Jawa Timur pada 10 Oktober 1936 silam.
Ia memperdalam ilmu agama dengan menjadi santri Tebu Ireng Jombang selama lebih dari enam tahun.
Setelah lulus menjadi santri, Muhammad Tolchah Hasan melanjutkan pendidikan dengan mengenyam bangku perkuliahan di Fakultas Sosial Politik, Universitas Merdeka Malang yang ia selesaikan pada tahun 1966.
Setelah mendapat gelar S-1nya, ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan Universitas Brawijaya Malang dan selesai tahun 1973.
Masa perkuliahannya ditutup dengan perolehan gelar Doktor honoris Causa dari Universitas Islam Ngeri Hidayatullah Jakarta pada tahun 2005.
2. Jabatan Semasa Hidup

Muhammad Tolchah Hasan terkenal sebagai sosok yang multitalenta.
Hal tersebut terbukti dengan banyaknya aktifitas di berbagai bidang yang ia geluti.
Dalam lembaga pemerintah, ia pernah menjabat sebagai Badan Pemerintah Harian (BPH) Kabupaten Malang (1967-1973).
Sedangkan jabatan terbarunya yakni Menteri Agama Republik Indonesia (1999-2001).
Selain di bidang pemerintahan, Muhammad Tolchah Hasan juga berperan sebagai penggerak pendidikan.
Ia pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Malang (1989-1998).
Delapan tahun kemudian, ia ditetapkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Islam atas SK Mendiknas (2006).
Ia juga pernah menjabat sebagai Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan pernah mengemban amanah sebagai Wakil Rais Aam PBNU mendampingi KH Sahal Mahfudh.
3. Karya Ilmiah
Sembari meniti karirnya di bidang pemerintahan dan pendidikan, Muhammad Tolchah Hasan juga memiliki karya ilmiah berupa buku.
Setidaknya ada 10 buku yang telah ia etrbitkan diantaranya ialah, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural (2002), Pendidikan Islam Sebagai Upaya Sadar Penyelamatan dan Pengembangan Fitrah Manusia (2005) dan buku terakir yang ia terbitkan adalah Dinamika Pemikiran Tentang Pendidikan Islam (2006).
Karya ilmiahnya yang paling populer bertajuk "Ahlussunnah wal Jamaah dalam Tradisi dan Persepsi NU”.
Muhammad Tolchah Hasan memiliki penguasaan terhadap teks-teks agama secara mendalam yang kemudian ia salurkan dengan mengajar di pondok pesantren dan perguruan tinggi.
4. Tekun Berorganisasi
Muhammad Tolchah Hasan adalah sosok yang gemar berorganisasi.
Semasa mudanya ia pernah menjabat sebagai Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Pimpinan Cabang Kabupaten Malang pada era tahun 1960-an.
Muhammad Tolchah Hasan juga lihai dalam mengurusi bidang organisasinya dimana lembaga-lembaga pendidikan yang ia bidani terorganisir secara sistematis dan rapi.
Saat ini seluruh lembaga yang dirintisnya sudah dilepasnya untuk diserahkan kepengurusannya kepada tenaga-tenaga yang lebih muda.
5. Peran Sebagai Ulama
Peran Muhammad Tolchah Hasan sebagi tokoh ulama juga dibuktikan dengan berdirinya Masjid Sabilillah yang berada di Singosari, Malang bersama dengan salah satu bapak pendiri NKRI, KH Masykur.
Muhammad Tolchah Hasan dan KH Masykur berhasil mengembangkan masjid sebagai tempat yang berguna bagi masyarakat sekitar.
Hal tersebut terlihat dengan adanya sekolah mulai tingkat dasar sampai lanjutan, kegiatan sosial ekonomi dengan adanya Laziz Sabilillah, Poliklinik sebagai pusat kesehatan Masyarakat.
• Keistimewaan Lailatul Qadar di 10 Hari Terakhir Ramadhan Menurut Quraish Shihab