Citizen Reporter
Pengalaman Unik Siswa Sekolah Citra Berkat The Taman Dayu saat Rayakan Imlek di Bagan Siapi-api
Bagan Siapi-api terletak di muara Sungai Rokan, Sumatra. Sebagian besar penduduknya menganut Khong Hu Chu.
MASIH adakah orang yang tinggal di rumah kayu? Ada, tetapi mungkin sudah jarang sekali untuk menemukannya di beberapa pulau.
Di perbatasan kota Dumai hingga Bagan Siapi-api, masih banyak rumah-rumah kayu dengan usia puluhan tahun.
Dulu, sebagian besar rumah di Bagan terbuat dari kayu dan berwarna hijau. Sekarang, masih banyak orang yang menggunakan rumah kayu walaupun sudah ada beberapa bangunan yang sudah diubah.
Luas bangunan rumah Bagan tidak begitu besar. Di setiap rumah ada dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, serta tempat makan, dan di depan rumah ada kursi kayu untuk tempat bersantai dengan keluarga atau tetangga.
Di dalam rumah ada sebuah meja atau tempat untuk orang-orang bersembahyang. Selain menjadi tempat tinggal, rumah kayu juga banyak digunakan sebagai tempat orang-orang berjualan makanan dan minuman.
Bagan Siapi-api terletak di muara Sungai Rokan, Sumatra. Sebagian besar penduduknya menganut Khong Hu Chu. Mata pencaharian mereka nelayan dan burung walet.
Di Bagan, orang-orang menggunakan bahasa Hokkian. Bahasa Hokkian di sana masih sangat kental dan tidak tercampur oleh bahasa-bahasa gaul lainnya.
Pendidikan di sana cukup baik, hanya saja sebagian kecil sekolah kurang terawat.
Orang-orang Bagan juga memiliki sikap untuk saling menghargai orang yang berbeda agama maupun bahasa dan lainnya.
Bagan memiliki beberapa makanan yang disukai banyak orang, ada kemi, wantanmie, karipeng, oie, miso, dan masih banyak lagi.
Ada beberapa alternatif ke Bagan. Jalur pertama, terbang dari Surabaya ke Pekanbaru. Setelah itu, dilanjutkan dengan mobil selama 7 jam. Perjalanan lancar, meski karena perbaikan jalan, perjalanan menjadi 14 jam!
Jalur kedua, terbang dari Pekanbaru ke Dumai. Setelah itu dilanjutkan dengan mobil ke Bagan selama 3 jam.
Ketika menikmati perayaan Imlek yang lalu, suasananya unik. Karena tiba dua hari sebelum Imlek, ada kesempatan untuk menikmati kota dengan puas.
Menurut kakek dan nenek yang dikunjungi, semua klenteng dan rumah dipenuhi dengan hiasan imlek.
Uniknya lagi, di beberapa klenteng besar ada spot untuk berfoto. Saat itu yang dikunjungi klenteng Kuan Kong dan Ji Kong.
Ada banyak sekali hiasan babi berupa lampion, balon, dan lain-lain yang berhubugan dengan Imlek tahun ini yang digunakan sebagai spot foto.
Selain itu, saat malam Imlek semua orang berkeliling kota dengan menggunakan becak, sepeda, mobil goes, dan segala kendaraan yang ada.
Semua orang juga saling mengunjungi rumah saudara dan tetangga untuk merayakan Imlek dan berbagi angpao.
Jehny Olivia
Kelas 7 SMP, Sekolah Citra Berkat The Taman Dayu
Peserta Ekskul Jurnalistik
jehnyolivia@gmail.com