Berita Surabaya
UM Surabaya Padukan Tarian Sufi dan Musik Jazz Dalam Sufism Jazz
Mahasiswa UM Surabaya mengemas alunan musik religi jazz hingga tarian sufi dalam Surabaya Festival in Ramadhan and Jazz atau populer Sufism Jazz
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) mengemas alunan musik religi jazz hingga tarian sufi dalam Surabaya Festival in Ramadhan and Jazz atau populer disebut Sufism Jazz. Festival ini menarik perhatian banyak orang pada Kamis (23/5/2019) malam.
Tak hanya warga kampus, bahkan konser yang memasuki malam puncak usai salat tarawih itu membuat warga berbondong-bondong menyaksikan Sufism Jazz dari lantai tertinggi rumah mereka. Kebetulan area kampus dikelilingi bangunan rumah warga yang bertingkat.
Tiupan saksofon dan betotan bass yang dimainkan Beben jazz dan Ucok semakin memeriahkan malam itu. Mereka bahkan berkolaborasi dengan Rio Sidik, trumpeter indonesia yang telah mendunia memainkan lagu Summer time
"Kalau nggak pas Rio Ngabuburit, nggak bakal bisa main bareng seperti sekarang. Karena rio ini hari ini di Surabaya besok bisa di newyork,"celetuk Beben Jazz usai berkolaborasi dengan Rio.
Beben Jazz tak hanya berkolaborasi dengan Rio, ia juga berkolaborasi dengan Fussion Jazz Community, tarian sufi, rapper, DJ, musik gergaji dan perkusi.
Sufism Jazz ini mencapai klimaks saat Letto Band tampil membawakan lagu hits mereka.
Sabrang Mowo Damar Panuluh, vokalis Letto yang lebih populer dipanggil Noe bahkan menghanyutkan penonton yang memadati halaman kampus.
Hingga penonton mulai menyalakan lampu flash kamera handphone mereka hingga terlihat lampu-lampu kecil dari sisi penonton.
Rektor UM Surabaya, Sukadiono MM mengungkapkan acara tersebut digagas untuk menanamkan rasa peduli antar sesama, mengingat Ramadan memiliki arti kuat toleransi dan sikap menghargai bagi seluruh manusia.
Menurut dia, berbagai konflik yang hadir pasca pemilu atau konflik lain merupakan situasi di mana banyak orang mudah menyebar kebencian.
Serta suka saling membedakan, baik atas nama agama, etnik dan aliran yang terjadi selama ini.
”Melalui musik khususnya jazz, pesan-pesan perdamaian berusaha dirajut dengan memanfaatkan bulan Ramadhan sebagai momentum semua pihak untuk memperbaiki diri. Ramadhan adalah bulan menahan diri dan memperbaiki diri,” ujarnya.
Event manager Sufism jazz, Radius Setiawan mengungkapkan, acara Sufism jazz ini sangat menarik karena mengundang berbagai pertunjukan.
”Penampilan Letto Band dan jazz band terkemuka harapannya mampu meningkatkan animo anak muda untuk berdakwah melalui media musik jazz seperti jazz music ini,” katanya.
Selain itu,dalam Sufism Jazz ini juga diselenggarakan charity, berupa nonton konser gratis dengan menunjukkan bukti bayar zakat,medical check-up bagi pengunjung konser, dan lelang lukisan untuk anak yatim.
”Kami memadukan unsur entertain dan charity untuk meningkatkan kepedulian civitas akademika UM Surabaya serta kaum muda,” tuturnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/jazz-sufi.jpg)