Kilas Balik
Strategi Diplomatis Kopassus Hadapi Pasukan Hizbullah Bersenjata AK-47, Sukses Tanpa Baku Tembak
Strategi diplomatis kopassus ini terbukti ampuh saat menghadapi pasukan Hizbullah bersnejata AK-47
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Tak hanya ahli bertempur, prajurit Kopassus juga ahli menggunakan strategi diplomatis sehingga masalah bisa selesai tanpa perlu baku tembak
Dilansir dari buku "Kopassus Untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan E.A Kertanegara, strategi diplomatis kopassus ini terbukti ampuh saat menghadapi pasukan Hizbullah yang tengah memburu tentara Spanyol
Saat itu, sejumlah prajurit kopassus tengah dikirim sebagai pasukan perdamaian PBB
Cerita berawal saat pasukan Spanyol yang terdiri dari 10 panser dan 60 prajurit patroli mengambil dokumentasi kabel dalam saluran air, yang dicurigai sebagai kabel komunikasi milik Hizbullah.

Aksi para tentara Spanyol itu kepergok oleh pasukan Hizbullah
Hizbullah langsung mengerahkan 10 motor trail dan mobil bersenjata AK-47 serta anti Tank/ RPG untuk mengejar pasukan Spanyol.
Spontan pasukan Spanyol langsung lari ke pos tentara Lebanon, yang kebetulan ada prajurit Kopassus di sana.
Para tentara Spanyol itupun meminta bantuan kepada prajurit Kopassus yang saat itu tergabung dalam pasukan perdamaian PBB.

Dansatgas pasukan Indonesia kemudian memerintahkan seorang perwira Kopassus untuk bertemu dengan tokoh Hizbullah.
Perwira tersebut diminta untuk berdialog dan menjernihkan suasana agar tak terjadi baku tembak
Pihak Hizbullah pun bersedia untuk menghindari konflik asalkan tentara Spanyol menyerahkan dokumentasi yang mereka dapatkan di saluran air.
Pihak Hizbullah mengaku melakukan ini karena mereka menghormati tentara Indonesia.
Disaksikan tentara Indonesia, Hizbullah meminta memory card kamera pasukan Spanyol tersebut yang digunakan untuk mengambil dokumentasi saluran air tersebut.

Pasukan Spanyol akhirnya memberikan memory card mereka untuk menghindari terjadinya bentrokan
Pasukan Hizbullah yang sudah siap menenteng senjata AK-47 itu mengaku tak segan-segan melakukan kontak senjata dengan pasukan Spanyol.
Prajurit Kopassus memang tak hanya mahir dalam bertempur, tapi juga mahir dalam bernegosiasi
Prajurit Kopassus Rela Minum 'Air Keruh'
Selain pandai berdiplomasi, prajurit kopassus juga terlatih untuk mengambil hati warga setempat
Seorang prajurit Kopassus memiliki pengalaman unik saat menjalankan misi di Sudan, hal ini terjadi saat ia berinteraksi dengan warga di sana
Dilansir dari Buku 'Kopassus untuk Indonesia' karya Iwan Santosa dan EA Natanegara, prajurit kopassus tersebut bernama Mayor Umar
Sudan merupakan satu diantara negara yang dilanda perang saudara yang terjadi berkepanjangan.
Negeri yang hancur karena perang saudara ini mengalami permasalahan di sektor keamanan.

Hampir setiap hari terjadi kekerasan, pemerkosaan dan pembunuhan.
Rakyat merasa khawatir dan terancam keselamatannya saat pergi keluar rumah.
Mereka memilih untuk berada di dalam rumah dan tak beraktivitas di luar karena ancaman kekerasan sewaktu-waktu bisa terjadi.
Akibatnya, sekedar butuh kayu bakar untuk memasak pun tak ada yang berani mencarinya ke pinggiran hutan.
Umar pun pernah satu kali menyambangi rumah warga di sana
Sudan yang warganya mayoritas muslim memang mudah didekati oleh orang Indonesia yang mayoritas muslim.
Kunjungan tersebut disambut dengan tangan terbuka oleh masyarakat Sudan.

Namun karena tak memiliki apapun untuk disuguhkan, warga hanya mengambil air minum yang disuguhkan untuk Umar.
Saat melihat kondisi airnya, Umar kaget, warnanya keruh dan yang membuatnya kaget air tersebut diambil dari wadah yang sama untuk memberi minum kuda
Di negeri yang berada di benua Afrika dan sedang bertikai, air menjadi satu diantara sumber daya yang susah untuk dicari.
Saking ingin menghormati tamunya, warga memberikan satu-satunya hal berharga yang mereka miliki yakni air.
Karena tak ingin mengecewakan tuan rumah, sambil menahan nafas ia pun terpaksa meminumnya.
Tapi di kali berikutnya, dia punya trik agar terhindar dari penghormatan yang amat berisiko menimbulkan sakit perut tersebut.
Belajar dari pengalaman tersebut Umar pun kemudian mempunyai trik untuk menolak secara halus setiap kali Ia berkunjung ke rumah warga dan disuguhi hal yang serupa.
Setiap kali disuguhi air minum seperti ini akhirnya Umar menolaknya dengan mengaku sedang berpuasa.