5 Fakta Pak Jenggot yang Ditangkap Densus 88, Pemabuk jadi Alim & Pandai Rakit Bom Karena Teman Baru
Inilah sosok Pak jenggot yang berhasil diringkus Densus 88 karena terbukti menyimpan rakitan bom di rumahnya. Ada Lab untuk eksperimen juga.
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID – Inilah sosok Pak jenggot yang berhasil diringkus Densus 88 karena terbukti menyimpan rakitan bom di rumahnya pada Jumat (17/5/2019) pukul 08.30 WIB.
Pak Jenggot terbukti menyimpan rakitan bom berdaya ledak tinggi di rumahnya di Kampung Nanggewer, RT 02/03, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor yang diduga digunakan untuk aksi 22 Mei 2019.
Ternyata Pak Jenggot adalah mantan pemabuk yang sekarang terkenal alim dan pandai merakit bom karena pengaruh teman-teman barunya.
Lalu bagaimana kepribadian Pak Jenggot dimata keluarga dan tetangga?
Berikut 5 fakta tentang sosok Pak Jenggot berdasarkan penuturan keponakan dan tetangga sekitar dilansir dari TribunnewsBogor.com dengan judul artikel Pak Jenggot Siapkan Bom untuk 22 Mei, Berubah Alim & Ahli Merakit Peledak Seusai Kenal Teman Baru.
1. Orang yang tertutup

Deni keponakan terduga teroris yang ditangkap di Bogor (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)
Berdasarkan informasi yang diberikan keponakan ED alias Pak Jenggot bernama Deni (30), pamannya adalah sosok yang tertutup.
Bahkan pada keluarga besarnya, ia tidak pernah bercerita tentang kehidupannya.
"Kaget saya, saya gak tahu apa-apa, orangnya juga kan kurang terbuka," katanya
Menurut penuturan deni, Pak Jenggot bahkan jarang berkomunikasi dengan sanak saudaranya.
ia menambahkan bahwa Pak Jenggot adalah orang asli Kampung Nanggewer dan memiliki 4 orang anak.
"Dia gak pernah cerita-cerita apa aktifitasnya, enggak. Dia memang asli orang sini, dia sudah berkeluarga, anaknya 4," ungkapnya.
• Jelang 22 Mei, Polisi Gelar Razia dan Periksa Pentolan Alumni 212 serta Eks HTI di Ponorogo
• TNI & Polisi di Magetan Gelar Razia di Terminal & Perbatasan, Terkait Aksi 22 Mei 2019
• Kehebatan 150 Ekor Anjing Pelacak yang Jenderal (Purn) Hendropriyono Sebut untuk Amankan Aksi 22 Mei
2. Profesi Sebagai Tukang parkir

Petugas mengamankan barang bukti dari rumah terduga tertoris di Kampung Nanggewer, RT 02/03, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (17/5/2019) (Dokumentasi Humas Polres Bogor)
Ketua RW setempat, M Sobari juga turut menuturkan sosok Pak Jenggot.
Ia mengatakan bahwa salah satu warganya tersebut berprofesi sebagai tukang parkir.
Pak jenggot menjadi tukang parkir di Jalan Simpang bintang Mas, Bogor.
"Dia profesinya tukang parkir di simpang jalan, di Simpang Bintang Mas," kata Sobari.
Lokasi bekerjanya tidak jauh dari rumah tempat ia tinggal, hanya berjarak beberapa ratus meter.
M Sobari juga mengaku kaget dengan kabar bahwa Pak Jenggot adalah orang yang pandai merakit bom.
Pasalnya, di mata tetangga Pak Jenggot adalah sosok yang alim dan tidak terlihat memiliki iktikad buruk terhadap sesama.
Ditambah lagi, ia adalah sosok yang tekun beribadah.
"Gak nyangka saya, dari kesehariannya dia orangnya baik, tidak menonjolkan itikad jelek, gak ada. Ibadahnya kalau dilihat dari karakternya dia sangat tekun," ungkapnya.
3. Mantan Pemabuk dan Berubah Sejak Punya Teman-teman Baru

Kawan Pak Jenggot, Yus Arif Rahman (50) turut memberikan keterangan siapa Pak Jenggot sebenarnya.
Arif menuturkan bahwa sosok Pak Jenggot yang sekarang jauh berbeda dengan sosoknya yang dulu.
Perubahan drastis tersebut bermula saat Pak Jenggot memiliki teman-teman baru yang sering diajaknya ke rumah.
"Teman-temannya memang ada yang baru dari luar cuma saya enggak kenal, pakaiannya rapi gitu, satu dua dibawa, kadang orangnya beda-beda," ucapnya.
Menurut penuturan Arif, dulu Pak Jenggot adalah sosok pemabuk dan nakal.
Sebagai kawan sebaya, perubahan Pak Jenggot menjadi alim disambut baik oleh Arif.
Namun, Arif juga mengaku sejak saat itulah ia mulai tidak akrab dengan sahabatnya tersebut.
Arif juga menyebutkan bahwa Pak Jenggot mulai berubah sejak 6 tahun lalu.
"Kenal dari dulu, cuman semenjak berubah jadi alim (hijrah) sejak 6 tahun belakangan ini sudah enggak ngobrol lagi, padahal dulu pas lagi nakal-nakalnya, kalau dia lagi mabuk teman di sini pada takut karena rusuh, cuman saya yang berani ngajak dia ngobrol," ungkapnya.
4. Pak Jenggot adalah pecahan JAD

Setelah diselidiki, ternyata Pak Jenggot tidak termasuk dalam jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD), melainkan pecahannya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Karopemnas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
"Bahwa kelompok yang terungkap ini tentu berbeda dengan JAD Bekasi, JAD Lampung, JAD Jawa Tengah. Kelompok ini pecahan JAD tapi terbilang lebih militan," ucapnya.
Lebih lanjut, dedi Prasetyo mengatakan bahwa Pak Jengggot termasuk dalam kelompok Virgi Abu Hamzah yang juga terstruktur dan militan.
"Kelompok ini jaringan terorisme yang terstruktur lebih dikenal namanya dengan Virgi Abu Hamzah. Pengikutnya Abu Hamzah,” ungkap Dedi.
“Abu Hamzah sendiri masih ada di Syiria dan kelompok ini memiliki rekam jejak aksi terorisme dengan cash yang terjadi, yang pertama ia melakuan serangan terorisme dengam sasaran adalah Mapolres Surakarta,” imbuhnya
“Dan kelompok ini juga melakukan aksi-aksi di Indonesia, termasuk jejaringnya mereka adalah mujahidin Indonesia Timur kelompok Santoso yang ada di Poso. Kelompok ini terkoneksi kesana," tutur Dedi.
5. Diduga Akan Beraksi pada 22 Mei 2019 di Depan Kantor KPU

Dedi Prasetyo juga menambahkan bahwa Pak Jenggot memiliki kemampuan untuk merakit bom dengan daya ledak tinggi atau high exsplosive.
"Kemampuan E sama seperti kelompok JAD Lampung JAD Bekasi untuk merakit Bom dan kemampuan merakit bomnya jauh lebih tinggi dari saudara Amir di Bekasi," ujarnya.
Tak hanya itu, ternyata fakta lain yang turut terungkap yakni adanya laboratorium untuk bereksperimen di kediaman Pak Jenggot.
Ditemukan pula beragam senyawa dan peralatan yang dipakai untuk merakit bom.
"Berbagai senyawa telah mereka coba. Ia juga punya laboratorium untuk membuat bom. Ini labnya dan alat ukurnya telah disiapkan,”
“Perangkat bom, ada panci vakum, penanak nasi yang digunakan sebagai media bom berdaya ledak tinggi," jelasnya.