Ramadan 1440 H

Alasan Tidak Boleh Menyantap Makanan Pedas dan Asin saat Berbuka Puasa

Menyantap makanan terlalu pedas atau asing tidak dianjurkan saat memasuki buka puasa.

Penulis: Heftys Suud | Editor: Parmin
surya.co.id/hefty's suud
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Nurul Hindaryani, SPd.MGz (kiri). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Menyantap makanan terlalu pedas atau asing tidak dianjurkan  saat memasuki buka puasa.  Menurut ahli gizi kedua jenis makanan tersebut bersifat merangsang, sehingga bisa membangkitkan rasa sakit.

Namun, belakangan menu pedas dan asing kini sedang menjamur. Hal ini dibuktikan dengan munculnya beberapa menu makanan yang dikolaborasikan dengan bumbu pedas, antara lain mie pedas, bakso pedas, dan camilan pedas.

Munculnya menu makanan tersebut, tampaknya mendaoat respon positif. Di Surabaya saja, beberapa tempat makan yang khusus menyediakan menu mie pedas, terlihat tidak pernah sepi pembeli.

Namun di bulan Ramadan, kapan waktu terbaik untuk mengonsumsi jenis makanan tersebut? Sebab, mereka yang menjalankannya hanya diperbolehkan makan saat sahur pada dini hari dan berbuka puasa pada petang.

Ahli gizi kuliner Nurul Hindaryani, SPd.MGz dari Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekes) Surabaya mengatakan, saat berbuka puasa, tidak dianjurkan makan makanan yang terlalu pedas.

"Makanan yang terlalu pedas atau terlalu asin itu dinamakan makanan yang merangsang. Artinya dapat membangkitkan rasa sakit, contohnya sakit maag pada lambung," ujar Nurul.

Apalagi kalau lambung tidak kuat, tambah Nurul, juga akan menaikkan asam lambung.

Bila ingin memakan makanan pedas, imbuh, Nurul sebaiknya dimakan setelah mengkonsumsi nasi saat berbuka puasa.

"Tapi juga tidak boleh terlalu pedas, yang sewajarnya saja," tambahnya.

Imbuhnya, makanan manis tetap harus diutamakan saat berbuka puasa, guna mengembalikan tenaga setelah setengah hari tidak makan dan minum.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved