VIDEO Detik-detik 350 Warga Diruqyah Karena Diserang Penyakit Aneh, Kadis Kesehatan Ungkap Gejalanya
Detik-detik 350 warga diruqyah karena diserang penyakit aneh terjadi di Dusun Garonggong, Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Detik-detik 350 warga menjalani ruqyah karena diserang penyakit aneh terjadi di Dusun Garonggong, Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto
Dilansir dari Tribun Timur, ratusan warga Jeneponto menjalani ruqyah usai empat orang warga dilaporkan meninggal dunia dan 50 lainnya terjangkit penyakit yang sama.
Video detik-detik ratusan warga Jeneponto diruqyah karena terserang penyakit aneh bisa dilihat di akhir artikel ini.
Warga berinisiatif untuk diruqyah dengan harapan penyakit yang aneh yang menyerangnya dapat hilang.
"Sampai sekarang kita tidak tahu penyakit apa yang menyerang warga di kampung ini karena saat itu kebanyakan masyarakat disini langsung sakit," kata warga Dusun Garonggong Rais, kepada TribunJeneponto.com, Kamis (2/5/2019).
Sebanyak 350 orang warga diruqyah yang dipandu oleh Ustadz Israil dan dibantu lima orang anggotanya.
Pada saat ruqyah seorang warga Garonggong bernama Erna (25) mengalami kesurupan.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 53 orang masyarakat Dusun Garonggong tiba-tiba sakit dan 27 orang dibawa ke Puskesmas Buludoang, Jumat (19/4/2019)
26 orang di bawah ke Rumah Sakit Takalar dengan penyakit yang sama.
Plt Kadis Kesehatan Jeneponto Syafruddin Nurdin mengatakan masyarakat diserang gejala penyakit aneh mual, mengigau dan tidak sadarkan diri.
"Masyarakat diserang berupa gejala penyakit dengan mual, mengigau lalu kemudian ada yang tidak sadarkan diri," kata Syafruddin.
"Seminggu yang lalu itu kita sudah dapat laporannya. Setelah kita dapat laporan lebih dari tujuh jam setelah kita dengar kasus ini tim gerak cepat, turun mengambil alih semua," tuturnya.
Syafruddin mengungkapkan penyakit ini merupakan penyakit langka di Jeneponto.
"Kemungkinannya ini sebagai sebuah penyakit yang kita anggap langka di Jeneponto," tandasnya.
"Kita sudah kordinasikan dengan provinsi dan pusat tim provinsi sudah turun bersama kita dan melakukan pemeriksaan karena ini kita anggap sebagai demam berdarah diperiksa ternyata bukan demam berdarah. dianggap sebagai tipes diperiksa ternyata juga bukan bukan tipes, dianggap malaria kita periksa juga bukan malaria," tutupnya.
Akibat penyakit aneh itu, satu per satu warga Desa Tuju mulai meninggalkan kampung halamannya, Jumat (3/5/2019)
Alasannya karena takut terjangkit dan mneinggal seperti warga lainnya.
"Gara-gara takut terjangkit penyakit sudah banyak warga meninggalkan kampung dan pilih mengungsi diluar desa Tuju," kata Indrawati Naim.
"Jumlahnya kami belum tahu, tapi alasan mereka meninggalkan kampung karena takut terjangkitpenyakit aneh di Jeneponto," tuturnya.
Ia menuturkan hingga saat ini penyakit aneh yang menjangkit warga Desa Tuju belum diketahui.
Warga juga berinisiatif untuk di ruqyah massal karena masih banyak warga yang menganggap penyakit ini gangguan Jin
"Kemarin warga berinisiatif untuk di ruqyah massal karena mereka menganggap penyakit ini merupakan gangguan jin," tandasnya.
Syafruddin Nurdin juga mengatakan penyakit yang menjangkit warga dusun Garonggong merupakan penyakit langkah di Jeneponto.
Untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien, nampak posko kesehatan dari Puskesmas Buludoang didirikan di dusun Garonggong.
Menurut Syafruddin Nurdin, semenjak mendengar adanya virus aneh ini Ia langsung memberi intruksi buat posko kesehatan.
"Pendirian posko kesehatan ini untuk mendekatka pelayanan pemeriksaan kepada masyarakat yang diduga terjangkit virus aneh ini," kata Syafruddin.
"Kita ingin masyarakat betul-betul mendapatkan pelayanan maksimal dan mencegah penularan penyakit aneh dan langka juga bertambahnya korban jiwa akibat lambat ditangani," tuturnya.
Berikut videonya:
Penyakit Misterius Masuk Dalam Daftar WHO
Sejak tahun 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setiap tahunnya menyusun daftar penyakit yang berpotensi memicu epidemi global.
Tahun ini 2018 lalu, untuk pertama kalinya "penyakit X" masuk dalam daftar tersebut.
Menurut WHO, "penyakit X" mengacu pada penyakit yang asal-usulnya, pola penularan dan juga dampaknya belum diketahui, namun bisa memiliki efek berbahaya pada manusia.
Dilansir dari Telegraph, sejauh ini terdapat delapan penyakit yang telah diketahui ada dalam daftar milik WHO ini: Ebola, demam Lassa, virus Zika, Demam berdarah Krimea-Kongo, virus Mers-CoV, Nipah dan virus Henipa, serta demam Rift Valley.
"Dari sejarah dapat dipelajari bahwa wabah besar berikutnya kemungkinan akan menjadi sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya," dikatakan John-Arne Rottingen, ilmuwan yang menjadi penasehat WHO, seperti dikutip harian Telegraph.
Meskipun cukup aneh untuk menambahkan penyakit X ke dalam daftar, namun sangatlah penting untuk mempersiapkan diri jika terjadi keadaan darurat.
Diperlukan cara dan sistem yang memungkinkan untuk dilakukannya tindakan penanggulangan berbagai macam penyakit dengan cepat.
Penyakit X masih misterius juga karena belum jelas apakah penyakit ini disebabkan patogen mutan, seperti flu Spanyol, atau apakah pemicunya adalah patogen yang telah diketahui namun menunjukkan fitur yang sebelumnya tidak diketahui. Atau mungkin juga bisa muncul pemicu yang tidak diketahui sebelumnya, demikian menurut WHO.
Menurut para ahli, kemungkinan besar adalah bahwa "penyakit X" merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan dari binatang liar ke manusia, seperti pandemi Ebola di Afrika Barat (2013-2016).
Pandemi Ebola ini terjadi setelah seekor kelelawar yang terinfeksi virus menggigt seorang bocah, yang kemudian menginfeksi keluarganya.
Virus kemudian menyebar dengan cepat menewaskan hampir 11.000 orang meninggal di Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
Dilaporkan harian Süddeutsche Zeitung, satu instansi milik pemerintah AS yang meneliti prediksi penyakit juga telah mengidentifikasi daerah potensial di mana virus berbahaya kemungkinan besar akan mucul: koloni kelelawar di Amerika Tengah dan Selatan, tikus di Afrika Tengah.
"Seiring ekosistem dan habitat manusia yang terus berubah, selalu ada risiko bahwa penyakit yang diderita hewan akan menular pada ke manusia. Ini merupakan proses alami dan sangat penting bahwa kita menyadarinya dan mempersiapkannya. Ini kemungkinan menjadi risiko terbesar," dikatakan John-Arne Rottingen.
Satu pemicu lain yang kemungkinan menjadi sumber "penyakit X" adalah pengembangan penyakit menular yang disengaja untuk digunakan sebagai senjata, seperti yang dilaporkan harian Inggris Telegraph.
Beberapa waktu lalu, telah dilaporkan adanya rencana penggunaan senjata biologis mematikan. Pada tahun 2014, sebuah laptop milik ISIS yang berhasil disita mengungkapkan rencana serangan dengan menggunakan bakteri penyebab penyakit pes.
Apapun kasus yang mungkin terjadi, WHO berharap bahwa daftar penyakit yang disusunnya ini akan memacu pemerintah di seluruh dunia untuk meningkatkan sistem kesehatan. Sistem perawatan primer (dokter dan perawat) adalah kunci untuk menjaga kesehatan masyarakat, karena ini adalah pilihan terbaik untuk mendeteksi wabah penyakit baru sejak dini, dan membendungnya sebelum menyebar.
Lebih jauh WHO mengatakan, beberapa penyakit, seperti demam hemoragik dan enterovirus non-polio dihapus dari daftar. Namun WHO memperingatkan bahwa patogen penyakit-penyakit tersebut masih bisa menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan masyarakat, dan harus "diawasi dengan cermat"
*Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Takut Mati Seperti Warga Lain, Satu Desa di Sulsel Mengungsi Padahal Sudah Diruqyah Sekampung