Fakta Lain Kasus 19 Bocah Berhubungan Intim Menyimpang di Garut, Pelaku Anggap Hanya Permainan Biasa

Terungkap fakta lain soal kasus 19 anak-anak di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar) berhubungan intim menyimpang yang sempat menghebohkan publik

Kompas.com
Ilustrasi 

SURYA.co.id - Terungkap fakta lain soal kasus 19 anak-anak di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar) berhubungan intim menyimpang yang sempat menghebohkan publik.

Fakta lain kasus 19 bocah berhubungan intim menyimpang di Garut ini diungkap Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna dalam wawancara di acara Kabar Petang yang diunggah akun Youtube TV One, Rabu (24/4/2019).

Awalnya, Budi Satria mengungkapkan 15 anak merupakan pelaku sekaligus korban, sedangkan empat sisanya merupakan korban saja.

"Pelaku sekaligus korban ada 15 orang. Tapi yang jadi korban saja ada empat, tiga perempuan satu laki-laki hanya nerima jadi korban," kata Budi Satria.

19 bocah di Garut itu terlibat hubungan intim yang menyimpang akibat terpengaruh tontotan dari video berbau pornografi.

Keaslian Video Panas 6 Aktor Ganteng dan 2 Atlet yang Viral Terungkap, Pakar Telematika: Real!

Malam Pertama, Fadel Islami Pamer Foto Mesra di Ranjang Pengantin dengan Muzdalifah, Ucapkan 2 Kata

Vanessa Angel Janji Berhenti Nakal karena Mau Menikah, Endingnya Malah Minta Naik Harga

Viral Video Pasien Berhubungan Intim dengan Wanita di IGD Rumah Sakit Gianyar, Tersebar di WA

Berdasarkan pengakuan pelaku atau korban, Budi Satria menyebut para bocah itu tak sadar perbuatannya itu berbahaya.

Para bocah menganggap apa yang mereka lakukan itu adalah permainan biasa.

"Pengakuan pelaku atau korban, ini kan dianggapnya permainan biasa. Jadi enggak ada yang aneh, dia pikir itu permainan anak-anak biasa," katanya.

Berikut video selengkapnya:

VIRAL Kisah Sepasang Kekasih Divonis Kena Kanker Saat Berencana Menikah, Tetap Setia Saling Dukung

Jessica Iskandar Ungkap Kejanggalan Video Panas Artis Mirip Richard Kyle Kekasihnya, Beda, Katanya

Detik-detik Gabungan Kopassus & Kostrad Lawan Ratusan KKB Kelly Kwalik Demi Selamatkan 26 Sandera

Fakta Baru Polisi Viral Gendong Anak Saat Jaga Kotak Suara, ini Pengakuan & Kronologi Sebenarnya

Seperti diberitakan sebelumnya, pihak kepolisian melakukan penyelidikan atas kasus tersebut di Kecamatan Garut Kota.

Kasatreskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng menyatakan, 19 bocah itu memang berasal dari satu kampung.

Dilansir dari Tribun Jabar dalam artikel '7 Fakta 19 Anak-anak di Garut Kecanduan Seks Menyimpang, Seks Dilakukan di Toilet dan Lapangan Bola', berikut sejumlah fakta 19 anak-anak di Garut melakukan hubungan intim menyimpang:

1. Pelaku Berusia 8 Tahun Hingga 13 Tahun

Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Garut melakukan penyelidikan terkait belasan anak lelaki di bawah umur yang melakukan pelecehan dan seks menyimpang (sodomi) di Kecamatan Garut Kota.

Kasatreskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng mengatakan, penyelidikan dilakukan setelah ada laporan dari salah satu orangtua korban.

Perbuatan tersebut dilakukan oleh teman korban.

"Sementara ada 19 anak yang melakukannya. Semuanya berada di satu kampung," ujar Maradona, Kamis (24/4/2019).

Rentang usia ke 19 anak yang melakukan seks menyimpang ini mulai dari 8 hingga 13 tahun. Selain menjadi korban, ada juga yang menjadi pelaku.

2. Pelaku Seks Menyimpang Sesama Teman

Pelaku perilaku seks menyimpang anak-anak di Garut ternyata memiliki riwayat pernah menjadi korban seks menyimpang atau sodomi.

"Setelah jadi korban, lalu ada yang jadi pelaku juga. Jadi seperti menular," ujar Kasatreskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng.

3. Melakukan Seks Menyimpang Setelah Menonton Video Dewasa

Dari keterangan para korban dan pelaku, mereka melakukan aksinya setelah menonton video porno.

Video tersebut dimiliki salah seorang anak berusia 13 tahun di handphone-nya.

Film porno itu, tambahnya, didapat dari sebuah situs.

4. Kegiatan Seks Menyimpang Dilakukan di Toilet

Aktivitas seks menyimpang itu tak hanya dilakukan di rumah.

Namun juga di toilet dan lapangan sepak bola.

"Soal link situsnya tahu dari mana kami juga belum tahu. Dari satu anak terus menyebar ke anak lain. Bukan hanya jadi korban, tapi juga turut jadi pelaku," ucapnya.

6. Terbongkar Setelah Korban Melapor

Belasan anak lelaki di bawah umur yang ada di Kecamatan GarutKota, Kabupaten Garut, diduga telah melakukan tindakan seks menyimpang (sodomi).

Anak-anak tersebut terpengaruh setelah menyaksikan film porno.

Kasus asusila ini terbongkar setelah seorang korban yang juga pelaku mengakui perbuatannya kepada orangtuanya.

Dari pengakuan tersebut, orangtua korban dan tokoh masyarakat di Kelurahan Margawati, Kecamatan Garut Kota kemudian melaporkan kejadian ini ke Polres Garut.

"Totalnya ada 19 anak yang melakukan perbuatan itu (seks menyimpang). Semuanya teman bermain di satu wilayah," ujar SH (35), ketua RW setempat saat dihubungi, Kamis (25/4/2019).

Menurutnya, perilaku menyimpang anak-anak tersebut diduga akibat sering menonton video porno di handphone.

"Terakhir habis main bola, mereka nonton video porno di handphone salah satu pemuda," ucapnya.

Seringnya menonton vidio, lanjutnya, membuat anak-anak yang usianya sekitar 12 tahunan ini terinspirasi.

Mereka akhirnya melakukan perbuatan menyimpang itu.

"Saya tahu dari laporan orang tua anak-anak itu serta pengakuan korban dan pelaku juga," katanya.

7. Kasus Sudah Ditangani Polisi

Kasus penyimpangan seks anak-anak di Garut tersebut sudah ditangani aparat kepolisian. Anak-anak tersebut juga sudah mendapat penanganan dari psikolog.

"Sudah ada 19 anak yang terlibat, kalau tidak cepat ditangani korbannya akan banyak. Karena ini menular," ujar SH (35), ketua RW setempat saat dihubungi, Kamis (25/4/2019).

Perbedaan 4 Pernikahan Muzdalifah, dari yang Sederhana Hingga MEwah Pecahkan Rekor Muri

8. Penjelasan psikolog

Perilaku seks menyimpang sodomi tersebut terbongkar setelah ada pengakuan dari orangtua korban.

Lalu mengapa anak-anak bisa kecanduan seks setelah menonton video porno?

Berikut penjelasan menurut para psikolog anak dan remaja.

Diketahui bahwa rentang usia 19 anak yang melakukan seks menyimpang ini mulai dari 8 hingga 13 tahun.

Selain ada yang menjadi korban, ada juga yang menjadi pelaku. Dari keterangan keduanya, mereka melakukan aksinya setelah menonton video porno.

Video porno tersebut dimiliki oleh satu dari 19 anak-anak tersebut yang berusia 13 tahun, yang tersimpn di handphonenya.

Menurut Psikolog Pendidikan dan Perkembangan Anak Universitas Muhammadiyah Bandung, Anggi Anggraeni, perilaku seks menyimpang sodomi pada anak bisa terjadi karena dorongan libidonya aktif.

Pada fase laten di usia 5-6 tahun hingga sampai mulai pubertas, dorongan libido atau libidinal harus tidur.

Dorongan libido atau libidinal merupakan dorongan seks yang nanti akan bangkit di usia remaja.

Sedangkan pada usia tersebut, terjadi perkembangan kognitif dan sosialisasi dengan pesat, di mana anak-anak akan berkembang dan banyak bersosialisasi di lingkungannya.

Jika dorongan libidinal terstimulus lebih awal pada masa itu, hal tersebut akan menjadi masalah dan akan menjadi pengalaman traumatis pada anak.

"Biasanya pelaku seksual merupakan korban pelecehan di masa lalunya, sehingga libidinonya aktif," ujar Anggi Anggraeni saat dihubungi Tribunjabar.id (grup Surya.co.id), melalui ponselnya, Kamis (25/4/2019).

Sedangkan video porno merupakan konten yang dapat mengaktifkan dan mendorong libido aktif.

Dalam otak akan menghasilkan hormon dovamin yang merupakan zat kimia dalam otak yang menyebabkan kecanduan.

Ketika menonton video porno, zat dovamin akan muncul sehingga efek emosionalnya akan menciptakan kepuasan.

Hal tersebut dijelaskan oleh Psikolog Anak dan Remaja, Pamela Anggia Dewi, bahwa video porno dapat memunculkan sati zat kimia dovamin yang menstimulasi munculnya rasa senang yang sampai termanifest ke seluruh badan.

"Dalam kasus pornografi dan pengaruhnya ini, zat dovamin akan membanjiri otak dan akan membuat ketagihan," ujar Pamela Anggia Dewi saat dihubungi Tribunjabar.id, Kamis (25/4/2019).

Menurutnya, berdasarkan beberapa penelitian, terutama penelitian medis, memang pornografi akan memunculkan zat dovamin.

Ketika anak-anak mendapatkan paparan video porno, bisa jadi memicu keingin tahuan mereka sehingga akan mencari tahu.

Mengapa bisa terpapar video porno yang berujung kecanduan ?

Menurut Psikolog Anggi Anggraeni, anak-anak bisa terpapar video porno disebabkan beberapa hal.

Pertama bisa disebabkan karena terpapar dari lingkungan dan teman-temannya. Lingkungan merupakan tempat yang membentuk perilaku anak hingga kedepannya.

Kedua, bisa jadi anak-anak tersebut pernah menonton video porno sebelumnya, dan mengajak teman-temannya.

"Yang lebih kasian anak-anak yang terbawa-bawa, karena biasanya anak-anak diajak dan mengajak, karena bisa jadi mereka merasa video porno itu hal yang menyenangkan," ujar Anggi Anggraeni.

Psikolog Pamela Anggia Dewi juga menjelaskan bahwa ketika anak-anak sudah kecanduan, mereka akan mencari terus.

Mereka yang kecanduan akan mengalami disosiasi antara perasaan senang dan konsekuensi yang dilupakan.

"Jadi mereka yang mengalami disosiasi tidak bisa melihat dengan jelas dan objektif antara perasaan yang senang sesaat dengan konsekuensi kedepannya," ujar Pamela Anggia Dewi.

Ketika rasa zat dovamin memenuhi otak dan menyebabkan kecanduan muncul, mereka tidak akan memikirkan konsekuensi yang akan terjadi, dan hanya memikirkan kesenangan yang sesaat.

*Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul UPDATE Kasus Seks Menyimpang 19 Bocah di Garut, 3 Anak Ternyata Perempuan, Anggap Permainan Biasa

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved