Viral Media Sosial

VIDEO Kronologi Caleg Blokade Jalan Desa Pakai Batu & Tanah, Polisi: Mungkin Gak Banyak yang Nyoblos

Video kronologi calon legislatif (caleg) menutup akses jalan dua Desa di NTT karena diduga gagal meraih suara saat Pemilu 2019, ada di artikel ini

SURYA.co.id - Video kronologi calon legislatif (caleg) menutup akses jalan dua Desa di Nusa Tenggara Timur (NTT) karena diduga gagal meraih suara saat Pemilu 2019, menghebohkan dunia maya

Foto-foto jalan desa yang diblokade oleh si caleg diunggah di akun Facebook Fardin Bay Blankerz pada Rabu (24/4/2019).

Dalam foto tersebut, tampak batu besar, batu kecil, pasir, dan tanah sengaja diletakkan di tengah jalan hingga membuat akses jalan tertutup.

Dikutip dari Kompas.com dalam artikel 'Diduga Kalah Pileg, Seorang Caleg di NTT Tutup Jalan Desa', penutupan akses tersebut di 10 titik di jalan menuju Desa Marapokot dan Desa Nangadhero, Kecamatan Aesesa sejak Selasa (23/4/2019) malam.

Ruas jalan yang ditutup itu di antaranya di RT 01 dan 02 Desa Marapokot dan enam RT di Desa Nangadhero.

Caleg tersebut sengaja menutupi jalan karena diduga tak mendapat suara sesuai dengan harapan saat Pemilu 2019.

Kapolres Ngada AKBP Andhika Bayu Adhittama mengaku belum mengetahui identitas caleg dan parpol pengusungnya.

"Kejadian kemarin, caleg itu menutup jalan permukiman warga. Mungkin enggak banyak yang nyoblos. Belum tahu nama dan asal parpol karena kita belum lakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan," terangnya, Kamis (25/4/2019).

Akibat penutupan jalan tersebut, aktivitas warga terganggu hingga harus menjalan kaki jika akan melewati jalan tersebut.

Tetapi kini jalan sudah bisa lewati setelah dilakukan pembersihan dengan alat berat.

"Semua material sudah dibersihkan sejak kemarin sore, dengan menggunakan alat berat," sebut Andhika.

Dia mengimbau kepada caleg yang gagal tetap menjaga kondusifitas keamanan serta ketertiban masyarakat.

Berikut video kronologinya:

Video Detik-detik Serda Fauzia Kopassus Wanita Patahkan 134 Balok Beton, Ada Makna di Balik Aksinya

Warga Bakar Karpet Pemberian Caleg

Sebelumnya, viral video warga yang masih mengenakan pakaian ibadah menarik sejumlah karpet sholat ke luar masjid. 

Setelah itu, warga lalu beramai-ramai membakar karpet masjid itu di sebuah tanah lapang depan area masjid. 

Dilansir dari akun Instagram @riweuh_id, Sabtu (20/4/2019), sejumlah alat sholat dan perlengkapan masjid itu ternyata hasil sumbangan calon legislatif (caleg) wilayah setempat.

Dijelaskan dalam postingan akun ini, aksi warga ini dilandasi kekesalan terhadap sang caleg yang menyinggung semua sumbangan untuk masjid setelah gagal menjadi anggota dewan. 

Disebutkan juga jika kejadian itu berlangsung di Masjid daerah Tomolou, Tidore. 

"Ceritanya ada seorang caleg menyinggung semua sumbangan masjid di Tomolou, Tidore Kepulauan karena kalah nyaleg. Kesal dengan ucapan si caleg, masyarakat pun mengeluarkan semua pemberiannya bahkan membakarnya," tulis akun tersebut.

Video ini pun viral dan mendapat banyak reaksi dari netizen.
Banyak netizen yang menyayangkan kelakuan caleg dan warganya.

"Kek yg gak ikhlas yg ngasihnya," tulis akun @santopanca.

"Dari awal salah niat itu caleg .. Bukan untuk ibadah tapi cari massa untuk suaranya," komentar akun @si.ndut.376.

"Sama-sama emosi," lanjut akun @boobz_cool.

Dikutip dari Kompas.com (grup Surya.co.id) dalam artikel 'Tersinggung soal Perolehan Suara, Warga Kembalikan Karpet dari Caleg', AH juga sempat menyinggung sejumlah caleg lainnya.

Caleg yang disebutkan itu mendapatkan total suara yang signifikan di Tomalou, lebih banyak dari AH.

"AH menyinggung soal bantuan di Masjid Tomalou. Dari bantuan itu kata AH sudah diberikan, namun suara yang ia dapat di Kelurahan Tomalou tidak singnifikan," kata seorang warga, Syaiful, dikutip dari Kompas.com.

Namun, ia menyebut para caleg itu tak memberikan bantuan apa pun di daerah tersebut.

Berbeda dengan dirinya yang memberikan bantuan, khususnya untuk Masjid Tomalou.

"Dia juga sempat menyentil beberapa calon legislatif yang mendapatkan suara signifikan di Tomalou, padahal kata dia, tidak memberikan bantuan ke Tomalou,” ujarnya.

Ucapannya yang menyinggung soal bantuan itu membuat warga merasa tersinggung.

Akhirnya, mereka meminta AH untuk keluar dari masjid.

Saking emosinya, warga bahkan disebut sampai meneriaki caleg tersebut.

Dari video yang beredar di WhatsApp, sang caleg tampak diteriaki warga.

Ia sampai dilindungi sejumlah orang untuk berjalan menuju mobil. 

Seorang polisi pun turut mengawalnya.

Di sisi lain, para warga yang berhamburan di halaman masjid tampak heboh.

Mereka berteriak-teriak menyuruh sang caleg keluar dan pergi.

Di antara mereka bahkan menggusur dari karpet dalam masjid.

Karpet-karpet itu di keluarkan dari dalam masjid.

Dari suara orang merekam video itu, dijelaskan pernyataan AH itu mengundang protes dari warga.

Pernyataannya dinilai terlalu provokatif sehingga karpet yang ada di dalam masjid dikeluarkan sebagai bentuk protes.

Pada video itu, terlihat pula suasana di dalam masjid yang sangat kacau.

Terdengar suara seseorang menggunakan mikrofon yang mencoba menenangkan warga.

Tak hanya beredar di WhatsApp, video tersebut pun tersebar di media sosial.

Akibat kejadian ini, pihak kepolisian ikut turun tangan.

Setelah situasi kembali kondusif, polisi masih tetap berjaga.

“Anggota polres masih melakukan pejagaan dan patroli dialogis di kedua keluraham memastikan kejadian tidak berkembang,” Kapolres Tidore Kepulauan AKBP Doly Heriyadi, dikutip dari Kompas.

Selain mengeluarkan karpet dari dalam masjid, sempat terjadi bentrokan juga di antara warga.

Bentrokan itu terjadi antara warga Kelurahan Tomalou dengan kelurahan tempat asal AH, Kelurahan Gurabati.

Akibatnya, sempat terjadi saling lempar batu di antara mereka.

Tak lama kemudian, caleg tersebut memberi klarifikasi mengenai kasus tersebut.

Dalam pengakuannya, caleg berinisial AH itu membenarkan bahwa dirinya memang telah menjanjikan sejumlah sajadah untuk perlengkapan masjid yang sudah ia sepakati dengan lurah setempat.

Namun, hasil yang didapat caleg AH tak sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan oleh lurah kepadanya.

Caleg AH juga sempat mempertanyakan hasil pemilihan yang tak memenangkan dirinya di wilayah tersebut.

Video klarifikasi itu kemudian juga viral di medsos dan diunggah oleh sebuah akun gosip, Minggu (21/4/2019).

"Jadi tanggal 17 April, pemilih di Tomolou, satu pun tak boleh ke orang lain. Semuanya harus ke pak AH. Ternyata kemarin tanggal 17 itu warna-warni. Sehingga saya patut mempertanyakan itu.

Satu, saya sudah menjanjikan sajadah di lantai dua masjid, itu akan saya pasang dan bersepakat dengan lurah Tomolou serta jamaah masjid dengan catatan apa yang disampaikan pak lurah itu terwujud. Bahwa tanggal 17, saya menang," ucap caleg berinisial AH.

Dalam klarifikasinya pula, caleg AH mengatakan jika ia meminta untuk beberapa caleg yang namanya turut dipilih oleh warga, agar ikut membantu sajadah di masjid Tomolou.

Caleg AH juga menambahkan, atas perkataannya tersebut, beberapa warga menjadi tersinggung dan melakukan aksi pembakaran sajadah tersebut.

"Dengan demikian, saya berharap bahwa warga Tomolou yang memilih selain saya, untuk mengimbau agar mereka juga ikut membantu sajadah di lantai dua masjid. Kata-kata ini membuat mereka tersinggung. Di sini saya bertanya, 'di mana letak salah saya?'," jelas caleg AH.

Klarifikasi Caleg AH yang karpetnya dibakar warga
Klarifikasi Caleg AH yang karpetnya dibakar warga (Instagram/lambe_turah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diduga Kalah Pileg, Seorang Caleg di NTT Tutup Jalan Desa"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved