Penemuan Mayat dalam Koper
Pagi Ini, Rekonstruksi Adegan Pembunuhan dan Mutilasi Guru Honorer Kediri, Digelar di Dua Lokasi
Rekonstruksi adegan itu akan dimulai Rabu (24/4/2019) di Jalan Surya, Desa Sambi, Ringinrejo, Kediri, Jatim.
SURYA.co.id | KEDIRI - Rekonstruksi adegan pembunuhan disertai mutilasi Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kediri, akan digelar Penyidik Jatanras Polda Jatim, Rabu (24/4/2019).
Rekonstruksi adegan tersebut untuk mencari tahu detail proses perseteruan di antara korban dan pelaku hingga berhujung pembunuhan.
Rencananya rekonstruksi adegan itu akan dimulai Rabu (24/4/2019) di Jalan Surya, Desa Sambi, Ringinrejo, Kediri, Jatim.
Tepatnya di sebuah warung masakan Malaysia sebagai tempat terakhir korban diketahui cekcok dengan kedua pelaku sebelum meregang nyawa.
Kemudian, berlanjut ke lokasi lain tepatnya di pinggir Sungai Temas Lama, di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar.
Lokasi tersebut menjadi lokasi pertama dilakukannya penyelidikan untuk mengungkap pelaku pembunuhan.
Koper berisi mayat Budi Hartanto tanpa kepala, ditemukan pertama kali di lokasi tersebut, Rabu (3/4/2019).
"Kita akan melakukan rekonstruksi hari Rabu di TKP Kediri dan Blitar," kata Kasubdit III Jatanras Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela, Selasa (23/4/2019).
Mengingat akan ada beberapa setting lokasi yang bakal di datangi, lanjut Leo, pihaknya akan mulai proses reka adegan sejak pagi.
"Besok rekonstruksi akan kita mulai pagi sekitar pukul 08.00 WIB karena ada beberapa TKP," lanjutnya.
"Kemungkinan kita berangkat hari ini, sekalian membawa tersangkanya," tandasnya.
Menangis Sesenggukan
Sebelumnya, kasus pembunuhan Budi Hartanto (28), guru honorer Kota Kediri yang tubuhnya dimutilasi dan jasadnya dibuang di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, akhirnya dirilis Ditreskrimum Polda Jawa Timur, Senin (15/4/2019) siang.
Dua pembunuh Budi Hartanto, guru honorer Kota Kediri yang tubuhnya dimutilasi, dihadirkan dalam rilis tersebut.
Kedua tersangka pembunuh itu adalah Aris Sugianto dan Ajis Prakoso.