VIRAL Wanita Pengidap Gangguan Jiwa yang Makan Jari Tangan hingga Habis, Begini Fakta Sebenarnya

VIRAL Wanita Pengidap Gangguan Jiwa yang Makan Jari Tangan hingga Habis, Begini Fakta Sebenarnya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
surabaya.tribunnews.com/didik mashudi
Wiji Fitriani (kanan) penderita gangguan jiwa di Kediri yang kerap menggigit jari tangannya sendiri hingga putus. 

VIRAL Wanita Pengidap Gangguan Jiwa yang Makan Jari Tangan hingga Habis, Begini Fakta Sebenarnya

SURYA.co.id - Viral kasus wanita pengidap gangguan kejiwaan yang makan jari tangan hingga habis.

Wanita bernama Wiji Fitriani (29) asal desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri ini sering menggigit jari-jarinya jika sedang kambuh. 

Akibatnya, jari-jari tangan sebelah kiri Wiji kini tak ada lagi. Bahkan, telapak tangannya yang kini tersisa, dalam kondisi dibalut perban. 

Dedi tetangga Wiji, mengatakan bahwa Wiji tak hanya menggigit jari tangannya sendiri. 

"Kalau gangguan jiwanya kambuh, penderita menggigit jari tangannya sampai terluka dan mengisap darahnya. Kadang juga ditelannya," ungkap Dedi,  Kamis (18/4/2019).

Dedi menambahkan, sebelumnya jika gangguan jiwanya kambuh, Wiji juga sering menjerit-jerit dan mengamuk yang meresahkan tetangganya.

Jika gangguan jiwanya kambuh, biasanya penderita melampiaskan dengan menggigit dan menghisap darah dari luka di jari tangannya. "Kalau sudah menggigit jari biasanya sudah lapar," ujarnya.

Sejumlah fakta lain tentang wanita pengidap gangguan jiwa yang makan jari tangan hingga habis pun telah dirangkum oleh SURYA.co.id dari artikel 'Miris, Penderita Gangguan Jiwa di Kediri Menggigit Jari Tangannya Sendiri Hingga Putus Bila Kambuh,' dan 'Pengidap Gangguan Jiwa di Kediri yang Gigit Jarinya Sendiri Hingga Putus Butuh Perhatian Pemerintah', berikut fakta-faktanya.

1. Hobi Memakan Jari

Wiji Fitriani memiliki kebiasaan yang cukup aneh. Pasalnya Wiji Fitriani sering menggigit jari-jarinya sendiri.

Bahkan akibat kebiasaannya itu kini jari-jari di tangan kirinya sudah habis.

Tangan kirinya nampak dibalut perban karena telapak yang terluka.

2. Diasuh Sang Nenek

Dalam kesehariannya, Wiji Fitriani hanya tinggal bersama neneknya, Mbah Jirah (65).

Sehari-hari Mbah Jirah mengasuh Wiji Fitriani. Ia melakukan hal ini sejak orang tua Wiji jarang menemuinya karena mengetahui sang anak mengalami gangguan jiwa.

Relawan Milenial Jokowi - Maruf Amin Jawa Timur Kritik Amien Rais yang Videonya Viral

Pengakuan Lucinta Luna Soal Sosok Pacar Barunya Bikin Iri Seorang Miliarder, Makanya Cari Cewek

Mbah Jirah menyuapi cucunya penderita gangguan jiwa yang menggigit jari-jari tangannya sendiri hingga putus, Wiji Fitriani di rumahnya, Jumat (19/4/2019).
Mbah Jirah menyuapi cucunya penderita gangguan jiwa yang menggigit jari-jari tangannya sendiri hingga putus, Wiji Fitriani di rumahnya, Jumat (19/4/2019). (surabaya.tribunnews.com/didik mashudi)

3.Penjelasan Pihak Terkait

Koordinator Dewan Kesehatan Rakyat Jawa Timur, Arif Witanto mengatakan, pihaknya akan segera menangani kasus Wiji Fitriani.

"Petugas Kesehatan di Kabupaten Kediri seharusnya bisa lebih memberikan perhatikan kepada Wiji, pasien jiwa yang memakan jarinya," harap Arif Witanto, Koordinator DKR Jatim

Arif menambahkan, para petugas seharusnya juga melakukan jemput bola kepada pasien dan tidak hanya menunggu laporan.

4. Sering di kerangkeng

Arif Witanto juga menyarankan agar Wiji bisa secepatnya mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Pihak keluarga tidak pernah memberikan obat penenang apapun kepada Wiji.

Jika gangguan jiwa Wiji kumat, biasanya hanya dimasukkan kedalam kerangkeng.

5. Bagian Tubuh Mulai Membusuk

Karena kebiasaan Wiji yang sering menggigit bagian tubuhnya sendiri, akibatnya tubuh Wiji mengalami luka-luka. 

Bahkan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Dedi menceritakan, selain bagian jari yang terluka karena digigit, kedua lulutnya juga terdapat luka yang mulai membusuk. Bagian siku tangan kiri juga terluka. Malahan saat luka di lututnya diberi cairan antiseptif juga keluar belatungnya.

Sejauh ini penderita masih belum mendapatkan perhatian dari pihak terkait. "Dulu pernah diperiksakan ke puskesmas dan diberi obat, tapi tidak ada tindak lanjutnya," jelasnya.

Kabarnya, Mbah Jirah hanya mampu memberikan perawatan berupa perban dan cairan revanol di luka-luka Wiji.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved