Detik-detik Puluhan Brimob Rusak Sebuah Rumah Usai Rekannya Dibacok Preman, Begini Pengakuan Warga
Detik-detik puluhan anggota kepolisian dari Satuan Brimobda Sultra diduga telah merusak rumah seorang warga, ada di artikel ini
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Detik-detik puluhan anggota kepolisian dari Satuan Brimobda Sultra diduga telah merusak rumah seorang warga terjadi di Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Minggu (7/4/2019) sekitar pukul 01.30 Wita.
Rumah yang diduga dirusak puluhan Brimob itu merupakan milik Yuda Husnah (68), dan mengalami kerusakan di beberapa tempat seperti kaca jendela hancur, pintu rumah rusak dan kamar serta dapur diobrak abrik.
Dilansir dari Kompas.com, aksi puluha Brimob ini dipicu karena seorang rekannya menjadi korban pembacokan sekelompok preman di Simpang Adibahasa Kendari
Puluhan anggota Resmob polda Sultra itu melakukan pengejaran dan pelaku diduga bersembunyi di dalam rumah Yuda Husnah
Yuda Husnah menuturkan, saat rumahnya didatangi puluhan anggota Brimob, ia tengah tertidur dengan delapan orang cucunya.
• VIDEO Detik-detik Anggota TNI Dikeroyok Simpatisan Partai Saat Lihat Kampanye, Begini Kondisi Korban
• Perjuangan GrabFood Wanita Antar Makanan Pakai Kursi Roda, Semangat Bekerja Meski Kakinya Lumpuh
• Sosok Gaib di Rumah Mewah Aurel & Azriel Hermansyah Diungkap Sara Wijayanto, Ada Kayak Kuburan
• TERUNGKAP Kejelasan Hubungan Jennifer Dunn & Faisal Haris, Pengacara Beberkan Pernikahan Resmi
Ia pun terbangun, kaget mendengar kaca rumahnya pecah akibat lemparan sesuatu dari luar.
Saat keluar kamar, ibu paruh baya ini melihat beberapa orang yang tak diketahui identitasnya melakukan perusakan, sembari berteriak menyuruhnya keluar
"Saat kejadian banyak polisi di depan rumah, tapi hanya menonton saja.
Sementara dalam rumah saya tidak tahu persis berapa jumlahnya, tapi yang di luar itu banyak,” kata nenek Yuda, Senin (8/4/2019).
Sementara dirinya tidak mengetahui persis penyebab rumahnya menjadi sasaran perusakan.
Bahkan saat kamarnya didobrak, Yuda Husnah mengaku hampir terkena tusukan sangkur di bagian perut, karena mencoba menahan pintu kamar yang coba dibuka secara paksa oleh oknum aparat kepolisian.
Tak terima dengan aksi perusakan rumahnya itu, Yuda Husnah telah melaporkan ke Mapolda Sultra.
Kabid Humas Polda Sultra AKBP Hary Goldenhard mengatakan bahwa benar adanya perusakan yang dilakukan oleh anggota Brimob Sultra.
Hal itu disebabkan ada seorang anggota Brimob yang dilukai dengan parang tanpa sebab oleh sekelompok preman dan pelakunya diduga bersembunyi di rumah tersebut.
Hanya saja, saat dikejar pelaku masih kabur dan saat ini dalam pencarian.
“Mereka lari bersembunyi di rumah tersebut, jumlah mereka sekitar puluhan orang preman (banyak). Setelah malam itu anggota kita dihadang,” tambahnya.
Pihaknya, lanjut Harry, telah membentuk tim untuk mengusut kasus tersebut.
"Tim Reskrimum ditugaskan mencari pelaku penganiayaan terhadap anggota dan propam untuk menyelidiki perusakan rumah warga," terangnya.
Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) Kombes Pol Joni Afrizal Syarifuddin juga membenarkan adanya kejadian perusakan rumah itu meruoakan upaya penangkapan terhadap preman yang menganiaya anggota Brimob bernama Bripda Roxi.
Joni menegaskan, tidak ada niat dari pihak anggota Brimob untuk melakukan perusakan.
Kronologi Pembacokan
Joni juga menceritakan, awalnya Bripda Roxi melintas di Simpang Adi Bahasa Baruga pada Minggu dini hari (7/4/2019).
Kelompok preman yang sedang berkumpul di tempat itu meneriaki Bripda Roxy dengan kata-kata kasar.
Bripda Roxy kemudian berhenti menanyakan maksud kelompok tersebut, namun salah di antara preman itu ada yang langsung mengayunkan parang hingga mengenai pinggang Bripda Roxi.
Usai menganiaya, sekelompok preman itu lalu melarikan diri ke dalam rumah di jalan Mayjend Katamso tersebut.
“Saat kelompok preman masuk ke dalam rumah. Anggota kami berusaha menangkap, tapi sama sekali tidak ada niat dari anggota Brimob untuk melakukan perusakan,” ujarnya.
Permintaan Maaf
Joni juga menyampaikan permintaan maaf kepada Yuda atas kejadian perusakan itu.
Di hadapan awak media, Komandan Brimob Polda Sultra, mengaku bersalah atas tindakan anggotanya yang terlibat dalam pengerusakan tersebut.
“Kami meminta maaf, atas insiden yang dilakukan oleh anggota kami. Sebagai bentuk rasa tanggung jawab pasca kejadian ini, kami telah mengganti rugi dan memperbaiki seluruh kerusakan rumah milik ibu Yuda Husna,” ujar Joni.
Pihaknya tetap akan memproses beberapa anggota Brimob, yang terlibat dalam tindakan pengerusakan rumah milik Yuda Husna.
“Secara internal, kasus ini tetap di lakukan pemeriksaan terhadap beberapa anggota saya. Belajar dari persoalan ini, kami berjanji hal ini tidak akan terulang lagi,” ucapnya.
Yuda Husna, telah menerima permintaan maaf pihak Brimob atas kejadian musibah yang menimpanya.
“Saya telah menerima permintaan maaf, dari bapak Komandan Brimob atas peristiwa ini. Bagaimanapun, insiden ini memang tidak luput dari kekhilafan yang telah lepas kendali karena kesalahpahaman. Saya juga keluarga besar Brimob Polda Sultra, hal ini tidak akan lagi saya perbesarkan,” tutur Yuda.
Anggota Brimob Tewas Dikeroyok di OKU Selatan
Sebelumnya, penganiayaan terhadap anggota Brimob juga pernah dialami oleh Briptu Yusuf, anggota Satuan Brimob yang bertugas di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan
Kronologi pengeroyokan anggota Brimob ini menyebabkan korban tewas seusai dibacok dan ditusuk oleh lima orang pelaku.
Dilansir dari Kompas.com, kronologi pengeroyokan anggota Brimob ini berlangsung di ruas Jalan Raya Ranau, Kelurahan Batu Belang Jaya, Kecamatan Muaradua, Kabupaten OKU Selatan, Sumsel, pada Minggu (30/12/2018) malam
Bermula saat Briptu Yusuf sedang mengendarai sepeda motor, lalu pelaku Yongki yang juga mengendarai sepeda motor, memotong lajur kendaraan yang dikendarai Briptu Yusuf sambil memainkan gas motornya.
Briptu Yusuf yang emosi langsung mengejar Yongki dan memukul pelaku menggunakan senjata api.
Dua rekan pelaku, yakni Zainal dan Nizar, yang melihat kejadian tersebut mencoba menolong Yongki.
Namun keduanya ikut dipukul Briptu Yusuf menggunakan pistol.
"Dua pelaku lagi datang dan langsung mengambil parang hingga membacok Briptu Yusuf di bagian wajah. Satu luka tusuk di dada diduga yang menyebabkan korban tewas," kata Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Senin (31/12/2018).
Dijelaskan Zulkarnain, ketika kejadian, Briptu Yusuf dalam kondisi lepas dinas dan tanpa mengenakan seragam lengkap kepolisian. Para pelaku pun tak mengetahui bahwa korban adalah anggota polisi.
"Briptu Yusuf memakai baju preman dan memang lepas dinas. Tetapi membawa senjata, karena memang sudah ada izinnya," ujarnya.
Jenderal bintang dua ini pun menyesalkan tindakan Briptu Yusuf yang terpancing emosi dan lebih dulu memukuli para pelaku menggunakan senjata api.
"Sebenarnya itu awalnya masalah kecil, kalau saya seperti itu (motor digas-gas) saya doakan saja semoga kendaraannya tidak terjatuh," kata dia.
Tribunsumsel.com (grup Surya.co.id) mendapatkan rekaman video dari CCTV milik warga yang beredar, Senin (31/12/2018).
Rekeman video itu menunjukkan detik-detik Brigpol Yusuf ditusuk pelaku pertama di depan halaman rumah warga.
Dari rekaman berdurasi 29 detik, terlihat seorang lelaki berlari saat kejadian.
Selang beberapa detik, ada seorang lelaki berambut gondrong lari dengan membawa senjata tajam jenis pisau yang telah berlumuran darah.
Tak lama berselang, muncul Brigpol Yusuf yang mengejar lelaki tersebut.
Saat berhadapan, lelaki berambut gondrong tersebut mengacungkan senjata tajam jenis pisau ke arah Brigpol Yusuf.
Melihat hal tersebut, Brigpol Yusuf mengeluarkan senjata api jenis revolver dan berupaya menembakan ke arah pelaku.
Tidak tahu kenapa pistol milik Brigpol Yusuf tak meletus. Beberapa kali, Brigpol Yusuf terlihat berupaya untuk meletuskan senjatanya.
Saat itu, kondisi Brigpol Yusuf sudah dalam keadaan mengalami luka tusuk. Karena terlihat di video tersebut darah jatuh di tanah tempat Brigpol Yusuf berdiri.
Yusuf berjalan terhuyung dekat mobil sedan merah yang parkir di halaman depan rumah di pinggir jalan. Tangan kananya memegang benda.
Sepertinya korban sudah terluka karena ada jejak darah dari depan rumah menuju mobil tersebut.
Dia berterak, "Keluar, keluar!" Di sisi kanan mobil tampak seorang lelaki.
Datang dua motor berboncengan dan sendirian, disusul seorang pria berbaju putih langsung menghampiri korban dan mengayunkan tangan diduga memegang senjata tajam.
Korban terhuyung ke belakang mobil.
Terlihat sepucuk senpi tergeletak dekat ban belakang kiri sedan merah. Orang-orang berteriak," Sudah, sudah."
Pada sebuah video lainnya tampak Yusuf bersimbah darah di bagian perut sedang diangkat empat orang di tengah jalan.
Terlihat seorang polisi berseragam dan warga berkendaraan motor banyak berkerumun.
Yusuf sempat dibawa Klinik Ismadana, lalu dilarikan ke RS Umum Sabutan, tapi nyawanya tidak tertolong.
Yusuf yang meninggal setelah mengalami luka tusuk meninggalkan istri yang sedang hamil anak ketiga
Berikut videonya:
Menindaklanjuti kasus ini, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Inspektur Jenderal (Irjen) Zulkarnain Adinegara memerintahkan semua jajaran Brimob tidak melakukan aksi balas dendam.
Perintah tegas itu disampaikan kedua jenderal menyusul tewasnya seorang anggota Brigade Mobil (Brimob) Polda Sumatera Selatan akibat dikeroyok.
Informasi yang dihimpun, Brigadir Satu (Briptu) Yusuf ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di ruas Jalan Raya Ranau, Kelurahan Batu Belang Jaya, Kecamatan Muaradua, Kabupaten OKU Selatan, Sumsel pada Minggu (30/12/2018) malam.
"Memang kemarin ada anggota dianiaya sekelompok masyarakat dan meninggal. Korban berdinas di Datasemen Belitang, OKU Timur," kata Kapolda Irjen Zulkarnai Adinegara saat ditemui di Mapolda Sumsel, Senin (31/12/2018).
Untuk motif, lanjut Zulkarnain, sejauh ini masih didalami oleh penyidik Polres OKU Selatan dan Polda Sumsel.
Ketiga pelaku pengeroyokan sudah ditahan.
"Motif masih kami dalami, sudah ada tiga pelaku ditangkap dan langsung dibawa ke Polda untuk menghindari yang tidak diinginkan. Sesuai dengan perintah dari Kapolri, jangan sampai ada aksi balas dendam," tegas Kapolda.
"Jangan mentang-mentang ini anggota Brimob meninggal terus balas dendam. Tidak boleh ada balas dendam setelah temannya dibunuh, biar kita selesaikan ini sesuai proses hukum," tegasnya.

Tubuh korban mengalami sejumlah luka tusuk di rusuk kiri, pergelangan tangan kiri, dan luka di pipi kiri.
Saat ini, Kasat Brimob Polda Sumsel telah berada di lokasi untuk menyelidiki kasus tersebut.
*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cari Penganiaya Teman, Puluhan Brimob Serang dan Rusak Rumah Seorang Nenek di Kendari" dan "Anggota Rusak Rumah Nenek Yuda Husna, Dansat Brimob Sultra Minta Maaf "